Raffi Ahmad lewat chanel youtubenya membagikan momen makan steak mahal. Saking mahalnya untuk satu potong daging harganya ditaksir mencapai jutaan rupiah "Ini satu daging bisa sejuta kali sayang," kata Raffi kepada Nagita. 

Total yang ikut acara makan-makan mahal itu ada 50 orang.  Terdiri dari Raffi Ahmad bersama istri, keluarga, ketua MPR Bambang Soesatyo, ketua PKPI Diaz Hendropriyano serta para kru Rans Entertainmet. 

Di awal Raffi sesumbar akan mentraktir semuanya. "Ada Pak Bambang Soesatyo. Ditraktir gue semua nih. Jadi gua akan bayarin semua," kata Raffi.

Namun saat melihat kertas tagihan mencapai Rp 135 juta lebih, Raffi tampak kaget dan meminta istrinya membayar. Si istri gak mau. Kemudian Raffi meminta ke mertuanya yang akrab dipanggil Mama Rieta. Traktiran itu pun akhirnya dibayar oleh mertuanya.

=-=-=-=

Hmmmm... gimana gan sis. Bukan main ya. Sekali duduk acara makan-makan lenyap tu duit ratusan juta. TS jadi bertanya-tanya seperti apa ya rasanya steak yang mereka makan? Mungkin memang ada rasa yang berbeda dari steak yang pernah TS dan gan sis makan. 

Berbicara tentang RASA. TS tertarik untuk membahasnya dari sudut yang lebih dalam. Kalau kita renungkan RASA itu bersifat sesaat. Bukan hanya rasa makanan, tetapi semua bentuk rasa itu bersifat sementara bin numpang lewat. Baik itu rasa sakit, rasa sedih, rasa dihargai, bahkan rasa nikmat (maaf) ketika berhubungan suami istri itu juga sekilas ya paling cuma sekian detik kita merasakan 'nikmat puncaknya'.

Kembali ke rasa makanan, senikmat-nikmatnya makanan mahal itu juga dirasa hanya sebatas ujung mulut sampai pangkal lidah. Dan tubuh kita sejatinya tidak terlalu membutuhkan-mementingkan rasa, yang dibutuhkan tubuh adalah zat gizinya.

Mungkin akan ada netizen yang bilang TS iri dan nyinyir terhadap Raffi Ahmad dan keluarga, ya silahkan saja menilai seperti itu. Namun pada momen- kesempatan di thread ini setidaknya TS sudah memberikan pemaknaan terkait hakikat rasa. TS mau mengajak kita untuk memikirkan 'ngapain harus menghamburkan uang banyak untuk sebuah rasa sesaat'. 

Hendaknya kita dalam menjalani hidup ini sesuai kebutuhan saja. Tidak baik terlalu berlebih-lebihan. Ketimbang sekali makan habis sampai ratusan juta, mending uang segitu disumbangkan untuk panti asuhan. Masih banyak anak yatim piatu miskin yang perlu uluran tangan.

Juga ada baiknya juga menjaga perasaan jutaan pengangguran akibat terdampak pandemi covid-19. Jangankan untuk makan nikmat, untuk mencukupi kebutuhan perut sehari-hari saja mereka mungkin sudah menggadaikan barang berharga dan berhutang sana-sini.

Sekian share tipis-tipis dari TS. Maaf kalau ada pihak yang tak berkenan. Silahkan share kalau dirasa ada manfaat dari pandangan singkat ini. Terima kasih