Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Lockdown666Avatar border
TS
Lockdown666
PBB Tuai Kritik Usai Coret Arab Saudi dari Daftar Hitam dalam Konflik Yaman
PBB Tuai Kritik Usai Coret Arab Saudi dari Daftar Hitam dalam Konflik Yaman

New York -
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencoret pasukan koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi di Yaman dari daftar hitam tindakan yang membahayakan anak. Sikap PBB ini pun menuai kritik dari kelompok-kelompok HAM.

Seperti dilansir dari BBC, Selasa (16/6/2020) PBB menemukan 222 anak tewas atau terluka tahun lalu oleh pasukan koalisi pimpinan Saudi, yang mendukung pemerintah Yaman dalam perangnya dengan gerakan pemberontak Houthi.

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengatakan hal itu mewakili "penurunan yang signifikan dan berkelanjutan" dalam jatuhnya korban.

Namun, Human Rights Watch menuduh PBB mengabaikan bukti pelanggaran berat. Konflik lima tahun telah menghancurkan Yaman, dilaporkan menewaskan lebih dari 100.000 orang, dan memicu krisis kemanusiaan terbesar di dunia.

Laporan Sekretaris Jenderal PBB kepada Dewan Keamanan mengenai anak-anak dan konflik bersenjata menyebutkan ada 4.042 pelanggaran berat terhadap 2.159 anak-anak di Yaman telah diverifikasi tahun lalu.
Secara total, setidaknya 395 anak tewas dan 1.447 anak cacat.

Dari jumlah itu, sebanyak 313 anak-anak yang tewas atau terluka dikaitkan ke Houthi, 222 orang dikaitkan ke koalisi yang dipimpin Saudi, 96 ke pasukan bersenjata Yaman yang didukung koalisi, 51 untuk milisi yang menentang Houthi, lima ke al-Qaeda di Semenanjung Arab, dan dua ke kelompok Negara Islam (ISIS).


Mereka juga bertanggung jawab atas perekrutan anak-anak, penahanan, penculikan, kekerasan seksual, dan serangan terhadap sekolah dan rumah sakit.
Terlepas dari dugaan pelanggaran tersebut, Guterres mengatakan koalisi yang dipimpin Saudi akan dihapus dari daftar global negara dan pihak non-negara yang gagal menerapkan langkah-langkah untuk melindungi anak-anak.


Dia mengutip "penurunan berkelanjutan dan signifikan dalam pembunuhan dan cacat akibat serangan udara" dan penerapan nota kesepahaman yang menyerukan program kegiatan untuk memperkuat langkah-langkah pencegahan dan perlindungan.
Namun Guterres menambahkan program itu akan dipantau selama 12 bulan dan bahwa "kegagalan apa pun dalam hal ini akan mengakibatkan pengulangan pelanggaran yang sama". 


Sebelumnya, serangan udara terbaru di Provinsi Saada, Yaman, menewaskan 13 orang. Korban tewas itu termasuk di antaranya anak-anak.
Dilansir AFP, 13 warga sipil itu tewas pada Senin (15/6) waktu setempat. 4 dari 13 korban tewas tersebut yakni anak-anak.

"Kami ngeri mengetahui kematian 13 warga sipil, termasuk empat anak, hari ini di Yaman," kata direktur Save the Children, Xavier Joubert kepada AFP. 


sumur

https://news.detik.com/internasional...onflik-yaman/1

hahaiyaa cilakaa luewaa welass waa organisasi macam apa ini waaa emoticon-Imlekemoticon-Imlek
nona212
nona212 memberi reputasi
1
687
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
79.4KThread11.4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.