detyryAvatar border
TS
detyry
Dikira Gila Sampai Idiot! Anak Anak Ini Ternyata Jenius
Anak jenius dunia



Penulis : Dety Moenadjat

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh





Agan, Sista, siapa sih yang tidak ingin punya anak cerdas, jenius, berprestasi, dan membanggakan? Pasti semua ingin, kan? Termasuk penulis juga ingin. Namun, ternyata mempunyai anak dengan kecerdasan di atas rata-rata itu tidak semudah dan semenyenangkan seperti yang kita bayangkan. Jika salah mengarahkan, justru bisa membahayakan dan menghambat perkembangan si anak jenius tersebut. Waduh, sayang, kan.

Beberapa orang tua justru sering tidak tanggap akan potensi unggul dari anaknya. Tidak ayal, di zaman sekarang, kecerdasan akademik memang menjadi tolak ukur keberhasilan seorang siswa dalam berprestasi. Padahal, seharusnya setiap anak berhak mendapat pendidikan yang sesuai dan mendukung potensi unggul dari masing-masing siswa yang berbeda. Karena inilah, bagi orang tua yang paham akan kondisi anaknya yang mempunyai potensi diluar akademik lebih memilih memasukkan anak-anak mereka ke lembaga pendidikan khusus, atau bahkan homescooling. Namun, di Indonesia sendiri masih sangat asing dengan sistem pendidikan seperti ini dan biayanya juga terlampau mahal untuk masyarakat kalangan menengah ke bawah.

Namun demikian, salah satu keunggulan dari anak jenius adalah tidak pernah putus asa. Meskipun masa kecilnya sering disepelekan bahkan tidak dianggap, tetapi mereka mampu membuktikan penemuan-penemuan yang diakui dunia untuk kemaslahatan umat. Masya Allah, tentu mereka inilah anak-anak pilihan Allah yang mempunyai tugas dan misi khusus untuk peradaban ya GanSist.

Pada thread kali ini, penulis akan mengajak Agan Sista untuk mengenal lebih dekat masa kecil yang kurang menyenangkan dari anak-anak jenius dunia. Siapa sajakah mereka? Yuk, kita simak.


1. Albert Einstein dari Jerman




Twitter

Siapa sih, yang tidak kenal dengan ilmuwan fisika dengan tampilan kening lebar berkerut dan rambut ikal tak beraturan khasnya. Tak ada yang menyangka bahwa, penemu teori relativitas ini pernah tinggal kelas dan tidak lulus sekolah formal. Ia juga sering membolos saat pelajaran bahasa, menggambar dan sastra dengan alasan tak menyukainya. Ia lebih memilih belajar sains, musik dan berlayar. Gurunya kerap kewalahan dan memanggil orang tuanya ke sekolah. Einstein kecil pernah juga drop out dari sekolah karena Ia dianggap terlalu bodoh untuk bersekolah.

Namun luar biasanya, orang tua Einstein selalu mensupport agar anaknya tetap melanjutkan pendidikan bagaimana pun caranya. Ketika ilmuwan muda ini ingin melanjutkan sekolah ke SMA dan fakultas dengan berbekal surat tanda pernah belajar--karena Ia tidak lulus SMP dan SMA--dengan berbekal keyakinan dan tekad kuat, Einstein berhasil menyelesaikan sarjananya di usia 20 tahun.

Kala itu, dia kembali ke negara asalnya, Jerman. Di sana, Einstein kerap mengkritisi pemerintah terkait pendidikan yang dianggap menghambat berkembangnya potensi unggul siswa, hingga akhirnya ia memutuskan pindah ke negara yang membebaskan berekspresi dan pilihan jatuh pada negara Swiss. Namun, karena terdesak oleh Nazi, Einstein kembali hengkang dan memilih AS sebagai domisili.


2. Maddison Bowden dari Inggris



tribunnews.com

Anak dengan IQ 162 ini, kerap kali mendapat bullydari teman-temannya karena dianggap tidak waras. Pasalnya, bukan pembicaraan layaknya anak-anak seumuran yang selalu ia katakan, tetapi rencana-rencana dan konsep besar yang tak masuk di akal.

Ia sempat trauma dan tidak ingin melanjutkan sekolah, bahkan selalu mengatakan ingin bunuh diri karena sering diejek dan dianggap gila oleh teman-temannya. Beruntung, orang tuanya segera tanggap akan kondisi spesial dari anaknya. Luisa De Marco, ibunya, mati-matian mengusahakan supaya Bowden kecil menemukan kembali percaya dirinya, hingga kemudian Ia memutuskan membawa Maddison untuk test IQ di Mosan, Betapa terkejutnya sang ibu, saat mengetahui putranya mempunyai kecerdasan di atas rata-rata, bahkan IQnya lebih tinggi dari Albert Einstein yang 160.


3. Thomas Alva Edison dari Amerika Serikat


wikipedia

Si penerang dunia, adalah julukan yang diberikan padanya. Siapa menyangka bahwa masa kecilnya begitu suram. Ia seringkali dianggap idiot oleh orang-orang sekitarnya. Bahkan gurunya dengan terang-terangan mengirimkan surat kepada ibundanya yang tertulis, "Tommy, anak Anda, sangat bodoh. Kami meminta Anda untuk mengeluarkannya dari sekolah." Sebagaimana dilansir dari inspihero wordpress.com

Seketika, Nancy--ibunya--meremas kertas tersebut dan bertekad bahwa Ia sendiri yang akan menjadi guru Tommy di rumahnya. Sejak saat itu, Tommy kecil tidak perlu bersusah payah berurusan dengan guru yang tidak memahami potensinya, Ia menghabiskan waktu dengan setumpuk buku-buku ilmiah dewasa dengan dibimbing oleh ibundanya.

Bagaimana pun lingkungan sekitar mencemooh, tetapi tidak ada yang mampu menandingi kekuatan do'a seorang ibu. Berkat keuletan dan niat keras dari ibunya, Tommy berhasil menemukan temuan pertamanya berupa cahaya di dalam kaca atau yang biasa kita sebut bolam (bola lampu) saat ini. Menyusul kemudian temuan-temuan di bidang fisika, telegraf, dan lain-lainnya yang jumlahnya mencapai 300.


4. Audrey Yu dari Indonesia


Audrey dan Dahlan Iskan


Gadis kelahiran 1 Mei 1988 di Surabaya ini menyelesaikan pendidikan dasar selama 5 tahun, SMP 1 tahun dan SMA 11 bulan. Di usia 13 tahun, Ia mendaftar di sebuah universitas Indonesia, tetapi ditolak karena usianya belum genap 17 tahun. Kemudian Ia memilih melanjutkan pendidikannya di Virginia, Amerika dan lulus dengan prestasi summa cum laude.

Sejak usia 4 tahun, Audrey sudah menunjukkan pemikiran filsuf. Ia seringkali melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang menurut orang disekitarnya aneh. Seperti, "Kemana perginya rasa bahagia?" Atau "Apa arti kehidupan?" Yang membuat teman-teman sebaya enggan berkawan dengannya. Bahkan, Ibunya sendiri sempat tidak menerima dan menyesali memiliki anak aneh seperti Audrey. Ia sempat dibawa ke rumah sakit jiwa oleh orang tuanya untuk memeriksakan kondisi kejiwaan gadis jenius ini.

Salah satu pelecut semangat dara manis keturunan Tionghoa ini adalah pesan dari gurunya bahwa, "Setiap cita-cita pasti akan tercapai jika diiringi dengan sikap giat belajar dan bersungguh-sungguh." Berbekal petuah inilah, dara dengan nama lengkap Maria Audrey Lukito lulus universitas di usianya yang masih belia, 16 tahun.

Itulah tadi Agan dan Sista, sedikit ulasan tentang masa kecil manusia jenius di dunia. Semoga bisa diambil hikmahnya, bahwa setiap anak diberi oleh Allah kecerdasan yang berbeda, pun dengan buah hati kita. Tidak pandai di bidang akademik, bukan berarti bodoh. Masalah peringkat kelas atau tidak, sepertinya hanya masalah cocok tidaknya metode atau pelajaran yang diberikan. Jika belum berhasil di satu bidang, mungkin ada baiknya kita sebagai orang tua atau guru lebih teliti dan jeli melihat potensi anak. Harapan besar saya dan kita semua tentunya, anak Indonesia bisa memperoleh pendidikan yang layak dan sesuai dengan potensi kecerdasannya.

Sekian dari saya, jika dirasa bermanfaat boleh share agar lebih banyak yang memperoleh manfaat.



Sumber : Opri, Wikipedia, Tribunnews, Kompas.com


Diubah oleh detyry 08-07-2020 14:10
mhs2016
sayuh311
bejosegerwaras
bejosegerwaras dan 80 lainnya memberi reputasi
81
11.7K
388
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.