Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ribkarewangAvatar border
TS
ribkarewang 
HIlangnya Dusun Lengger


HILANGNYA DUSUN LENGGER

#Kematian_sang_penari

Malam ini di desa Kermon ada acara, anak Pak Kadus habis disunat. Tadi siang sudah nanggap kuda lumping, malamnya ada lengger. Sudah dipastikan orang-orang dari kampung sebelah pun berdatangan. Para bandar judi pun pasti banyak yang gelar lapak. Belum lagi penjual kacang dan jagung rebus.

Jam delapan, gamelan sudah mulai berbunyi, beberapa wanita muda dengan dandanan tebal sudah mulai menari dengan gemulai. Sekitar sepuluh menit, istirahat sebentar dan jam setengah sembilan biasanya sang idola akan keluar.

Arum, nama penari lengger yang sedang digandrungi para lelaki. Hampir tiap malam dia ditanggap dari kampung ke kampung. Umurnya masih dua puluh tahun, tapi dia sudah punya satu anak. Baru berapa bulan ini dia mulai menari, sejak Wahyu suaminya pergi merantau dan tak ada kabar.

Pesona Arum mengalahkan dua pendahulunya, Mbak Sur dan Mbak Lami. Biasanya dulu Mbak Lami yang jadi idola, tapi sejak Arum masuk, pesona Mbak Lami pun memudar.



Jam sembilan Mbak Sur mulai menari, sepuluh menit, tapi sawerannya kurang. Dilanjutkan Mbak Lami, entah kenapa, mungkin pesonanya tiba-tiba muncul, karena banyak pria yang memberinya saweran. Dengan kemulai ia mulai menggoda beberapa pria dengan selendangnya. Sepuluh menit dia harus bergantian lagi dengan Mbak Sur, sebelum Arum muncul.

Bahkan beberapa lelaki malah sudah kesurupan, mereka para pemain kuda lumping. Jadi banyak yang tidak kaget, tapi malah senang. Karena saat kesurupan, berbagai atraksi yang tidak masuk akal akan dipertontonkan.

Namun Mbak Sur tak kunjung muncul, sampai hampir tiga puluh menit, ia terus menari. Akhirnya salah satu pawang mencari Mbak Sur. Sementara di area tengah, orang-orang yang kesurupan semakin banyak.

Barongan yang jarang muncul saat malam, entah dari mana datangnya, tiba-tiba masuk ke tengah lapangan. Rumadi yang berbadan tinggi besar, dia pemain barong legendaris, sudah lama tidak menari. Malam ini dia dengan gesit menggerakkan barongannya. Bahkan Harjo si penari topeng yang sudah pensiun pun muncul.

Di lapangan banyak yang heboh dengan munculnya pemain-pemain lawas, sementara di dalam jeritan Arum mengagetkan semua orang. Mbak Sur tergeletak darah keluar dari mulutnya. Nyawanya sudah tidak tertolong, semua pandangan tertuju pada Arum. Hanya dia satu-satunya saksi.



Sementara keributan lain terjadi, mereka yang kesurupan tambah banyak. Bahkan ada pemain kendang yang kesurupan, akhirnya yang lain menggantikan. Musik pun terdengar semakin kencang, seakan mengajak semua orang menari.

Dari surau, Abah Khuri dan beberapa bapak lainnya kencang berdzikir. Suasana sepertinya semakin tidak terkendali, seperti ada kekuatan gelap yang menutupi kampung Kermon. Terlebih para penduduk dari kampung lain yang mendengar suara lengger, tapi tidak menemukan jalan ke kampung itu.

Beberapa anak muda yang sudah kena tuak, hanya berputar-putar di ujung kampung. Tapi jalan masuk desa seperti lenyap tiba-tiba. Tapi musik yang didengan semakin kencang, bahkan seperti ada beberapa grup gamelan yang bermain.

Suara gamelan seperti bersahut-sahutan terdengar sampai kampung sebelah. Sedangkan di area acara, orang-orang mulai berjatuhan satu persatu. Beberapa anak kecil pun sudah mulai mengeluarkan darah dari hidungnya. Kepanikan terjadi, tapi seakan mereka tak bisa berbuat apa-apa.

Di dalam rumah Arum makin berteriak saat tubuh Mbak Sur menghilang dan tinggal ular hitam sebesar lengan yang seperti terengah-engah mau keluar. Warga panik, ada sebagian yang langsung memukul dan memotong ular itu dengan parang.



Suasana mencekam itu tiba-tiba mulai menghilang. Bunyi gamelan pun melambat, para pemain yang kesurupan sepertinya mulai tersadar, bahkan tanpa tiupan pawang.

Sementara bau kemenyan makin menyengat, Mbak Lami yang dari tadi menghilang tiba-tiba muncul. Dia menuduh Mbak Sur sudah memakai ilmu hitam, dan mewariskannya pada Arum. Karena saat kematian hanya Arum yang ada di sana.

"Bunuh dia! Sebelum dia mengadakan perjanjian dengan sang penguasa!" teriak Lami.

"Jangan, ampuun, saya tidak tahu apa-apa. Sumpah, demi Allah, saya hanya lihat Mbak Sur tiba-tiba tergeletak. Bahkan kami tidak saling bicara!" jawab Arum histeris. Karena beberapa orang yang masih kesurupan menyeretnya keluar rumah. Gamelan yang tadi sudah berhenti, tiba-tiba mulai berbunyi. Dimulai dari gambang, bonang dan bonang penerus. Kemudian pemain kenong dan demung pun menyusul, lanjut pemain saron, peking dan slentem terakhir gong dan kendang masuk.



Musik pelan, dan Arum yang tadinya berontak pun mulai menari pelan. Orang-orang mulai mundur. Sementara Mbak Lami tampak ketakutan. Pandangan Arum berubah, matanya sekarang tertutup, dia menari sendiri. Tubuhnya meliuk seperti menghipnotis semua yang melihat. Dari surau Abah Khuri pun makin kencang berdzikir.

Seluruh kampung seperti terhipnotis oleh suara gamelan. Yang kuat iman, mereka memilih ke surau dan berdzikir. Tapi banyak juga yang memilih ke area Lengger.

"Jangan Rum, jangan, aku minta maap!" teriak Mbak Lami. Tapi semua penonton tak ada yang menghiraukannya. Ia pun menyalakan kemenyan lebih banyak dan menggores tangannya sampai darah itu keluar dan ditaruh di atas kemenyan yang dibakar tadi.

"Siapa yang membangunkanku!" teriak seorang wanita tua. Suaranya terdengar dari mulut Mbak Lami. Wajahnya pun mulai berubah, sorot matanya jadi merah.

Ia pun mulai menari, seakan ada pertarungan antara Lami dan Arum. Tapi itu bukan tarian lengger yang biasa mereka lihat, gerakan keduanya pun terasa sangat menghipnotis. Mereka berputar dan tanah di sekitar area lengger seperti turun ke bawah, menyeret orang-orang yang larut dalam alunan gamelan.

Bahkan para pemain gamelan pun seperti bermain tanpa sadar, mata mereka tertutup semua. Rumadi dan Harjo yang sering kesurupan, rupanya mereka melihat ada yang salah. Keduanya sadar dan merapal doa yang mereka tahu, perlahan mundur dan menjauh dari area lengger.

Satu persatu rumah yang ada di sekitaan itu ikut masuk ke bawah, tarian Arum dan Lami pun makin mengerikan, mulai mengeluarkan aroma busuk, kematian.
Rumadi segera mengajak Harjo lari, di depan mata mereka ada empat puluh atau lima puluh rumah tiba-tiba menghilang seperti ditelan bumi. Hanya Surau yang ada di ujung kampung satu-satunya yang masih berdiri.

Rumadi dan Harjo pun dengan terengah-engah tiba di surau. Abah Khuri yang tau akan kedatangan mereka segera memberi air pada keduanya. Mereka pun langsung pingsan, karena banyak sekali makhluk gelap yang mengelilingi kampung mereka.

Ada sekitar dua puluh orang dewasa dan delapan anak-anak berhimpitan dalam surau kecil itu. Berdzikir dan bersholawat sampai pagi. Hingga jam empat terdengar lengkingan panjang, entah suara Arum atau Lami, karena gamelan itu masih terdengar sampai subuh.

Jam lima, akhirnya Abah Khuri mengajak pergi ke area lengger, ternyata sudah rata dengan tanah. Tak ada satu pun yang tertinggal. Hanya sisa Mbak Sur yang kepalanya terpotong. Lami yang darahnya mengering dan Arum yang masih hidup, tapi napasnya tinggal satu-satu.

"Menarilah karena ingin menghibur, bukan menggoda. Menarilah untuk mengajarkan kelemah lembutan, bukan persaingan. Jangan adakan perjanjian dengan makhluk apapun. Ingatlah Allah Dia satu-satunya yang menjamin hidup kalian."

Pesan yang disampaikan Arum sebelum mengembuskan napasnya. Tak lama orang-orang dari kampung sebelah berdatangan.

"Abah, kami mau buat pengakuan," kata Rumadi dan Harjo barengan.

Mereka meminta tolong mencabut beberapa barang yang dipakai. Konon katanya agar jadi berani dan disegani. Dari mereka juga Abah Khuri tahu, kalau para penari lengger, biasanya memakai susuk. Bahkan yang lebih menyeramkan, adakan perjanjian dengan ratu ular seperti Mbak Sur. Konon kalau menari akan menghipnotis para laki-laki.

Sudah berbulan-bulan lalu, Mbak Sur ingin membatalkan perjanjiannya, tapi tidak bisa. Ia pun sempat terbersit untuk bunuh diri. Namun siapa sangka, dia malah mati karena diracun. Harjo sendiri yang melihat Lami menuangkan racun ke minuman Mbak Sur.

Sedangkan menghilangnya dusun Kermon, diduga karena amarah dari sang ratu ular karena anaknya yang merasuki tubuh Mbak Sur dipotong oleh warga.
Sekarang dusun itu lebih dikenal dengan nama dusun lengger.

Tamat

Bumi Amungsa 16 Juli 2020

riri_pastinya
bukhorigan
aan1984
aan1984 dan 17 lainnya memberi reputasi
16
4.1K
49
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.