Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

umiazizaAvatar border
TS
umiaziza
Part 2


Part sebelumnya
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...f6c40ab3340f5a

Aku segera pergi ke kamar. Kuabaikan setiap tatapan tak mengenakkan. Biarkan saja mereka beranggapan aku tidak sopan.

Dalam kamar, aku hanya bisa menangis. Sebab, pesan singkatku ternyata dibalas oleh Mas Tio. Ya Allah, dada ini begitu sesak. Aku tak sanggup rasanya.

[Jika itu keputusanmu, aku bisa apa, Far? Doaku, semoga kamu selalu bahagia.]

Bagaimana aku bisa bahagia, Mas? Jika laki-laki yang akan kunikahi bukan kamu. Berdosakah aku jika saat ini berpikir untuk melarikan diri lalu menikah dengan Mas Tio tanpa restu?

Ah, tidak. Mas Tio tidak akan pernah setuju akan pemikiran gilaku ini. Aku sangat tahu laki-laki yang telah menemaniku selama empat tahun itu.

"Mas, aku harus bagaimana?" Kutatap ponsel yang berlatar foto Mas Tio dengan kepiluan. "Aku mencintaimu. Aku tidak ingin pernikahan ini," gumamku.

Beginikah hidup? Selalu mempermainkanku, padahal aku tak sedang ingin main-main. Entah, harus berapa banyak lagi air mata yang keluar karena permainan ini? Harus berapa besar luka yang membuat hati perih?

"Mas, bawa aku pergi."

"Farah!"

Tangisku terhenti saat Ibu datang dan marah tiba-tiba.

"Beginikah ibu mengajarimu? Di mana sopan santunmu? Mereka akan segera menjadi keluargamu, kamu bersikap seperti itu sama mereka. Apa kamu gak malu?" cerocosnya.

Selama ini, sosok Ibu selalu menghangatkanku. Namun, entah kenapa berubah saat ini. Biasanya, dia yang paling mengerti, tapi tidak lagi. Aku seperti hidup sendiri.

"Keluar sekarang, mereka mau pulang. Salim kek atau apa!"

"Aku gak mau, Bu. Aku gak suka keluarga itu."

"Halah, sudah. Kita selesaikan nanti. Ibu mau menemui tamu yang akan pulang." Ibu keluar dan menutup pintu dengan keras.

***

Meratapi diri adalah hal yang satu-satunya bisa kulakukan. Apa hal ini berguna? Tentu saja tidak. Namun, aku tak tahu cara bangkit saat ini. Bolehkah begini saja?

Hanya bayang Mas Tio yang bermain di pelupuk mata. Andai aku jadi menikah dengan laki-laki bernama Angga itu, bukankah ini adalah dosa besar? Ah, kepalaku serasa mau pecah memikirkan semua ini.

"Farah!"

Lagi-lagi Ibu membuatku terkejut karena datang tiba-tiba. Apakah itu sudah menjadi kebiasaannya sekarang? Biasanya, Ibu adalah sosok lembut. Jangankan marah, melotot saja hampir tidak pernah.

Kali ini, sorot mata menghangatkan itu telah menghilang. Tergantikan dengan tatapan tajam yang sarat akan kemarahan. Ibu, apa yang terjadi? Kenapa begini?

"Ibu gak habis pikir sama kamu, bagaimana bisa kamu bersikap begitu?" Ibu mengurut keningnya.

Apa Ibu sedang pusing? Sebandingkah dengan pusing yang kurasakan?

"Kalau ditanya, jawab, Far!" bentaknya.

Aku hanya bergeming. Mencoba mencari titik asal kenapa semua bisa begini. Ibu yang berubah dan perencanaan pernikahan yang tiba-tiba. Pasti ada sesuatu yang salah sebelumnya.

"Bu, kenapa begini?" Aku mencoba memberanikan diri untuk bicara. "Bu, biasanya Ibu tidak pernah membentak Farah."

"Ibu begini karena kamu sudah keterlaluan!"

"Keterlaluan yang bagaimana, Bu? Ibu tidak tau? Si Angga itu ternyata tidak bekerja. Mapan? Dari mana?" Aku tersenyum sinis.

"Halah. Kamu tau dari siapa? Sudah. Ibu sudah putuskan, pernikahanmu bulan depan. Lupakan tentang Tio, biar kamu gak nganggap Angga salah terus."

Semudah itu Ibu menyuruhku melupakan Mas Tio? Padahal, dia yang menjadi saksi betapa aku mencintai laki-laki pemilik senyum menawan itu.

"Aku gak bisa, Bu." Aku menolak dengan tegas. Sebab, rasa ini memang tak bisa dibohongi. "Aku tidak suka sama Angga."

"Sekarang kamu mikir, kamu udah umur berapa? 28 tahun, Far! Kamu mau terus-terusan dipanggil perawan tua?"

Ya, memang benar bahwa aku sering dipanggil perawan tua. Sebab, teman-teman seusiaku sudah menikah, bahkan sudah ada yang beranak dua. Namun, bukankah garis tangan setiap orang berbeda?

Pernikahanku hanya akan terjadi sekali seumur hidup. Itu prinsipku. Lantas, haruskah kuserahkan seluruh hidup ini pada seorang Angga?

"Aku gak setuju sama pernikahan ini. Ibu kenapa maksa sih? Emang keluarga Angga janjiin apa sama Ibu? Harta?"

Sebuah tamparan mendarat di pipi kananku. Rupanya, pertanyaanku membuat amarah Ibu semakin menjadi, terlihat dari wajahnya yang kini merah padam. Mendapatkan perlakuan itu hanya membuatku diam.

"Jangan kurang ajar ya, Far."

Aku belum pernah melihat Ibu seperti ini. Apakah wanita kesayanganku tengah kerasukan?

"Aku anakmu, Bu," lirihku.

"Untuk itu, ibu mau kamu nikah sama Angga. Kalau kamu masih merasa jadi anak ibu."

Kalimat Ibu membuat jantung seakan-akan berhenti berdetak. Bukan jawaban seperti itu yang aku harapan darinya.

"Demi apa, Bu?" Aku memandang Ibu dengan tatapan yang entah seperti apa.

"Demi masa depanmu. Biar kamu seneng."

Baiklah, jika Ibu yakin bahwa masa depanku akan bahagia dengan Angga, tiada pilihan lain selain menurut saja.
Aku mengembuskan napas kasar. Semua yang kugenggam, perlahan kulepas. Masa depan yang menjanjikan dengan Angga? Semoga keyakinan Ibu tak salah. Semoga laki-laki itu bertanggung jawab setelah memperistriku nanti.

"Baiklah, Bu. Saat ini, Farah tidak ingin diganggu. Tak ada gunanya berdebat seperti ini. Farah istirahat saja, ya."

Aku membaringkan lagi tubuh yang sudah tak bertenaga ini, berharap semoga saat terbangun nanti tak ada luka yang akan membuatku kalah. Semoga, saat aku bangun nanti, tak ada sesuatu yang akan berhasil membuatku menyerah.

Aku kuat menghadapi ini, tapi aku tak yakin bahwa akan ada bahagia yang akan singgah di hidupku nanti. Sisa harapan terakhir kini, semoga hidup Mas Tio selalu diberkahi dan dilimpahi kebahagiaan.

Inilah akhir cintaku dengan kekasih yang amat kusayangi. Namun, ini adalah awal bagiku dengan Angga, yang tak tahu akan berjalan bagaimana nanti.

***

Next?
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...d695080f0f73b1
Diubah oleh umiaziza 26-06-2020 13:00
jlamp
berodin
ceuhetty
ceuhetty dan 7 lainnya memberi reputasi
8
2.4K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.