Kanibalisme sendiri adalah suatu fenomena dimana satu makhluk hidup memakan makhluk sejenis lainnya, dalam kasus ini, manusia memakan manusia lainnya. Tapi bagaimana jika kanibalisme dilakukan demi bertahan hidup? Inilah tiga tragedi kanibalisme yang terkenal dilakukan demi bertahan hidup.

Tragedi Holokaus Nazi



Masih ingat kontroversi Syahrini baru-baru ini? Ia menyinggung-nyinggung salah satu tragedi paling menyakitkan umat manusia yang juga menjadi salah satu tragedi paling mengerikan di sejarah manusia, yakni Holokaus.

Peristiwa pembunuhan ini melibatkan enam juta penganut Yahudi Eropa, bangsa Polandia, Rusia, suku Slavia, penganut agama Katolik Roma, orang-orang cacat, orang cacat mental, homoseksual, Jehovah’s Witnesses, orang komunis, suku Gipsi, dan lawan-lawan politik selama Perang Dunia II. Holokaus ini dilakukan oleh Nazi dan dikepalai Adolf Hitler.

Korban Holokaus terpaksa memakan mayat kaumnya karena mereka tidak diberikan makan selama dipenjara, padahal mereka diharuskan bekerja banting tulang dan dipaksa untuk mempercayai yang sudah bekerja keras akan dibebaskan.

Tragedi Pengepungan Leningrad



Tidak berbeda jauh dengan tragedi Holokaus, tragedi pengepungan Leningrad juga memakan banyak sekali nyawa manusia. Blokade Leningrad atau pengepungan Leningrad adalah operasi militer yang dilakukan oleh Jerman dan Finlandia untuk mengepung Leningrad selama dua tahun dari 8 September 1941.

Hal ini menjadikan pasokan makanan yang semakin terkuras hingga tidak ada lagi yang dapat dimakan oleh korban pengepungan. Hal inilah yang memicu kanibalisme. Tragedi Leningrad menyebabkan tewasnya 1,5 juta orang namun mirisnya, kanibalismelah yang menyelamatkan jiwa banyak orang.

Kecelakaan Pesawat Uruguay Air Force Flight



Apa jadinya jika kamu terjebak bersama mayat keluargamu selama puluhan hari? Pada 13 Oktober 1972 silam, terjadi kecelakaan pesawat Uruguay Air Force Flight. Pesawat ini membawa 45 penumpang yang merupakan tim rugby dan keluarganya ke pegunungan Andes.

Pada awal kecelakaan, 29 orang penumpang selamat, namun karena medan yang berat, hanya tersisa 16 orang dan nahasnya mereka masih harus mencari bantuan sendiri di ketinggian 3600 mdpl dengan badai salju, pakaian seadanya, dan tidak tersedia makanan.

Satu-satunya cara bertahan hidup adalah mereka memakan teman dan sanak famili yang telah meninggal. Miris sekali ya cara mereka untuk bertahan hidup? Tragedi ini kemudian diabadikan dalam film dan buku berjudul Miracle in the Andes: 72 Days on the Mountain and My Long Trek Home.


SOURCE https://www.google.com/amp/s/m.kumpa...pernah-terjadi