TS
iqbalawal
Sepeda "Brompton" Kok Mahal Bengat? Ternyata Begini Sebabnya
Dulu, mungkin hanya pehobi sepeda kelas atas yang hanya tahu sepeda asal Inggris ini. Namun setelah skandal penyelendupan Harley sekaligus sepeda melalui pesawat yang dilakukan oleh mantan Dirut Garuda Indonesia Ari Askara, seluruh negeri sepertinya fasih menyebut kata “Brompton”
Quote:
Ane cukup yakin, nggak banyak yang mau dan mampu beli “Brompton” karena bakal menelan ludah setelah mendengar harganya. Kecuali Gan-Sist yang emang sudah selesai urusan perut.
Brompton, secara lebih luas memang jadi bagian dari lifestyle gowes yang meningkat akhir-akhir ini di kala pandemi di Indonesia. Penyebabnya, menurut berita yang diturunkan CNBC, karena masyarakat khawatir naik transportasi umum. Belum lagi ojol yang masih terbatas beroperasi, membuat banyak warga beralih mengayuh sepeda untuk kemudahan transportasi.
Namun masyarakat yang mana? Mana ada yang mampu beli Brompton naiknya transjakarta atau ojol apalagi angkot. Bentar. Sabar dulu! Tinggal ambil kesimpulan aja, bahwa pandemi Corona itu ternyata nggak ngaruh menurunkan kesejahteraan orang-orang berduit. Bener nggak?
Kembali ke pertanyaan sebelumnya, kok bisa Brompton ini mahal?
Artikel dari Historia.idcukup menarik diangkat untuk menjelaskan fenomena ini.
Sejak pertama kali diperkenalkan tahun 1970-an, Andrew Ritchie, Brompton bertujuan untuk melayani para pekerja di London yang pulang-pergi ke kantor menggunakan transportasi umum. Ia berpikir bahwa dibutuhkan sesuatu yang praktis, yang bisa dilipat, dan dibawa ke dalam kereta dan apartemen.
Maklum, London terkenal sebagai kota yang mahal. Untuk naik taksi ke stasiun atau bandara juga ke kantor itu mahal harganya. Dari momen inilah otak kreatif Andrew bekerja dan berpikir untuk membuat sepeda yang bisa dilipat atau dimasukkan ke dalam koper.
Maka lahir Brompton, yang ia ambil inspirasinya dari nama gereja Brompton Oratory di seberang apartemennya.
“Saya telah menciptakan karpet ajaib yang bisa anda simpan di saku. Hal lama yang diimpikan oleh banyak orang,” ujarnya dalam wawancara dengan Kate Abbot, jurnalis guardian.comyang dikutip oleh Historia.id
Spoiler for Gereja Brompton, London:
Terkait kenapa harga Brompton begitu mahal, Andrew menjelaskan pada media yang sama.
“Rancangan Brompton tak banyak berubah dari tahun ke tahun. Matematika dasar, geometri, dan tekniknya telah begitu sempurna. Dengan begitu, orang tak akan melihat banyak perbedaan pada Brompton lama dan baru. Tetapi kualitas bagian sepeda itu terus meningkat. Untuk semua upaya keras dan fokusnya pada kualitas”
Sebuah pendapat dari Co-Founder Good Ride Bike Cafe, Adhi Pratama kepada Kumparanbisa memberikan petunjuk. Menurutnya, "Yang buat harganya mahal karena hand made. Materialnya juga bagus. Karena kebutuhan (permintaan) naik banyak. Dan Brompton fashion bike. Enggak liat harga, langsung sikat aja. Paling banyak dicari oranye dan hitam"
Oh jadi handmade, bukan buatan pabrik. Gokil sih ini memang. Selain menawarkan kepraktisan, desain yang keren, elegan, dan mewah. Wajar sih kalau mahal kalau begitu. Anak tetapi ternyata, di Inggris sana, harga Brompton tidak semahal di Indonesia.
Berdasarkan lansiran Kontan, rata-rata harga Brompton di Inggris dijual £ 1.570 atau setara sekitar Rp 29 juta. Harganya bakal terkerek naik saat masuk ke Indonesia dua kali lipat karena kena pajak dan margin penjual yang cari untung.
Oh begitu, pantas dulu diselundupkan, ya. Biar nggak kena pajak bea dan cukai kali ya, hehe.
Sejatinya, Brompton bukan sepeda termahal. Banyak merek-merek yang lebih mahal. Selain itu, Brompton juga bervariasi, dari yang paling murah ada seharga 13 jutaan, hingga yang paling WOW, 100 juta. Seratus juta untuk sepeda! Hmmmmmmm, gimana Gan-Sist?
Diubah oleh iqbalawal 20-06-2020 18:28
bejosegerwaras dan 7 lainnya memberi reputasi
8
12.8K
73
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sepeda
2.6KThread•1.6KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru