• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Pesan Omas Wati, Sang Seniman Lenong Betawi Untuk Para Pelawak Masa Kini

mayyarossaAvatar border
TS
mayyarossa
Pesan Omas Wati, Sang Seniman Lenong Betawi Untuk Para Pelawak Masa Kini


Malam tadi, dunia hiburan tanah air kembali berduka. Siapa tak kenal mpok Omas alias Omaswati? Ya, pelawak kelahiran Betawi, 54 tahun lalu itu mengembuskan napas terakhirnya hari ini, sekitar pukul 19.30. Beliau ini adalah adik kandung dari seniman betawi Mandra dan kakak kandung dari Mastur.




Halo AganSista, jumpa lagi dengan ane, Mayya Rossa. Ya, dalam kesempatan ini, ane mau menyampaikan dukacita sedalamnya atas kepergian Mpok Omas. Semoga husnul khatimah. Aamiin.


Tak dipungkiri, seniman lenong ini sempat menemani masa kecil ane. Mengawali kariernya sebagai seniman lenong, Mpok Omas pun merambah ke dunia sinetron Indonesia. Lenong sendiri merupakan kesenian khas Betawi, semacam teater atau sandiwara tradisional yang diiringi dengan musik khas Betawi, yaitu Gambang Kromong.

Mpok Omas ini nih GanSist, terkenal dengan gaya ngomongnya yang nyablak dan terkesan ceplas ceplos. Ya, tahu sendiri pan logat Betawi kaya apa? Tapi, ceplas ceplosnya pelawak era Mpok Omas ini masih enak didengar. Mereka saling menghargai dan menghormati antar pelawak yang berada dalam satu scene.

Pelawak yang belajar bareng dengan Bang Bolot dan Bang Mali ini pernah mengungkapkan keresahannya pada generasi muda dalam melawak. Dia mengeluhkan tentang kurangnya etika dan berbahasa generasi penerusnya itu. Dia berpesan agar generasi muda tetap mengedepankan etika dan bahasa ketika sedang melawak. Dia ingin agar mereka lebih menghormati orang lain, apalagi yang lebih tua.





Nah, ane setuju nih dengan Mpok Omas. Memang, dalam semua hal, kita harus mendahulukan etika. Kadang nih, lihat acara lawakan sekarang tuh suka ga sreg. Isinya saling bully, bahkan dengan kata yang tak pantas didengar.

Ane sendiri yang sesekali juga "menyutradarai" pementasan, selalu mempertimbangkan bahasa ini. Ane juga pesan sama anak-anak, boleh improv, tapi tetap harus sopan.
Dalam bahasa Jawa juga begitu, dalam percakapan, akan ada tingkatan bahasa dengan orang yang lebih tua.

Nah, seyogyanya, dengan seni kita semakin bisa memperlihatkan jati diri. Jangan malah dengan seni, "rasa" kita mati.

Jogja, 17 Juli 2020.

Cukup sekian dan terima sayang.

Dari ane yang sekarang udah gak pernah nonton acara lawak lagi.

Sumber referensi:
1. Opini pribadi
2. klik
3. klik
4. klik


kiyazm
dian14aja
mentarisfr
mentarisfr dan 2 lainnya memberi reputasi
3
955
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.9KThread82.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.