Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

miftakhanaAvatar border
TS
miftakhana
Inna Ma'al Usri Yusron


Saat memasuki awal bulan Agustus banyak masyarakat yang antusias dalam menyambut peringatan hari kemerdekaan Indonesia, hari yang sangat bersejarah bagi semua orang di negeri ini.
Mulai dari kalangan muda-mudi, anak-anak hingga orang tua di desa maupun di kota telah mempersiapkan berbagai acara yang rutin diselenggarakan hampir setiap tahunnya.

Tak ketinggalan, Desa Suka Maju juga berpartisipasi dalam meramaikan hari itu, kepala desa menghimbau warganya untuk menghiasi halaman rumah seindah dan sekreatif mungkin dengan biaya yang sangat minim, hal ini bertujuan untuk membentuk kekompakan antar anggota keluarga dan membentuk kekreatifitasan mereka. Untuk pemenangnya akan mendapatkan hadiah secara khusus dari kepala desa.



Anggota karang taruna juga telah mempersiapkan acara lomba dan malam puncak penutupan yang akan di isi dengan pagelaran seni sekaligus pengumuman pemenang lomba.
Saat seluruh warga tengah larut dalam kesibukan masing-masing, ada satu anak yang sedang bermuka masam karena tidak diijinkan oleh orang tuanya untuk berpartisipasi pada pementasan seni tari di acara malam penutupan.
Alasan mengapa dia tidak di ijinkan adalah karena seberapa kerasnya dia berlatih, dia tidak akan bisa tampil sempurna karena sejak kecil memang dia tidak pernah bisa menari.
Hampir setiap latihan kakinya selalu keseleo karena mempelajari suatu gerakan, hal inilah yang menjadi alasan kuat dia tidak diperbolehkan menari lagi.
Alasan kedua adalah karena dia memiliki kepribadian yang tomboy seperti namanya, Damar.



Walaupun dilarang, tak ada satupun dari keluarganya yang tau kalau dia masih tetap berlatih menari sejak setelah sembuh dari keseleo itu, dan ia telah menguasai banyak jenis tarian daerah maupun modern. Tak jarang dia disuruh untuk menggantikan instruktur tari di sanggar tempatnya berlatih.
Ia sangat ingin tampil di pentas Agustusan itu, namun banyak group yang menolaknya karena tahu kalau dia tidak diijinkan oleh orang tuanya. Tak ada akar rotan pun jadi, begitulah kata salah satu pepatah Indonesia.
Ia mengajak beberapa teman yang juga ingin tampil tapi belum memiliki group, untuk membuat group sendiri. Selama satu minggu ia hanya berhasil mengajak empat orang temannya, walaupun tarian yang akan dibawakan membutuhkan angka genap, ia tetap memulai untuk berlatih.
Langkah awal yang dilakukan adalah mendaftarkan group kepada panitia malam penutupan. Memang kalau rejeki tidak akan kemana, dia mendaftar saat kuota tersisa hanya satu slot dan secara tidak langsung ia mendapatkan urutan terakhir untuk tampil pada acara tersebut.
Sebelas hari waktu untuk berlatih sebelum acara malam penutupan. Waktu yang sangat singkat, mengingat mereka semua masih harus sekolah yang mana jam pulang mereka berbeda, yang paling lama adalah Damar dan satu temannya yaitu Tantri yang sama-sama duduk di bangku kelas IX. Kendala lain adalah gerakan yang akan ditampilkan adalah gerakan modifikasi, bukan gerakan asli. Hal ini karena jumlah mereka yang ganjil, sedangkan tarian yang dibawakan membutuhkan anggota genap.
Setiap pulang sekolah yakni pukul empat hingga lima sore dan pukul tujuh hingga delapan malam mereka berlatih di gedung olahraga badminton di desa mereka.
Waktu latihan dipersingkat karena menghindari kecurigaan orang tua Damar, selebihnya mereka berlatih sendiri di rumah.



Saat malam penutupan tiba dan giliran group Damar yang tampil, suasana sudah mulai sepi karena banyak yang mengantuk dan beberapa ada yang pulang. Damar dan teman-temannya berhasil mengambil atensi seluruh audiens yang ada, mereka kaget saat melihat kostum yang digunakan. Tidak seperti kebanyakan group tari lainnya, Damar menggunakan kostum dari gorden rumah yang dibentuk sedemikian rupa hingga nampak seperti gaun mahal dan indah.
Tarian yang dibawakan adalah semi modern sehingga tidak hanya anak muda yang bisa menikmatinya, tapi orang tua juga bisa menikmati tariannya. Tak lupa orang tua Damar yang menonton juga menunjukkan ekspresi kaget dan bahagia saat melihat putrinya berada di atas panggung. Sejak saat itu Damar dan teman-temannya sering mendapatkan undangan untuk mengisi sebuah acara di desa maupun di luar desa.


Sumber gambar bisa dilihat disini

bendera

lomba hias rumah

latihan

penampilan akhir

Terimakasih sudah menikmati karya ini emoticon-Blue Guy Smile (S)

Salam dari saya

Belajar Bersama Bisa dan Bersama akan Menjadi Lebih Mudah
WardahRos
chisaa
pulaukapok
pulaukapok dan 18 lainnya memberi reputasi
19
1.9K
77
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.