Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Lockdown666Avatar border
TS
Lockdown666
Ngeri! Covid-19 Percepat Tren Tenaga Orang akan Diganti Robot
Ngeri! Covid-19 Percepat Tren Tenaga Orang akan Diganti Robot

Jakarta, CNBC Indonesia - Saat fase new normal diprediksi banyak sektor usaha melakukan penyesuaian salah satunya penggunaan teknologi. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan robot di restoran-restoran sudah dilakukan di banyak negara saat new normal.

Apakah akan berdampak pada sektor tenaga kerja bila terjadi di Indonesia?
"Yang harus diantisipasi, mungkin nanti dunia usaha akan melakukan adjustment di dalam new normal, salah satunya adalah teknologi," ujar Ekonom Chatib Basri dalam webinar bertajuk 'Kondisi Ekonomi Masa Covid-19 dan Respons Kebijakan: Opini Publik Nasional' yang diselenggarakan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Kamis (25/6).

Ia menambahkan, bisnis ke depan bakal menjadi semakin minim tenaga kerja. Sebab, bila terlalu banyak tenaga kerja maka akan menambah risiko penularan Covid-19. "Dia akan menggunakan mesin, sehingga nanti return yang paling tinggi datang ke kelompok pemilik modal atau pengusaha," katanya.

Sementara itu, penggunaan tenaga kerja manusia akan mengalami penurunan. Kondisi ini menurutnya bisa terjadi dalam beberapa bulan ke depan.
"Jadi beberapa bulan ke depan kita akan melihat bahwa isu ketimpangan pendapatan akan muncul karena ada upaya less labour intensive, lebih banyak menggunakan teknologi, lebih banyak menggunakan capital," katanya.

Di Rumah Jadi Barang 'Mewah'

Chatib juga menanggapi soal kondisi masyarakat menengah ke bawah yang tak punya banyak pilihan di tengah pandemi Covid-19. Dia menilai, banyak yang ingin segera masuk new normal karena alasan terdesak kebutuhan ekonomi.
"Pola ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di dunia, di Meksiko dan Brasil. PSBB dan lockdown hanya akan efektif kalau negara memberikan jaminan sosial," katanya.

Menurutnya, kondisi ini berbeda dengan yang terjadi di Swedia dan Denmark yang sistem jaminan sosial sudah baik. Di negara-negara tersebut, orang banyak memiliki di rumah meskipun tak diwajibkan pemerintah.

"Karena jaminan sosial di Swedia dan Denmark sangat baik, sehingga orang punya kemewahan tinggal di rumah. Sedangkan di Indonesia, Brasil, India, pengangguran itu adalah barang mewah. Hanya orang kaya yang bisa nganggur. Mereka yang miskin pasti kerja," katanya.

Kebijakan PSBB menurutnya bias kepada kelas menengah ke atas jika perlindungan sosial tidak diberikan. Sebab mayoritas penduduk Indonesia bekerja di sektor informal. Jika tetap tinggal di rumah demi menghindari potensi penularan Covid-19, maka warga menengah ke bawah tak punya income.

"Secara logika tinggal di rumah adalah barang mewah, tinggal di rumah biayanya jauh lebih mahal dibandingkan kembali bekerja, walaupun berisiko. Karena itu kelompok menengah bawah memutuskan segera kembali bekerja seperti pedagang, segala macam, nggak punya pilihan," tuturnya.


sumur

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...-diganti-robot
nomorelies
nomorelies memberi reputasi
1
691
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.