Pernikahan Dini di Masa Pandemi

Ilustrasi pernikahan dini

Pandemi memang mengubah tatanan kehidupan manusia hampir seratus delapan puluh derajat berubah. Dalam berbagai lini kehidupan yang sebelum kedatangan wabah ini, masyarakat bisa menikmati aktivitas tanpa risih atau waswas tertular penyakit.

Banyak aktivitas harian yang berubah total. Segalanya beranjak ke rumah. Dari mulai school from home alias belajar daring, work from home alias kerja dari rumah. Belum lagi pembatasan sosial lainnya dan protokol kesehatan yang ketat dalam tatanan kehidupan sehari-hari.

Dalam dunia pendidikan pandemi ini terasa begitu nyata. Semua aktivitas tatap muka di sekolah hampir seluruh daerah dinyatakan hanya boleh belajar daring atau semi daring. Tiga bulan menjalani masa pembatasan sosial, segelintir siswa ini bukan semakin aktif mengikuti SFH. Mencengangkan sekali. Justru oknum para siswa siswi SMP di Lombok ini menikah karena terlalu bosan dengan belajar daring 😵.

Bukannya bersungguh-sungguh mengerjakan tugas SFH. Mereka justru menikah. Entah bagaimana dengan pola pikir orangtuanya ini. Pernikahan dini seakan masih hal lumrah bagi sebagian penduduk Lombok. Alasan ekonomi, siswi perempuan ini yang menyebabkan pernikahan dini dilakukan. Apalagi masa pandemi ini, banyak pengangguran yang pulang kampung. Setiap hari beban biaya hidup terus berjalan. Namun pemasukan kian sulit didapat.

Ilustrasi siswa menikah dini

Sungguh menyedihkan jika menilik fakta yang terjadi di sebagian wilayah negeri ini. Kesadaran akan pendidikan dasar dan menengah seolah masih belum menjadi kewajiban. Padahal pemerintah sejak periode presiden SBY sudah mempermudah hak anak untuk mendapatkan pendidikan gratis melalui adanya dana BOS. Namun, masih banyak adat dan kebiasaan masyarakat yang tak begitu memanfaatkan kemudahan ini.

Terbukti dari masih rendahnya tingkat melanjutkan sekolah ke jenjang menengah pertama dan menengah atas di beberapa daerah.

Sudah saatnya semua penduduk melek pendidikan, bukan hanya di wilayah perkotaan saja melainkan seluruh wilayah di Indonesia. Pendidikan adalah bekal masa depan yang paling penting. Bagaimanapun negara kita butuh SDM yang handal dari para generasi penerus bangsa.

Bahkan sekarang pemerintah sudah menggratiskan biaya pendidikan menengah atas atau kejuruan. Bukan tak mungkin beberapa tahun ke depan perkuliahan pun akan gratis. Jadi alasan ekonomi bukan lagi momok utama dalam melanjutkan pendidikan.

Semoga kejadian seperti ini tidak terulang kembali ya, di negeri kita. Pandemi jangan dijadikan alasan untuk mengambil langkah yang merugikan masa depan anak bangsa.

Bagaimana pendapat agan dan sista? Yuk diskusi di sini.

Jangan lupa semangat, semoga wabah ini cepat pergi. Tetap jaga kesehatan.

[URL=https://www-viceS E N S O R.cdn.ampproject.org/v/s/www.vice.com/amp/id_id/article/z3ekn8/angka-pernikahan-dini-pelajar-meningkat-di-lombok-timur-akibat-pembelajaran-jarak-jauh?amp_js_v=a3&_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA%3D#aoh=15980340741943&csi=1&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&share=https%3A%2F%2Fwww.vice.com%2Fid_id%2Farticle%2Fz3ekn8%2Fangka-pernikahan-dini-pelajar-meningkat-di-lombok-timur-akibat-pembelajaran-jarak-jauh]Referensi[/URL]

Sumber gambar

sumber gambar

Belajar Bersama Bisa