Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
KIARA: Anies Mainkan Isu Agama untuk Bungkam Kritik Reklamasi Ancol


KIARA: Anies Mainkan Isu Agama untuk Bungkam Kritik Reklamasi Ancol

Suara.com - Koalisi Rakyat Untuk Keadilan Perikanan (KIARA) menunding Gubernur Anies Baswedan telah memainkan isu agama dalam proyek reklamasi kawasan Taman Impian Jaya Ancol. Tujuannya agar masyarakat bisa menerima proyek ini dan tidak lagi melayangkan kritik.

Sekjen KIARA Susan Herawati mengatakan permainan isu agama dilakukan Anies dengan menonjolkan pembangunan museum Rasulullah dan masjid apung di kawasan Ancol.

“Ada isu agama yang dimainkan oleh Anies dalam proyek reklamasi Ancol. Hal ini dilakukan untuk membungkam kritik dan protes dari masyarakat," ujar Susan dalam keterangan tertulis yang dikutip Suara.com, Selasa (14/7/2020).

Susan menyebut hal ini merupakan taktik lama yang digunakan di banyak proyek reklamasi di provinsi lain. Ia mencontohkan salah satunya terjadi pada reklamasi Pantai Losari di Makasar, Sulawesi Selatan

"Pengalaman di Pantai Losari masjid yang dibangun di tengah-tengah pulau reklamasi gagal total. Masjid itu tak jadi apa-apa sekarang. Adalah sangat bahaya jika agama jadikan alat legitimasi untuk proyek reklamasi. Ini kecacatan yang keempat,” imbuh Susan.

Lebih jauh, Susan menegaskan bahwa secara legal, proyek reklamasi ini yang diizinkan melalui Kepgub No. 237 Tahun 2020 tidak memiliki payung hukum. Khususnya dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang belum direvisi Anies karena poyek reklamasi Ancol tak ada dalam RDTR DKI Jakarta.

“Bahkan, jika dilihat dari perspektif hukum pesisir dan laut yang merujuk kepada UU No. 27 tahun 2007 jo UU 1 Tahun 2014, proyek ini tidak sesuai dengan UU yang sangat detail mengatur ruang pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil ini. Ini kecacatan proyek reklamasi Ancol yang keenam,” pungkas Susan.

Anies Baswedan sebelumnya memberikan izin melakukan reklamasi di kawasan Taman Impian Jaya Ancol. Luas pulau yang akan dibuat diperkiran mencapai 120 hektare.

Izin ini diberikan lewat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 237 Tahun 2020 yang diteken Anies pada 24 Februari lalu.

Rinciannya, Anies mengizinkan perluasan kawasan rekreasi seluas 35 hektare untuk rekreasi Dunia Fantasi (Dufan) dan 120 hektare untuk perluasan lahan yang tersebar di kawasan Ancol.

"Memberikan Izin Pelaksanaan Perluasan Kawasan Rekreasi Dunia Fantasi (DUFAN) seluas ± 35 dan Kawasan Rekreasi Taman Impian Ancol Timur seluas ± 120 Ha kepada PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk," kata Anies dalam Kepgub itu yang dikutip Suara.com, Jumat (26/6/2020).

Anies mengatakan perluasan Ancol harus sesuai peta yang tercantum dalam
lampiran Kepgub ini. Selain itu, pengembang harus terlebih dahulu melengkapi sejumlah kajian teknis.

Di antaranya kajian penanggulangan banjir yang terintegrasi, dampak pemanasan global, perencanaan pengambilan material perluasan kawasan, perencanaan infrastruktur/prasarana dasar, analisa mengenai dampak lingkungan, dan kajian lainnya.

Selain itu, PT Pembangunan Jaya Ancol diwajibkan menyediakan prasarana, sarana, dan utilitas dasar yang dibutuhkan dalam pengembangan kawasan. Seperti, jaringan jalan, angkutan umum, utilitas, infrastruktur pengendali banjir, ruang terbuka biru, ruang terbuka hijau, sarana pengeloaan limbah, dan sedimentasi sungai sekitar perluasan kawasan.

"Selama pelaksanaan perluasan kawasan, PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk harus mengacu pada perizinan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan," pungkasnya.
sumber

*********

Soal reklamasi Ancol, DPRD bilang katanya kecolongan. Kecolongan karena tak ada kabar berita sama sekali atau kecolongan karrna nyenyak tidur di kursi empuk dalam ruangan dingin?

Sesumbar Anies mengenai Museum Rasulullah yang katanya akan menarik mata dunia ke Indonesia, nyatanya bahwa Museum yang akan berdiri di lahan 20 hektar endapan lumpur dan tanah sisa buangan proyek di Jakarta hanyalah 1 diantara 22 Museum serupa yang akan berdiri di seluruh penjuru dunia. Dari 25 Museum, 2 diantaranya sudah berdiri, dan Indonesia adalah yang ketiga.

Dan lahan seluas 35 hektar yang nantinya akan dihamparkan dengan mengurug laut dan pantai SAMA PERSIS dengan bentuk lahan reklamasi pulau K sesuai dengan peta reklamasi Teluk Jakarta. Dan lahan pulau reklamasi J dan L juga 100% SAMA dengan yang tertera dalam peta reklamasi Teluk Jakarta tersebut.

Yang menarik, bahwa rencana pembangunan Museum Rasulullah sebenarnya bukan di Ancol, tetapi di Depok. Ini berdasarkan penelusuran berita akhir tahun 2019, antara September hingga Desember. Alih-alih Museum itu akan berdiri di Depok, yang notabene adalah wilayah Jawa Barat, tiba-tiba bulan Februari 2020 ada peletakan batu pertama di sebuah lokasi di Pantai Ancol Timur. Lokasi itu adalah tempat dimana 20 hektar tanah hasil buangan proyek di Jakarta.

Siapa saja yang ada disana dari pihak Indonesia selain Sekjen Liga Dunia Islam Muhammad bin Abdul Karim Al Issa?

Ternyata disana ada Ketua Dewan Masjid Indonesia, Jusuf Kalla. Ada Menteri Agama Fachrul Razi, ada Menteri BUMN Erick Thohir, ada Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil.

Jadi, ini sebenarnya bukan simsalabim. Bohong kalau pemerintah pusat tidak mengetahui hal ini. Dan bohong kalau DPRD DKI Jakarta bilang kecolongan.

Lalu, mengenai keberadaan Masjid Apung yang katanya akan dibangun disana, itu hanya untuk pelengkap dan bumbu pemanis saja. Dan semegah apapun nantinya Masjid tersebut, siapapun juga yang akan datang kesana pastinya bukan diniatkan untuk beribadah, tetapi untuk berekreasi dan berselfie ria. Dan siapapun juga yang akan datang kesana, pastinya harus membayar karcis tanda masuk sesuai yang tertera di depan loket masuk Taman Impian Jaya Ancol.

Sehubungan dengan akan dibangunnya pulau reklamasi yang tertera sebagai pulau K, J, dan L, alibi Anies yang mengatakan bahwa itu adalah perluasan daratan, jelas ambigu. Perluasan daratan jelas menempel pada daratan sebelumnya. Sementara peta pulau K, J, dan L, jelas mempunyai celah seluas 300 meter dari bibir pantai. Kata revitalisasi pun andai ingin dipakai jelas salah, sebab revitalisasi hanya dibangun diatas tanah atau bangunan yang sudah ada. Memakai kata pantai reklamasipun jelas kacau, karena yang namanya pantai itu adalah daratan yang kadang tertutup oleh air laut. Apa pulau reklamasi yang akan dibangun, yang tadinya telah dibatalkan oleh Anies demi tipu muslihat kampanyenya nantinya akan tertutup air laut juga?

Bicara kontribusi 5% yang katanya akan didapat Pemprov DKI Jakarta, timbul pertanyaan yang dulu pernah diucapkan Anies dengan pongahnya. Kenapa harus 5%? Bagaimana hitung-hitungannya sampai muncul angka 5%? Kenapa tidak 15%? 20%? Atau 30%? Kenapa cuma 5%?

Terakhir, apakah nantinya dimasa kepemimpinan Anies, sisa pulau lainnya akan dibangun juga dengan alibi yang dibuat-buat? Bisa saja. Seperti kata Ahok, Anies itu pintar berkata-kata dan memberi alasan. Setiap pertanyaan akan selalu dijawab dengan berbagai alasan.

Bayangkan jika diatas 13 pulau reklamasi dibangun Masjid-Masjid megah.
Yang satu mengapung diatas air.
Yang satu mengapung di udara.
Yang satu berada dalam benteng kaca dibawah air.
Yang satu berada didalam tanah.
Yang satu menjulang tinggi diatas gedung apartemen.
Yang satu ghaib, seperti Lab Level 3 yang sampai kini keberadaannya hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang beriman dan berilmu tinggi.

Hebat toh?
Siapa yang gak terharu coba.

Diubah oleh i.am.legend. 16-07-2020 19:57
suryazecklin
knoopy
tien212700
tien212700 dan 19 lainnya memberi reputasi
18
2.6K
39
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.