jaka.sembvngAvatar border
TS
jaka.sembvng
Dulu Klaim Eucalyptus Antivirus Corona, Kementan Sekarang Bantah
Dulu Klaim Eucalyptus Antivirus, Kementan Sekarang Bantah


Jakarta - Sebanyak 5 produk eucalyptus  yang dikembangkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan) sudah diluncurkan sejak 9 Mei 2020, dan 3 di antaranya telah dipatenkan pada 18 Mei lalu.


Kelima produk tersebut antara lain minyak roll on, inhaler, balsem, diffuser oil, dan kalung aromatherapy berbahan dasar eucalyptus. Kala itu, eucalyptus diklaim Kementan sebagai 'Antivirus' Corona.


Klaim antivirus itu dikeluarkan Kementan dalam press releasenya berjudul 'Kementan Launching Antivirus Corona Berbahan Eucalyptus' yang dikeluarkan 8 Mei 2020. Di situ ditulis, Kementan melaunching inovasi antivirus berbasis eucalyptus di ruang utama Agriculture War Room (AWR). Produk inovasi ini merupakan hasil uji lab para peneliti pertanian yang dinilai mampu menangkal penyebaran virus.


Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang didampingi Kepala Balitbangtan Fajry Jufri dan Sekretaris Jenderal Kementan Momon Rusmono mengatakan, bahwa terobosan ini memiliki hasil pengujian eucalyptus terhadap virus influenza, virus Beta dan gamma corona yang menunjukkan kemampuan membunuh virus sebesar 80-100 persen.

Kementan kembali mengklaim produknya sebagai antivirus saat mengeluarkan press release pada 9 Mei 2020 berjudul 'Kementan : Masyarakat Bisa Gunakan Eucalyptus Sebagai antivirus'. Di situ dituliskan, inovasi antivirus berbasis eucalyptus yang diluncurkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) menjadi angin segar di tengah pandemi covid-19 yang masih merebak khususnya di Indonesia.


Dua bulan setelah launching, tepatnya di awal Juni ini produk eucalyptus menjadi perbincangan. Kemampuan dari produk eucalyptus ini pun dipertanyakan, apakah benar-benar mampu menjadi Antivirus Corona.

[color=#000000]
Hari ini, Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry memberikan klarifikasi atas produk tersebut. Ia menegaskan, pihaknya tak pernah memberikan klaim atas eucalyptus sebagai antivirus Corona. Pasalnya, izin edar dari BPOM sendiri atas 3 produk eucalyptus (minyak roll on, inhaler, dan kalung aromatherapy) hanya sebatas produk jamu.


"Kita menerima saran dan masukan. Tentunya over klaim, kita sudah menyampaikan juga kita tidak over klaim. Izin dari BPOM memang tidak menyebut antivirus, sama di roll on eucalyptus ini tidak ada menyebut, karena memang harus melalui tahapan. 


Izin edar ini kan jamu," kata Fadjry dalam konferensi pers virtual, Senin (7/6/2020).

Selain itu, ia mengakui produk tersebut pun belum diuji pada sampel asli COVID-19 (SARS-CoV-2).


"Saya tidak mengklaim COVID-19 karena kita tidak menguji pada COVID-19, kita hanya menguji kepada Corona model. Karena kita punya alpha Corona, beta Corona, gamma Corona, delta Corona. Tapi COVID-19 atau SARS COVID-19 ini adalah bagian dari beta Corona," jelas Fadjry.


Ia menegaskan, selama ini pihaknya hanya mengklaim bahwa eucalyptus ini punya potensi 'membunuh' Corona.


"Klaim produk kita ini memang sebatas apa yang menjadi izin dari BPOM. Tapi ini secara lab potensi untuk untuk 'membunuh' virus Corona, termasuk H5N1 dan influenza," tuturnya.

Fadjry menjelaskan, produk eucalyptus ini masih memerlukan tahapan uji klinis yang panjang untuk bisa menjadi obat yang digunakan manusia.


"Uji klinis terkait vaksin dan medicine orang itu paling sedikit waktu 18 bulan. Kalau dipercepat biasanya rata-rata 1,5 tahun. Itu fase 1, fase 2. Oleh karena itu berbagai negara ini semua masih berikhtiar untuk mencari vaksin, obat, apa pun namanya itu untuk kita melawan COVID-19," imbuh dia.'


Ia pun menegaskan tak ingin ada polemik atas produk eucalyptus ini. Ia meminta segenap masyarakat mendukung langkah Kementan untuk mengembangkan produk eucalyptus hingga betul-betul bisa menjadi penangkal COVID-19.


"Saya tidak ingin berpolemik. Saya welcome kritik, masukan, saran, sangat menerima semua yang harus diperbaiki. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai produk sendiri. Tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa melalui tahap-tahapan. Apalagi penelitian yang sangat awas ini, apalagi ini baru 2-3 bulan. Tapi eucalyptus ini dimanfaatkan sebagai potensi untuk menekan perkembangan Corona," tutup Fadjry.


sumber: https://finance.detik.com/berita-eko...antah?single=1

Diubah oleh jaka.sembvng 06-07-2020 07:16
nomorelies
namkul8
namkul8 dan nomorelies memberi reputasi
2
1.9K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.6KThread40.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.