Air mata dibalik mata air


Sukabumi, kota ini memiliki sejuta keindahan alam yang sangat memanjakan penglihatan sejauh mata memandang indah terlihat. Selain itu, budaya & tradisi zaman dulu kala salah satunya seperti Kasepuhan Ciptagelar masih terjaga. Walaupun zaman terus berubah, hingga kini mereka masih menjunjung tinggi nilai leluhur dan bisa berbaur dengan kehidupan yang mulai modern.

Secara geografis Kota Sukabumi terletak di bagian selatan Jawa Barat, pada koordinat 106 °45'50" Bujur Timur & 106°45'10" Bujur Timur, 6°50'44" lintang selatan di kaki gunung gede dan gunung pangrango, yang ketinggiannya mencapai 584 meter diatas permukaan laut.


Oleh sebab itu Sukabumi menjadi pemasok terbesar air mineral dan minuman kemasan berbagai merk, yang dikirimkan ke ibu kota. Pabrik besar produsen air mineral seperti 4qu@, U see 1000, Frut*ng, P*nar! sw**t. Berdiri tegak di sana untuk memproduksi minuman tersebut yang bisa kita konsumsi setiap harinya. Namun, tahukah kalian bahwa ada air mata dibalik mata air yang begitu melimpah?

Letak kota Sukabumi yang diapit oleh dua gunung besar dengan sumber mata air yang melimpah. Sudah sepatutnya masyarakat sekitar kaki gunung, menikmati air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Akan tetapi, keadaan tersebut tidak bisa dirasakan oleh warga Kampung Pojok, Desa Babakan Pari, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, yang tidak bisa menikmati air bersih. Karena adanya 3 pabrik raksasa yang memproduksi minuman kemasan, salah satunya adalah @qu4. Sebelum jauh membahas, mari kita ulas sedikit sejarah singkatnya.



Dibalik kisah historis perjuangan Pak Tirto Utomo sebagai pendiri pertama pabrik air mineral kemasan. Saat ini banyak air mata yang ditumpahkan oleh warga, karena mereka kesulitan mendapatkan air bersih yang layak untuk di konsumsi. Padahal ada 3 pabrik raksasa berdiri dengan gagahnya di sekitar rumah warga.

Menurut pasal 78 peraturan pemerintah no.43 tentang peraturan air tanah, mewajibkan perusahaan untuk menyalurkan paling sedikit 10% dari batasan pemakaian untuk kebutuhan warga. Walau sudah menyumbang dengan membangun kamar mandi umum, tapi tidak sebanding dengan banyaknya kebutuhan penduduk.

Di Desa Babakan Pari sendiri ada sekitar 4800 penduduk yang membutuhkan air bersih. Sekarang, mereka harus berjuang mendapatkan air bersih dengan menggali sumur sedalam 18 meter. Apalagi jika musim kemarau tiba, kesulitan mereka semakin bertambah untuk mendapat air bersih karena sumur-sumur mengering.

Sebuah ironi yang sangat memilukan, seperti tikus yang mati dilumbungnya sendiri, kenyataan pahit itu harus dirasakan warga, meskipun lahir dan besar di tanah yang memiliki sumber mata air yang melimpah. Masuknya perusahaan raksasa sangat berdampak pada kehidupan masyarakat sekitar terutama di Desa Babakan Pari sendiri.

Jika melihat produksi dan pemasaran yang sangat laris. Sedikitnya perusahaan akan mendapat banyak untung, jika di kalkulasikan selama setahun rata-rata penghasilan mereka mencapai 8 miliar hingga 2,8 triliun. Tidak sebanding dengan pajak yang harus mereka bayarkan. Berikut selengkapnya video keadaan Desa Babakan Pari, Sukabumi.




Semoga keadaan warga sekarang sudah lebih baik ya dari sebelumnya. Teriring do'a dari jauh kulantunkan untuk warga Desa Babakan Pari, sampai saat ini saya pribadi belum melihat ada berita perkembangan tentang hal ini. Lewat event COC Reg Sukabumi ini, mengingatkan saya pada Video 6 tahun lalu, yang pernah saya tonton. Sangat menyedihkan harus hidup seperti dengan keadaan itu.

Sumber Klik referensi & foto
Google
Wikipedia