Proyek lumbung pangan di Kalimantan Tengah (Kalteng) bakal melibatkan para tentara. Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menilai hal ini bukanlah sesuatu yang baru.
"Kenapa sih ada keterlibatan tentara di situ, saya juga perlu jelaskan, sesungguhnya keterlibatan tentara dalam kesiapan pangan itu sudah cukup lama ya," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (16/7/20).
Moeldoko bahkan mengakui pernah menggerakkan langsung tentara di urusan pertanian. Saat itu, dia menjabat sebagai Panglima TNI.
"Waktu saya jadi panglima TNI, Pak Mentan menginginkan keterlibatan para Babinsa di lapangan untuk ikut mendorong para petani di lapangan. Itu sudah saya waktu itu sudah MoU dengan pak Menteri Pertanian ya," katanya.
"Ini bukan hal yang baru yang baru keterlibatan TNI dalam membantu petani dan sampai sekarang juga masih ada para Babinsa yang bekerjasama dengan mereka," lanjutnya.
Namun, Moeldoko juga menegaskan bahwa tidak ingin tentara terlalu terlibat secara terus menerus di urusan pangan. Artinya, tetap ada peran daerah melalui dinas pertanian untuk mengurus persoalan pangan.
"Tapi ketika TNI diperlukan pada dasarnya siap saja karena dalam undang-undang di pasal 7 juga ada operasi militer selain perang itu ada peran peran non militer yang dijalankan TNI untuk membantu pemerintah daerah," tandasnya.
Ia menyebut bahwa peran tentara di food estate Kalteng yakni turut menyiapkan cadangan pangan nasional. Dalam hal ini, militer dikerahkan untuk membuka diversifikasi komoditas pangan.
"Kalau kita bicara cadangan pangan nasional, bukan saja beras, bukan hanya jagung, tetapi juga bisa nanti ada umbi-umbian, ada makanan-makanan lain yang pada akhirnya nanti itu bisa menjadi diversifikasi makanan kita. itu yang diharapkan," kata Moeldoko.
Sumber Berita