Quote:
PIKIRAN RAKYAT - Dalam beberapa bulan terakhir terus mengalami kerugian besar dan bertumpuknya utang, di tengah situasi pandemi Covid-19 platform streaming film Iflix berencana menutup bisnisnya di akhir bulan Juni 2020 ini.
Mendengar kabar ini, salah satu perusahaan asal Tiongkok kabarnya berencana mengambil alih perusahaan Netflix versi Asia Tenggara yang berbasis di Malaysia ini.
Diketahui, pada 9 April 2020 lalu pun Pimpinan Iflix, Patrick Grove telah memutuskan untuk mengundurkan diri.
Baca Juga: Nihil Kasus Baru Covdi-19 Dalam 10 Hari Terakhir, Bupati Purbalingga: Bersiap guna Hadapi New Normal
Begitu pula dengan Luke Elliot yang merupakan salah satu pendiri Iflix juga yakin untuk mundur dari perusahaan tersebut di hari yang sama dengan Patrick Grove.
Menyusul Patrick Grove dan Luke Elliot yang juga pendiri Catcha Group, dua direktur Iflix yakni David Nairn dan Mark Andrew Licciardo turut mundur dari jabatannya karena alasan mereka yang sudah tidak yakin platform tersebut mampu bertahan di tengah krisis yang dialami selama pandemi.
Pada bulan April kemarin, sejumlah karyawan bahkan mengalami pemutusan hubungan kerja akibat ketidakpastian yang terus menghantui Iflix.
Baca Juga: Juventus vs Napoli: Statistik Mentereng Kedua Tim di Final Coppa Italia, I Bianconeri Mendominasi
“Perusahaan ini nampaknya tidak mampu bertahan dalam kondisi sulit yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kami memutuskan untuk mengurangi jumlah karyawan Iflix setelah mempertimbangkan dengan penuh kehati-hatian," tutur pihak Iflix.
"Kami telah mengatur strategi dengan memotong biaya-biaya lainnya yang kira-kira bisa dihilangkan agar perusahaan ini bisa bertahan di masa yang penuh dengan ketidakpastian ini,” tambahnya.
Baca Juga: KLHK Resmikan Pusat Daur Ulang dan Biodigister, Bentuk Upaya Penanganan Sampah di Sungai Citarum
Sementara itu pada tahun 2018 lalu, Iflix mencatat kerugian hingga 158,1 juta dollar AS yang disebabkan oleh aksi 'membakar uangnya' sebesar 25,5 juta dollar AS kemudian memicu timbulnya utang sebanyak 68,6 juta dollar AS.
Kemudian pada September 2019, Iflx sempat pesimis dan menilai perusahaannya hanya akan mampu bertahan hingga 30 November 2019 saja karena hanya memiliki uang yang tersisa sebesar 12,7 juta dollar AS.*** (Ahlaqul Karima Yawan/Pikiranrakyat-bekasi.com)
Sumber
https://www.pikiran-rakyat.com/ekono...ancam-bangkrut
Kalah bersaing kah?