Siapa sih, yang tidak ingin punya gebetan? Gebetan dijadiin pacar. Pacar dijadiin tunangan. Dan akhirnya tunangan tersebut kita resmikan menjadi pendamping hidup kita (suami/istri).

Kalian pun pasti memiliki impian seperti itu kan? Normalkah demikian?

1. Impian Membina Rumah Tangga.

Normal dan wajar-wajar saja kok memiliki impian untuk dapat membina rumah tangga. Terlebih jika sudah menginjak usia dewasa. Sudah memiliki pekerjaan yang bagus, gaji yang memadai, bahkan sudah mempersiapkan mental yang baik.

Jika hal itu sudah ada, tentunya akan berpikir untuk dapat membina rumah tangga secepatnya dengan sang pujaan hati. Ya, kan Gaes?

Akan tetapi untuk menuju ke arah membina rumah tangga tersebut, tidaklah semudah yang kita bayangkan. Banyak hal dan peristiwa yang harus kita lalui.

Kita harus melewati berbagai persoalan dan masalah dalam hal mencari kecocokkan, kesesuaian, kenyamanan, dan sebagainya antara diri kita dengan pasangan. Cocok, sesuai, dan rasa nyaman dalam berbagai hal Gaes.

Tak jarang pula banyak pasangan yang mengalami putus hubungan kekasih demi mencari yang 'klik' di hati mereka.

2. Mampu Memanage Ego

Menikah itu tak seindah yang dibayangkan. Ibaratnya orang yang masih berpacaran aja seringkali bertengkar. Sering ribut tentang sesuatu hal, baik itu hal yang sepele hingga yang dirasa prinsip. Sering ngambek dengan pasangan. Sering menaruh curiga dan rasa tidak percaya terhadap pasangan.

Selalu merasa ingin diperhatikan. Selalu merasa diabaikan. Selalu merasa dirinya disudutkan. Dan berbagai macam persoalan yang tidak ada habisnya untuk diurai satu per satu.

Belum bisa menahan rasa ego. Belum bisa menahan diri untuk tidak bersikap kekanakkan. Belum bisa menahan diri untuk tidak bersikap cuek. Mudah terpancing emosi. Mudah marah untuk hal-hal yang seharusnya tidak perlu.

Setiap individu harus mampu menahan rasa ego yang tinggi. Terlebih terhadap pasangan yang kita kasihi dan kita sayangi. Harus bisa belajar menahan diri untuk tidak mudah melampiaskan kemarahan kepada siapa pun. Termasuk kepada pasangan kita.

Intinya kita harus mampu memanage ego pada diri masing-masing. Bersikap lebih dewasa dalam berpikir dan bertindak.

Inilah hal yang paling sulit ya gaes. Makanya seringkali kita mendengar berita atau cerita tentang perceraian, putus pacaran dan sebagainya. Karena belum bisa sepenuhnya memanage (menahan) ego itu.

3. Perlunya Keterbukaan dan Kepercayaan.

Keterbukaan dan kepercayaan terhadap pasangan adalah hal yang terpenting dan yang utama. Membiasakan diri untuk selalu saling berkata jujur dan saling percaya.

Untuk dapat terpenuhinya poin keterbukaan dan kepercayaan itu, dibutuhkan pemahaman yang baik terhadap karakter pasangan kita.

Dengan memahami karakter pasangan, akan memudahkan kita untuk bersikap terbuka, jujur, dan percaya.

Memang tidaklah mudah untuk bisa memahami karakter pasangan kita tersebut. Maka dari itu diperlukan adanya komunikasi yang intens. Komunikasi yang sejalan, sepikiran, seperasaan, dan komunikasi yang nyambung, dan komunikasi yang nyaman.

Karena membina rumah tangga itu bukan untuk jangka pendek (hitungan bulan dan tahun). Membina rumah tangga itu untuk seumur hidup. Untuk itulah kedua pihak harus memiliki komunikasi yang baik agar dapat mencari solusi dari berbagai persoalaan yang kelak akan dihadapi bersama. Memiliki pola pikir yang klik dan sehati agar rumah tangganya kelak bisa langgeng.

Waduuh...saya kok sudah seperti pakar di bidang pernikahan ya? Hehehe..
Ini hanya pendapat saya loh gaes. Semoga Agan n Sist setuju dengan tulisan thread saya ini.

Terima kasih sudah membaca. Jangan lupa bintang dan subcribe nya ya.
Sampai jumpa.

Salam ceria @chatyto11