Siapa yang tak mengenal cerita novel dari Agatha Christie, novel dengan cerita misteri detektif memang salah satu kekuatan dari Agatha. Sebuah karya dengan judul Death On Nile membuat petualangan baru, kematian seseorang di sebuah kapal yang tengah berlayar di sungai Nil Mesir harus membuat tokoh utama Poirot berfikir lebih keras mencari puzzle yang hilang.

Yang menjadi masalah adalah nama tokoh yang ditampilkan di cerita ini harus kita ingat, karena banyaknya tokoh yang ditampilkan dengan menyebut nama belakangnya saja atau tidak secara lengkap membuat pembaca agak kesulitan.

Kertas yang dipakai pada buku Agatha ini adalah kertas buram, cetakannya rapih tidak berbayang serta tidak ada pembatas untuk membaca buku. Yang terpenting adalah kualitas isi yang ditampilkan novel ini, tidak hanya satu misteri yang dapat diungkap namun tiga misteri sekaligus tentu saja semuanya saling terkait. Tokoh yang dihadirkan juga mendapat perhatian dari Agatha, begitu detail hingga tak terasa membaca buku ini akan larut dalam cerita yang ia gambarkan.



Kisah ini dimulai dengan pemaparan beberapa tokoh sekaligus, Agatha menceritakan motif masing-masing tokoh mengenai alasan mereka berwisata ke Mesir.

Dan yang menjadi pembeda adalah fokus Agatha menceritakan tokoh Linnet Ridgeway, seorang wanita yang bisa dikatakan sempurna. Ia memiliki sahabat kecil bernama Jacqueline de Bellefort (Jackie), disinilah konflik mulai diceritakan oleh Agatha ketika Jackie meminta pertolongan pada Linnet karena sedang dilanda krisis keuangan, untuk memberikan pekerjaan pada tunangannya Simon Doyle. Linnet menyetujuinya, tapi ada cinta segitiga disini ketika Linnet akhirnya menikahi Simon yang membuat Jackie pun terus menerus meneror Linnet.

Perjalan ke Mesir membuat babak baru bagi kehidupan Simon, disebuah kapal api Karnak yang tengah berlayar mengarungi sungai Nil, disinilah terjadi pembunuhan terhadap Linnet yang tewas tertembak lalu ada tanda merah berbentuk huruf kapital "J" di dinding kapal. Tentu saja semua alibi mengarah kepada Jackie, tapi disini Poirot bertindak elegant dan menemukan puzzle yang semakin menarik.

Kisah ini tidak hanya tentang kematian Linnet bahkan konflik ini semakin berkembang ketika dua pembunuhan lainnya ikut menyertai. Cerita tentang tokoh lainnya juga menarik, sepertinya semua tokoh yang ditampilkan Agatha bukan hanya sebagai cameo. Sekian banyak konflik yang dihadirkan dipaparkan secara baik tanpa adanya keganjilan hingga akhirnya cerita ini semakin membuat penasaran pembaca, untuk melumat buku yang tebalnya 392 halaman sesegera mungkin.



Karakter yang ditampilkan Agatha sangat stabil, semua punya ciri khas yang membuat cerita ini menjadi lebih hidup. Agatha memberikan sentuhan psikologi tentang tingkah laku manusia yang dikemas secara apik, disinilah motif yang menjadi acuan utama dibandingkan mencari pelaku.

Bagi kamu yang suka seri detektif buku ini menjadi pembeda, seri Agatha memang memberikan nuansa yang lebih ringan namun lebih hidup. Konflik diangkat dengan baik, dan sebagai penikmat novel dengan genre serupa buku ini sangat recomended banget untuk dibaca.