TS
Djamboel79
Happy Birthday Marcelo Bielsa, Muchas Gracias !!
Leeds United berhasil menyempurnakan sukacita atas tiket promosi yang sudah dipastikan menjadi milik mereka beberapa hari sebelumnya. Tiket promosi ke Premier League diperoleh usai West Bromwich Albion tumbang saat menghadapi Huddersfield Town (1-2) pada laga pembuka pekan ke-45, Championship Division.
Tiket promosi menjadi sempurna bagi Pablo Hernandez dkk karena pada pekan yang sama, Leeds United berhasil mengalahkan tuan rumah Derby County dengan skor 3-1 di Stadion Pride Park. Kemenangan tersebut memastikan Leeds United menjadi kampiun Divisi Championship musim ini.
Banyak pihak mulai dari pengamat, komentator termasuk jurnalis sepakbola tak terkecuali para manager atau pelatih top klub-klub Eropa memberikan kredit tersendiri alias apresiasi spesial kepada sang arsitek The Whites Army, Marcelo Bielsa !!
Berbicara tentang Bielsa maka tak bisa lepas dengan sedikit cerita yang berkaitan dengan Derby County. Saya akan mengajak ingatan anda kembali sebentar ke sebuah Rabu, 16 Januari 2019.
Pada hari itu Bielsa mendadak mengundang banyak jurnalis dan mengadakan konferensi pers di tempat latihan Leeds United yang dikenal dengan nama Thorp Arch. Padahal mantan pelatih Argentina di Piala Dunia 2002 ini sejatinya tidak begitu senang melakukan konferensi pers. Ia sungguh terpaksa melakukan hal tersebut hari itu.
Konpers yang berlangsung lebih dari satu jam itu merupakan imbas dari dua orang staf pelatih Leeds United yang sengaja diutus Bielsa terpergok saat mengamati latihan Derby Country, sehari sebelum Leeds United bertanding melawan Derby County.
Di hadapan para jurnalis, Marcelo Bielsa menjelaskan secara rinci mengapa ia mengutus dua orang tersebut serta bagaimana caranya ia melakukan pengamatan kepada tim lawan.
Bielsa menjelasan bahwa sebagai seorang profesional ia perlu melakukan analisis dan pengamatan terhadap lawan melalui banyak hal.
Bisa melalui sejumlah pertandingan yang lawan jalani sebelumnya termasuk mengamati tim lawan berlatih.
Namun demikian, kegiatan memata-matai tim lawan memang masih dianggap tabu di Inggris meskipun tidak juga ada aturan khusus yang melarang kegiatan tersebut.
Oleh karenanya, meski beberapa jurnalis negeri Ratu Elizabeth mencoba bersikap bijak dengan membicarakan etika, mereka tak sungkan memberikan apresiasi terhadap Bielsa.
Musim lalu, Marcelo Bielsa memang belum berhasil membawa The Peacocks meraih tiket promosi.
Leeds United yang gagal berada di dua besar pada akhir musim 2018-2019, sebenarnya memiliki kesempatan untuk bisa naik kasta melalui jalur play-off.
Namun Derby County menunda mimpi itu musim lalu. Sempat berada diatas angin usai kemenangan 1-0 saat bertandang ke Stadion Pride Park, nasib sial justru hadir di pertemuan kedua. Bermain di Stadion Ellen Road, Leeds United dipaksa menyerah 2-4 oleh Derby County yang musim tersebut masih dinahkodai Frank Lampard. Di ujung cerita Frank Lampard dan Derby County pun akhir gagal meraih tiket promosi. Frank Lampard yang setelahnya hijrah ke Chelsea, tak mampu membawa Derby County ke Premier League usai dikalahkan Aston Villa.
Walau gagal memenuhi harapan, Marcelo Bielsa tetap dipercaya untuk tinggal lebih lama di Ellen Road.
Dalam Curriculum Vitae (CV) Marcelo Bielsa, Leeds United adalah klub keenam Eropa yang merasakan jasa pria Argentina ini. Di saat Marcelo Bielsa membawa Leeds United meraih tiket promosi, nasib pahit justru datang dari Espanyol yang harus turun kasta usai menjadi juru kunci di La Liga Spanyol.
Espanyol merupakan pelabuhan pertama pelatih yang dijuluki El Loco (Si Gila) tersebut di Benua Biru. Selanjutnya ada Athletic Bilbao (2011–2013), Marseille (2014–2015), Lazio (2016), hingga Lille (2017). Sejak pertama kali melatih pada 1990 hingga sekarang, total sudah ada 12 tempat, baik nasional maupun klub, lokal ataupun internasional, yang pernah dilatih Bielsa.
Tebal dengan pengalaman namun semua itu tak gemerlap dengan raihan trophy-nya. Penampakan Bielsa jauh dari Jose Mourinho, Carlo Ancelotti atau Pep Guardiola yang bermegah dengan ramainya koleksi di lemari trophy mereka.
Pencapaian Bielsa dari segi trophy memang tak banyak. Bersama tim nasional Argentina, Bielsa gagal total pada putaran final Piala Dunia 2002, usai tersingkir di babak penyisihan grup. Hanya medali emas Olimpiade 2004 menjadi torehan gemilangnya bagi Tim Tango.
Sementara di level klub, Bielsa hanya pernah meraih dua kali gelar Liga Argentina dan sebuah trophy Copa Libertadores saat bersama Newell's Old Boys. Gelar Liga Argentina juga pernah ia raih bersama Velez Sarsfield.
Apapun itu, Marcelo Bielsa tetaplah menjadi daya tarik bagi dunia sepakbola. Dan itu semua berkat filosofi kepelatihannya !!!
Pria kelahiran 21 Juli 1955 itu lebih dikenal publik terkait metode kepelatihannya yang cenderung kontroversial karena dianggap terlalu menguras fisik pemain.
Dalam paradigma seorang Bielsa, sepakbola hanya mengenal empat hal yakni bertahan, menyerang, transisi dari bertahan ke menyerang, dan transisi dari menyerang ke bertahan.
Oleh karenanya, setiap analisis yang dilakukannya, metode pelatihan yang diterapkannya, hingga hal-hal absurd yang ia perbuat hanya mempunyai satu tujuan yakni membuat timnya mampu bermain secara spartan. Formasi 3-3-1-3 pun kerap dipilihnya untuk mendukung pendekatannya itu.
Melihat gaya permainan maka ada dua ciri khas utama Bielsa. Pertama, garis pertahanan tinggi dan kedua ialah man-to-man marking !
Dalam banyak laga, ia selalu menerapkan garis pertahanan tinggi, bahkan amat tinggi sejak laga dimulai. Bielsa bukan penganut zona marking. Dari pinggir lapangan ia terus memerintahkan pasukannya untuk menempel ketat lawan satu per satu.
Sementara itu ada pernyataan Bielsa yang boleh kita ingat. Ia mengatakan, “…keberhasilan dan kegagalan hubungan telah menjadi dasar dalam hidupnya, tetapi kesuksesan dan kebahagiaan tidak pernah berfungsi sebagai sinonim. Ada orang-orang sukses yang tidak bahagia, dan ada orang-orang yang tidak perlu sukses untuk bahagia..."
Absurd bukan ?!?!? Hahaha...
Bielsa menambahkan, “…kewajiban setiap manusia adalah meningkatkan peluang mereka untuk bahagia. Dan, kita perlu paham bahwa jalan menuju sukses itu selalu penuh kecuali dan penuh inkonsistensi. Manusia hidup untuk berjaya di satu waktu, lalu mereka secara konsisten berkembang dan memperkuat diri mereka seiring waktu...”
Daat dunia menggila karena pandemi virus COVID-19, satu kebahagiaan hadir hari ini. El Loco alias 'Si Gila' genap 65 tahun.
Selamat Ulang Tahun Marcelo Alberto Bielsa Caldera!! Tiket promosi dan juara Divisi Championship adalah kado dari semesta yang luar biasa bagimu. Semoga sukses musim depan!
Menutup tulisan hari ini saya pun bergumam dalam hati, "...Sungguh, saat Marcelo Bielsa tiba di Leeds United untuk menggantikan Paul Heckingbottom, 15 Juni 2018 lalu, klub ini memang tidak akan pernah sama lagi !!
Glory Glory Leeds United,
Gracias Muchas, Bielsa !!!
#RinganJari
Tiket promosi menjadi sempurna bagi Pablo Hernandez dkk karena pada pekan yang sama, Leeds United berhasil mengalahkan tuan rumah Derby County dengan skor 3-1 di Stadion Pride Park. Kemenangan tersebut memastikan Leeds United menjadi kampiun Divisi Championship musim ini.
Banyak pihak mulai dari pengamat, komentator termasuk jurnalis sepakbola tak terkecuali para manager atau pelatih top klub-klub Eropa memberikan kredit tersendiri alias apresiasi spesial kepada sang arsitek The Whites Army, Marcelo Bielsa !!
Berbicara tentang Bielsa maka tak bisa lepas dengan sedikit cerita yang berkaitan dengan Derby County. Saya akan mengajak ingatan anda kembali sebentar ke sebuah Rabu, 16 Januari 2019.
Pada hari itu Bielsa mendadak mengundang banyak jurnalis dan mengadakan konferensi pers di tempat latihan Leeds United yang dikenal dengan nama Thorp Arch. Padahal mantan pelatih Argentina di Piala Dunia 2002 ini sejatinya tidak begitu senang melakukan konferensi pers. Ia sungguh terpaksa melakukan hal tersebut hari itu.
Konpers yang berlangsung lebih dari satu jam itu merupakan imbas dari dua orang staf pelatih Leeds United yang sengaja diutus Bielsa terpergok saat mengamati latihan Derby Country, sehari sebelum Leeds United bertanding melawan Derby County.
Di hadapan para jurnalis, Marcelo Bielsa menjelaskan secara rinci mengapa ia mengutus dua orang tersebut serta bagaimana caranya ia melakukan pengamatan kepada tim lawan.
Bielsa menjelasan bahwa sebagai seorang profesional ia perlu melakukan analisis dan pengamatan terhadap lawan melalui banyak hal.
Bisa melalui sejumlah pertandingan yang lawan jalani sebelumnya termasuk mengamati tim lawan berlatih.
Namun demikian, kegiatan memata-matai tim lawan memang masih dianggap tabu di Inggris meskipun tidak juga ada aturan khusus yang melarang kegiatan tersebut.
Oleh karenanya, meski beberapa jurnalis negeri Ratu Elizabeth mencoba bersikap bijak dengan membicarakan etika, mereka tak sungkan memberikan apresiasi terhadap Bielsa.
Musim lalu, Marcelo Bielsa memang belum berhasil membawa The Peacocks meraih tiket promosi.
Leeds United yang gagal berada di dua besar pada akhir musim 2018-2019, sebenarnya memiliki kesempatan untuk bisa naik kasta melalui jalur play-off.
Namun Derby County menunda mimpi itu musim lalu. Sempat berada diatas angin usai kemenangan 1-0 saat bertandang ke Stadion Pride Park, nasib sial justru hadir di pertemuan kedua. Bermain di Stadion Ellen Road, Leeds United dipaksa menyerah 2-4 oleh Derby County yang musim tersebut masih dinahkodai Frank Lampard. Di ujung cerita Frank Lampard dan Derby County pun akhir gagal meraih tiket promosi. Frank Lampard yang setelahnya hijrah ke Chelsea, tak mampu membawa Derby County ke Premier League usai dikalahkan Aston Villa.
Walau gagal memenuhi harapan, Marcelo Bielsa tetap dipercaya untuk tinggal lebih lama di Ellen Road.
Dalam Curriculum Vitae (CV) Marcelo Bielsa, Leeds United adalah klub keenam Eropa yang merasakan jasa pria Argentina ini. Di saat Marcelo Bielsa membawa Leeds United meraih tiket promosi, nasib pahit justru datang dari Espanyol yang harus turun kasta usai menjadi juru kunci di La Liga Spanyol.
Espanyol merupakan pelabuhan pertama pelatih yang dijuluki El Loco (Si Gila) tersebut di Benua Biru. Selanjutnya ada Athletic Bilbao (2011–2013), Marseille (2014–2015), Lazio (2016), hingga Lille (2017). Sejak pertama kali melatih pada 1990 hingga sekarang, total sudah ada 12 tempat, baik nasional maupun klub, lokal ataupun internasional, yang pernah dilatih Bielsa.
Tebal dengan pengalaman namun semua itu tak gemerlap dengan raihan trophy-nya. Penampakan Bielsa jauh dari Jose Mourinho, Carlo Ancelotti atau Pep Guardiola yang bermegah dengan ramainya koleksi di lemari trophy mereka.
Pencapaian Bielsa dari segi trophy memang tak banyak. Bersama tim nasional Argentina, Bielsa gagal total pada putaran final Piala Dunia 2002, usai tersingkir di babak penyisihan grup. Hanya medali emas Olimpiade 2004 menjadi torehan gemilangnya bagi Tim Tango.
Sementara di level klub, Bielsa hanya pernah meraih dua kali gelar Liga Argentina dan sebuah trophy Copa Libertadores saat bersama Newell's Old Boys. Gelar Liga Argentina juga pernah ia raih bersama Velez Sarsfield.
Apapun itu, Marcelo Bielsa tetaplah menjadi daya tarik bagi dunia sepakbola. Dan itu semua berkat filosofi kepelatihannya !!!
Pria kelahiran 21 Juli 1955 itu lebih dikenal publik terkait metode kepelatihannya yang cenderung kontroversial karena dianggap terlalu menguras fisik pemain.
Dalam paradigma seorang Bielsa, sepakbola hanya mengenal empat hal yakni bertahan, menyerang, transisi dari bertahan ke menyerang, dan transisi dari menyerang ke bertahan.
Oleh karenanya, setiap analisis yang dilakukannya, metode pelatihan yang diterapkannya, hingga hal-hal absurd yang ia perbuat hanya mempunyai satu tujuan yakni membuat timnya mampu bermain secara spartan. Formasi 3-3-1-3 pun kerap dipilihnya untuk mendukung pendekatannya itu.
Melihat gaya permainan maka ada dua ciri khas utama Bielsa. Pertama, garis pertahanan tinggi dan kedua ialah man-to-man marking !
Dalam banyak laga, ia selalu menerapkan garis pertahanan tinggi, bahkan amat tinggi sejak laga dimulai. Bielsa bukan penganut zona marking. Dari pinggir lapangan ia terus memerintahkan pasukannya untuk menempel ketat lawan satu per satu.
Sementara itu ada pernyataan Bielsa yang boleh kita ingat. Ia mengatakan, “…keberhasilan dan kegagalan hubungan telah menjadi dasar dalam hidupnya, tetapi kesuksesan dan kebahagiaan tidak pernah berfungsi sebagai sinonim. Ada orang-orang sukses yang tidak bahagia, dan ada orang-orang yang tidak perlu sukses untuk bahagia..."
Absurd bukan ?!?!? Hahaha...
Bielsa menambahkan, “…kewajiban setiap manusia adalah meningkatkan peluang mereka untuk bahagia. Dan, kita perlu paham bahwa jalan menuju sukses itu selalu penuh kecuali dan penuh inkonsistensi. Manusia hidup untuk berjaya di satu waktu, lalu mereka secara konsisten berkembang dan memperkuat diri mereka seiring waktu...”
Daat dunia menggila karena pandemi virus COVID-19, satu kebahagiaan hadir hari ini. El Loco alias 'Si Gila' genap 65 tahun.
Selamat Ulang Tahun Marcelo Alberto Bielsa Caldera!! Tiket promosi dan juara Divisi Championship adalah kado dari semesta yang luar biasa bagimu. Semoga sukses musim depan!
Menutup tulisan hari ini saya pun bergumam dalam hati, "...Sungguh, saat Marcelo Bielsa tiba di Leeds United untuk menggantikan Paul Heckingbottom, 15 Juni 2018 lalu, klub ini memang tidak akan pernah sama lagi !!
Glory Glory Leeds United,
Gracias Muchas, Bielsa !!!
#RinganJari
tien212700 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
1.6K
8
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sports
23.5KThread•13.5KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya