Tak Ada Tanah, Pot Pun Jadi! Tak kuat beli pot, kaleng roti pun bisa loh!

Seperti pepatah mengatakan tak ada rotan, akar pun jadi. Demikian juga dengan kegiatan bertanam dalam rumah tangga, meskipun tidak mempunyai kebun atau lahan luas, cukup memakai kaleng roti seadanya, insyaalloh bisa menghasilkan. Percaya gak Gan? Sista?

Kita cukup membeli tanah, pupuk kandang, kompos, dan beberapa kaleng bekas roti yang tak terpakai. Simpel ga pakai ribet. Seadanya saja.

Kalau temen kaskuser ada yang mengisahkan waktu Lebaran tiba, kaleng Khong Guan (merek roti kaleng ngetop) isinya palsu, bukan roti, tapi rempeyek, rengginang, krupuk telo, tahu walik, kacang klici, dan sebagainya, kalau ane lain dong. 😂 Kaleng Khong Guan dan kawan-kawan punya ane isinya macam-macam tanaman, buah, sayur, empon-empon, bunga. Yahud kan?

Simak penampakannya sebagai berikut :


Kaleng Roti Khong Guan kecil dengan bibit cabai



Kaleng Roti Venezia dengan tanaman buah pepaya



Kaleng Roti Venezia dengan tanaman buah kelengkeng



Kaleng Roti good times dengan tanaman ketela pohon



Kaleng Roti tango wafer dengan tanaman serai



Kaleng Roti Monde dengan bibit buah tomat



Selain kaleng roti, ane juga memanfaatkan gelas plastik bekas es kopi, besek, tempat es kepal milo, botol plastik bagian bawah dan sebagainya, berikut penampakannya



Nah bagaimana cara membuat kaleng Roti ini jadi bermanfaat sebagai pot yang menghemat lahan? GanSist?

1. Cari kaleng bekas wadah roti dari lebaran kemarin (daripada numpuk manyun di pojokan jadi tempat nyamuk berkembang biak ya kan?)



2. Lubangi bagian bawah memakai paku dan palu. Paku bisa diganti pisau dan lain-lain ya. Kalau yang dari plastik cukup pakai pisau yang ujungnya dibakar di api kompor, lalu melubangi wadah plastiknya. Cukup 2-3 lubang kecil ya, jangan terlalu banyak atau over kebesaran, ntar cepet kering. Mudah GanSist!



3. Beli tanah yang sudah bercampur pupuk kandang GanSist, murah saja, 25rb per karung gede. Diangin-anginkan saja dahulu.



4. Isi pot dengan tanah, jangan terlalu penuh. Siram dan diamkan dahulu beberapa hari untuk menyesuaikan lingkungan baru. Tanah juga butuh adaptasi lho...



5. Kumpulkan biji-bijian. Ane belum pernah beli biji tanaman tapi suka mengumpulkan dari dapur saja. Ada cabe, tomat, empon-empon, biji buah yang busuk ato ga kepakai semua ane kumpulin. Xixixi. Pelit apa kreatif ane ni ya?



6. Tancapkan biji-biji itu ke dalam pot. Ane biasanya ga cuma 1 biji gan, tapi minimal 3 maksimal ga terbatas 😀karena ga semua bisa tumbuh. Ada seleksi alam berlaku. Nanti biji tumbuh bagus bisa dipindah ke tempat lebih luas.



7. Siram mereka mnimal sehari sekali. Jangan sampai lupa. Apalagi musim ga tentu seperti sekarang.



8. Bila perlu tambahkan pupuk NSP dan sebagainya. Seperti ane, minta pupuk sama tetangga 😂

9. Biasanya semingguan sudah mulai tumbuh. Kalau ga ada yang tumbuh, bisa tanam biji lainnya GanSist. That so simpel as that.



10. Bila ada daun tanaman menguning, dipotek aja buang. 😉

11. Tunggu mereka bersemi dan menghasilkan buah.


Tanamam pot ane sangat bermanfaat GanSist, Selain mengisi kegabutan karena karantina mandiri juga karena hal lain, misalnya saat situasi harga cabe mahal di pasaran, padahal makanan pedas hukumnya wajib bagi ane 😍 sengsara beud kalau mo nyambel aja beli mahal. Ya kan? Kalau ada kebun mini di pot jadi berasa ringan. Clever! Tomat, sayuran sawi, ketela juga bisa panen sering lho. Karena usia tanamnya sebentar.

Cekidot buktinya :



Ke depan juga tanaman buah bisa tumbuh besar dan menghijaukan pemandangan rumah juga sebagai sumber oksigen. Tapi harus sabar ya, butuh waktu bertahun-tahun, karena menanamnya dari masih biji, bukan stek atau cangkok.

Empon-empon juga bermanfaat banget untuk bahan obat herbal misal membuat wedang jahe, kunir asem dan sebagainya.

Demikianlah GanSist, Life Hacks DIY sederhana tapi bermanfaat plus plus bagi ane dan keluarga. Nantikan thread berikutnya, GanSist! Satu kata dari ane, be creative with all you have n all your heart. See you n stay healthy!

Magetan, 22 Juli 2020





Sumber : opini pribadi @mbethix
Sumber gambar : dokpri