Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

gilbertagungAvatar border
TS
gilbertagung
Bagaimana MEFObills Membantu Hitler Membangkitkan Militer Jerman?


Dalam tempo 9 bulan dari September 1939 hingga Juni 1940, Jerman melancarkan serangan cepat dan berhasil menaklukkan 7 negara Eropa. Ini adalah hal yang sangat mengejutkan mengingat Perjanjian Versailes yang ditandatangani pada 1919 membatasi dengan ketat kekuatan militer Jerman. Bagaimanakah Jerman mampu membangun kembali militernya dengan pembatasan semacam itu?

Klik gambar untuk menuju sumber gambar

Versailes Mengebiri Militer Jerman

Aula Kaca Istana Versailes, tempat Perjanjian Versailes ditandatangani pada 28 Juni 1919.

Perjanjian Versailes ditandatangani di Aula Kaca Istana Versailes, Paris, pada 28 Juni 1919. Pemilihan tanggal ini karena bertepatan dengan 5 tahun terbunuhnya Adipati Franz Ferdinand dan istrinya oleh Gavrilo Princip di Sarajevo, pemicu Perang Dunia I. Ini adalah hasil dari Konferensi Damai Paris yang digelar sejak 18 Januari 1919 dan menjadi ajang Sekutu pemenang perang untuk mendiskusikan perjanjian damai dengan Jerman, tanpa melibatkan pihak Jerman.

Sekutu, terutama Prancis, memberi beban berat bagi Jerman. Bukan hanya mewajibkan pembayaran pampasan perang yang besar bagi Jerman dan mengurangi wilayahnya, namun militer Jerman juga dikebiri agar tidak bisa lagi melakukan serangan berbahaya terutama terhadap Prancis. Jumlah personil Angkatan Darat Jerman diatur maksimal hanya 100.000 orang dan tanpa Staf Pimpinan. Angkatan Laut hanya dapat memiliki 15.000 orang, 6 kapal perang, 30 kapal kecil, dan tanpa kapal selam. Jerman tidak diperbolehkan memiliki Angkatan Udara. Produksi mobil, tank, kapal selam, pesawat tempur, dan gas beracun oleh Jerman dilarang. Hanya beberapa pabrik yang bisa memproduksi persenjataan. Jerman juga tak boleh menaruh pasukan militer di wilayahnya hingga 50 kilometer sebelah timur sungai Rhine. Dengan ini semua, tampak mustahil bagi Jerman untuk kembali berperang melawan Sekutu di masa mendatang.

Ekonomi Hancur Berantakan, Hitler Tampak Menjanjikan

Kanselir Adolf Hitler bertemu dengan Presiden Paul von Hindenburg pada Hari Postdam, 21 Maret 1933. Dengan desakan dari kelompok industrialis, Hindenburg mengangkat Hitler, mantan rivalnya pada pemilihan presiden 1932, sebagai kanselir pada 30 Januari 1933.

Rakyat Jerman yang merasa dipermalukan dan diperlakukan semena-mena dengan perjanjian damai yang didikte tersebut ingin membalikkan keadaan. Didukung kekacauan ekonomi pada masa Depresi Besar 1930-an, kelompok-kelompok ekstrem, baik kiri maupun kanan, sama-sama menemukan momentum untuk mengakhiri Republik Weimar yang lemah dan patuh pada tekanan Sekutu. Di kubu kiri, terdapat KPD (Partai Komunis Jerman). Di kubu kanan, ada NSDAP (Partai Buruh Nasional Sosialis Jerman atau Nazi). Adolf Hitler dari NSDAP menjanjikan kembalinya keamanan dan keterlibatan serta membalas penghinaan oleh Perjanjian Versailes. Di tengah kesulitan ekonomi yang menimpa sebagian besar rakyat Jerman, NSDAP berhasil mendominasi dalam pemilihan anggota Reichstag pada 31 Juli dan 6 November 1932 meski tidak bisa membentuk pemerintahan. Namun, Hitler kalah dari Paul von Hindenburg dalam pemilihan presiden Maret-April 1932.

Namun, nasib baik berpihak pada Hitler. Dengan dukungan kaum industralis kepada Hitler dan lobi partai-partai tengah, Hindenburg menunjuk Hitler menjadi kanselir pada 30 Januari 1933. Dengan bantuan Hjalmar Schacht, Hitler bertemu dengan sekelompok industrialis besar pada 20 Februari 1933 yang berujung bantuan 3 juta reichsmark untuk menghadapi pemilu 1933 yang dimenangi Nazi. Kebakaran Reichstag pada 27 Februari 1933 semakin menguatkan posisi Hitler dengan menangkap anggota komunis dan memberlakukan undang-undang darurat.

MEFObills, "Senjata Ekonomi Rahasia" Hitler

Bagan alur skema pembiayaan dengan MEFObills.

Setelah berkuasa, Hitler ingin memulihkan perekonomian yang terpuruk akibat Depresi Besar dan membalikkan pembatasan akibat Perjanjian Versailes.

Dalam mengurangi angka pengangguran, Hitler menerapkan kebijakan yang memberi insentif bagi penciptaan lapangan kerja seperti mengutamakan perusahaan yang menggunakan tenaga kerja ketimbang mesin dalam pemberian kontrak kerja pemerintah, melarang pemakaian mesin yang mengurangi penggunaan tenaga kerja, dan melarang perusahaan memberhentikan karyawan tanpa izin pemerintah. Pemerintah juga menggelar proyek padat karya seperti pembangunan jalan raya seantero Jerman (Autobahn), perintisan mobil rakyat (Volkswagen), dan produksi radio massal untuk propaganda. Hitler juga mendorong wanita untuk meninggalkan angkatan kerja. Mereka yang bekerja diberhentikan dan yang tetap di rumah diberi insentif sebesar 1.000 reichsmark.

Kegiatan impor juga dibatasi hanya untuk kebutuhan yang penting atau bahan baku untuk barang ekspor. Pembayaran untuk impor bagi penjual luar negeri dimasukkan dalam rekening khusus berdenominasi reichsmark di bank di Jerman. Rekening ini disebut askiatau Auslander Sonderkonten für Inlandszahlungen (Rekening khusus orang asing untuk pembayaran dalam negeri). Selain untuk menghemat pengeluaran devisa, kebijakan ini juga diterapkan agar industri Jerman memproduksi sendiri barang-barang yang tadinya diimpor.

Sebagai hasil dari kebijakan di atas, Hitler berhasil menurunkan angka pengangguran dari 6 juta pada 1932 menjadi 1 juta pada 1937, 180 ribu pada 1938, dan 34 ribu pada April 1939.

Kemudian, Hitler pun ingin membangun industri militer sebagai langkah lebih lanjut menciptakan lapangan kerja dan membalas penghinaan Versailes. Pada Maret 1935, pemerintah mengumumkan persenjataan kembali sebagai prioritas utama. Namun, Versailes sendiri masih mengikat Jerman dan pengeluaran pemerintah untuk pertahanan yang mencolok akan diperhatikan oleh Sekutu. Pemerintah juga hanya dapat meminjam maksimal 100 juta reichsmark dari Reichsbank dan batas atas suku bunga secara legal sebesar 4,5 persen yang membatasi kemampuan pemerintah untuk membiayai pertahanan.

Untuk mengakali hal tersebut, Hjalmar Schacht, Presiden Reichsbank, menciptakan sebuah skema baru. Sebuah perusahaan bernama Metallurgische Forschungsgesellschaft, m.b.H. atau MEFO dibentuk dengan modal 1 juta reichsmark. Perusahaan ini kemudian mengeluarkan surat utang bernama MEFObills atau MEFOWeschel yang berbunga 4 persen. Surat utang ini digunakan untuk membayar pesanan persenjataan kepada perusahaan yang dikontrak pemerintah. Karena surat utang ini bukanlah mata uang dan MEFO secara resmi bukanlah perusahaan milik negara, pembiayaan ini tidak masuk dalam anggaran pertahanan dan tidak terdeteksi oleh Sekutu yang menerapkan pembatasan militer. Utang negara juga tampak tidak bertambah banyak meski pemerintah mengalami defisit anggaran.

MEFObills seharusnya dapat didiskontokan (ditukarkan dengan uang tunai) di bank komersial, yang akan merediskontokannya ke Reichsbank, dalam waktu 6 bulan. Namun, agar hal tersebut tidak terjadi (yang dapat memicu inflasi dan kecurigaan Sekutu), masa jatuh temponya terus diperpanjang setiap 90 hari hingga mencapai maksimal 5 tahun pada 1939. Hingga 31 Maret 1938, saat penerbitannya lebih lanjut dihentikan karena Jerman telah mencapai kondisi tenaga kerja penuh, total MEFObills yang sudah beredar mencapai 12 miliar reichsmark, bahkan diduga mencapai 21 miliar reichsmark. Sebagai perbandingan, total obligasi regular pemerintah Jerman pada periode yang sama mencapai 19 miliar reichsmark. Karena ini pula, MEFObills juga beredar di perusahaan dan publik dan diperlakukan seperti mata uang.

MEFObills memungkinkan pemerintah Jerman membiayai remiliterisasi tanpa meninggalkan jejak. Kira-kira dari 1/5 dari total pengeluaran untuk keperluan pertahanan periode 1933 hingga 1939 dibiayai dengan MEFObills. Perusahaan tersebut sendiri sebenarnya tidak memiliki operasi nyata dan berfungsi hanya untuk menyamarkan pembiayaan bagi produksi militer agar tidak terendus Sekutu.

MEFObills pun menciptakan "keajaiban". Ekonomi Jerman mampu tumbuh di atas 8 persen per tahun dari 1934 hingga 1939 namun tingkat inflasi tahunan hanya di bawah 4 persen pada periode yang sama. Ini adalah hal yang janggal terjadi karena pertumbuhan ekonomi tinggi lazimnya dibarengi inflasi yang meningkat. Sekali lagi, semua itu disebabkan peredaran MEFObills yang tidak berkontribusi terhadap tingkat inflasi namun melesatkan perekonomian, selain karena penerapan kontrol harga sejak 1934. Ini pun menyembunyikan inflasi dan masalah ekonomi Jerman yang sesungguhnya dari pandangan. MEFObills ini tidak tercatat resmi sebagai utang pemerintah Jerman meskipun digunakan untuk membiayai pembelian persenjataan oleh pemerintah. Ini artinya, beban utang pemerintah Jerman yang sebenarnya lebih berat dari yang tampak dalam catatan.

Selain MEFObills, pemerintah Jerman juga mengeluarkan berbagai surat utang lainnya untuk membayar berbagai keperluannya seperti Lieferungsschatzanweisungen untuk membayar pemasok pada 1939 dan Arbeitsbeschaffungswechseln pada 1934 dan 1935.

Schacht kemudian berselisih paham dengan Hitler mengenai pembiayaan persenjataan terus-menerus dengan MEFObills karena apabila MEFObills dikeluarkan dalam jumlah terlalu banyak dan didiskontokan secara bersamaan, inflasi akan melambung dan membahayakan perekonomian. Apalagi ketika kondisi tenaga kerja penuh tercapai dan kapasitas produksi sudah mentok. Hitler sendiri ingin terus menambah jumlah MEFObills dan kredit Reichsbank untuk membayar persenjataan. Pada Januari 1939, Hitler memecat Schacht dari jabatan Presiden Reichsbank. Sebelumnya, Schacht telah mundur dari jabatan Menteri Perekonomian pada November 1937 karena tak dapat menyeleraskan kebijakannya dengan Herman Göring yang ingin terus memperbesar belanja militer.
Namun, ia tetap menjabat Menteri Tanpa Portofolio hingga 1943. Pada 1944, ia ditangkap karena dugaan terlibat dalam upaya pembunuhan Hitler pada 20 Juli 1944. Ia ditawan di kamp konsentrasi Dachau, kemudian ditawan Sekutu pada 1945, dinyatakan tidak bersalah oleh Pengadilan Nuremberg, namun oleh pengadilan denazifikasi Jerman Barat ia dihukum 8 tahun penjara namun dibebaskan pada 2 September 1948. Ia mendirikan bank di Dusseldorf dan sempat menjadi penasihat ekonomi Indonesia pada 1950-an. Ia wafat pada 4 Juni 1970 di München.

Prediksi Schacht mengenai bahaya belanja militer berlebihan terhadap perekonomian menjadi kenyataan. Pada 1939/40, belanja militer mencapai 32,3 miliar reichsmark dan mencapai 128,4 miliar reichsmark pada 1944/45. Pada periode yang sama, defisit anggaran membengkak dari 12,6 miliar reichsmark menjadi 81,6 miliar reichsmark dan total utang juga meningkat dari 47,9 miliar reichsmark menjadi 379,8 miliar reichsmark.


Demikian thread dari saya kali ini. Upaya Hitler membangkitkan militer dengan menggunakan surat utang "swasta" sebagai penyamaran memang membuahkan hasil. Namun, efeknya terhadap perekonomian menjadi membahayakan. Bagaimana pendapat Anda? Sampaikan pada kolom komentar.


Hardach, Karl. 1980. The Political Economy of Germany in the Twentieth Century. Berkeley : University of California Press.
Whittock, Martyn. 2011. A Brief History of The Third Reich : The Rise and Fall of the Nazis. London : Little, Brown Book Group.
Referensi I
Referensi II
Referensi III
Referensi IV
Referensi V
Referensi VI
Referensi VII
Referensi VIII
Referensi IX
Referensi X
Referensi XI
Referensi XII
Referensi XIII
Referensi XIV
Referensi XV
Referensi XVI
Referensi XVII
Referensi XVIII
Referensi XIX
Referensi XX



Diubah oleh gilbertagung 26-08-2020 04:10
Fireznaya
sukakuda
sposolo
sposolo dan 43 lainnya memberi reputasi
42
5.7K
61
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.