frostgeeAvatar border
TS
frostgee
Mari Bercerita !!!
Mungkin karena ini kategori B-Log, saya tertarik membuat tulisan ini dan nantinya akan ada topik lain yang saya tulis

Dalam thread ini mungkin akan lebih banyak pendapat pribadi berdasarkan pengalaman atau sekedar hipotesis atau analisis sotoy emoticon-Blue Guy Peace




Sudah sekitar 3 bulan lebih kita menghadapi bencana yang tidak terduga ini, banyak dari kita yang sulit atau merasa terbatasi oleh kondisi saat ini. Berita di media menunjukkan hal yang kurang tepat untuk bepergian jauh atau sekedar nongkrong santai di cafe dan ngobrol dengan temen-temen. Efek negatif yang bisa dirasakan dari karantina itu sendiri adalah kesehatan mental.

Kok bisa ?

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, banyak hal yang harus dilakukan manusia dengan sistem input-output.

Tapi kan saya introvert ?

Tidak suka di keramaian atau dalam suasana yang sangat ramai, atau saya kan canggung ketika bertemu orang lain atau ketika ngobrol panjang lebar dengan orang lain.

Jangan berkecil hati soal itu. Saya juga mengkategorikan diri saya sebagai orang yang kurang baik dalam bersosialisasi dengan orang yang baru saya temui, rasanya seperti tidak nyaman dan ingin cepat-cepat menyendiri di kamar dan bermain game seharian.

Ketika kita manusia punya banyak input entah positif atau negatif dari buku bacaan, nonton film, mendengar berita atau bahkan hal yang negatif yang terjadi. Semua informasi itu diproses menjadi suatu bentuk baru di otak kita, entah itu berbentuk pendapat atau sekedar hipotesis atau sakit hati yang akan diproses.

Nah, kalau seperti ini, apakah informasi tersebut yang sudah diproses dan menghasilkan gagasan atau ide atau bahkan hanya kesimpulan tidak perlu di releasesebagai output ?

Jawabannya, harus ada output atau yang dikeluarkan

Bagaimana caranya ?

Saya tidak akan menjadi guru atau menggurui kalau ditanya bagaimana caranya.
Pertama, saya tidak mengenal kamu secara pribadi.
Kedua, masalah hidupmu saya tidak mau ikut campur.
Ketiga, permasalahan hidupmu adalah kamu yang bisa menyelesaikan.

itu yang akan saya jawab ketika seseorang datang pada saya untuk sebuah permasalahan yang biasanya negatif.

Lalu apa yang saya akan lakukan ketika seorang sahabat datang pada saya dan mengeluh tentang masalah pribadinya ? (Kalau soal ekonomi, mohon maaf, saya tidak bisa bantu)

Pertama, saya biarkan kamu datang dan bercerita panjang lebar dan menyalahkan siapapun dari sudut pandang kamu.

Hal tersebut saya lakukan agar sahabat saya dapat meluapkan segala emosi tentang perasaannya terhadap apa yang terjadi dengan dirinya saat itu, prinsip saya sederhana, ketika manusia dipenuhi oleh perasaan maka logika dan pemikirannya tidak akan seimbang, entah dia bisa menyalahkan diri dia sendiri atau orang lain atas kejadian itu padahal faktanya tidak seperti itu. Kita paham kalau beberapa orang saat ini lebih suka playing as victim. Tentu saya percaya dengan sahabat saya dengan semua ceritanya, tapi apakah cerita itu benar ? Belum tentu. Karena sudut pandang yang dia pakai sangat sempit. Jadi biarkan saja dia bercerita

Kedua, saya akan memberikan pertanyaan yang spesifik dan berperan sebagai "logika" yang tidak pakai perasaan dalam melontarkannya.

Pertanyaan tidak ada yang salah, ingat poin itu! Apakah saya salah ketika saya menanyakan berbagai macam hal dengan sebuah kalimat tanya ? dan saya juga tidak punya hak untuk bilang jawabannya salah, karena saya percaya sahabat saya jujur ketika bercerita dengan saya, dan dia paham karakter saya seperti itu. Beda cerita kalau dia hanya teman biasa, maka hal ini tidak akan saya lakukan.

Ketiga, saya akan mengulang cerita dia dengan analogi saya terhadap masalah dia ditambah dengan semua jawaban yang dia berikan, lalu saya kembali untuk bertanya dengan solusi yang akan dia ambil dari masalah yang saya berikan.

Mengapa demikian rumit ? Saya hanya membuat pemikiran sahabat saya ini jernih dan tidak menaruh perasaan dalam keputusan dari analogi yang saya ceritakan, lalu keputusan itulah yang kemudian kita kembalikan untuk masalahnya. Sederhana ?


Dari hal tersebut sebenarnya saya hanya seorang yang coba membantu menyimpulkan jalan cerita sahabat saya, karena dia yang punya cerita, dan dia pula yang bisa menyelesaikan cerita pada bab tersebut.


Kalau input positif yang didapatkan, maka lakukan releasedengan hal yang positif pula. (Saya rasa ini tidak perlu dijelaskan panjang lebar)


Itu kan kalau mereka yang suka bercerita, bagaimana dengan yang tidak ?

Kita harus punya sistem release tersendiri untuk diri kita, semisal saya adalah orang yang sangat tertutup, tidak suka keramaian, tidak suka bercerita dengan orang lain atau tidak nyaman ketika harus sering berbicara lama dengan tetangga sebelah.

Maka yang berperan sebagai saya atau sahabat adalah diri kamu sendiri, lakukan cara tersebut terhadap diri kamu sendiri. Terlihat gila ? Ya, awalnya adalah melatih control diri sendiri, setelah itu akan mendapatkan cara terbaik untuk bisa release output itu

Setelah control diri sendiri didapat maka akan mulai untuk mendapatkan satu cara untuk mengatasinya.

Kamu suka melukis ? Lukislah apapun itu!

Kamu suka membaca ? Mengapa tidak coba untuk menulis ?

Kamu suka pemandangan ? Ambil kamera atau solo traveling!

Kamu suka mencicipi jajanan ? Silahkan, jangan lupa olahraga!

Kamu suka bermain game ? Mainkan, tapi jangan lupa waktumu!


Lakukan apa yang membuat input positif atau negatif tersebut bisa jadi hal yang menghasilkan atau mengeluarkan hal negatif menjadi bentuk positif.


Saya teringat dengan salah satu profesi dengan release systemyang baik menurut saya, Komedian atau akhir-akhir ini ada juga Stand Up Comedy. Mereka Stand Up atau menyuarakan keresahan mereka tapi dalam bentuk komedi yang sebetulnya tidak ditujukan untuk menyinggung seseorang.

Eits, tapi tunggu dulu. Tidak semua hal yang tidak sesuai dengan pemikiran kita itu meresahkan loh ya, bisa jadi itu hanya karena kita kurang membuka pemikiran kita untuk hal yang baru kita temui, istilah modernnya adalah Open Minded. Tapi tunggu dulu, akhir-akhir ini istilah Open Minded pun digunakan untuk sebuah pembelaan terhadap hal yang tidak sejalan tanpa ada sebuah diskusi yang mendalam, jadi mereka tidak berusaha untuk merasionalkan pemikiran dengan statement sebelumnya dalam diskusi tersebut, sehingga artinya malah jadi bias. Saya tidak akan membahas ini terlalu dalam. Jadi, silahkan berpendapat tentang hal ini dan asumsikan sendiri, simpan saja lalu release jadi hal positif.


Kenapa sih harus direlease ?

Hal ini diperlukan agar tidak terjadi tumpang tindih informasi yang berakhir dengan kata "mudah lupa". Kok bisa begitu ?
Analogi sederhananya seperti ilmu dan aplikasinya terhadap keseharian. Jika ilmu tersebut tidak diaplikasikan dan hanya menjadi hafalan, maka informasi tersebut akan lebih mudah terlupakan dibandingkan informasi yang diaplikasikan sehari-hari.



Kesimpulan

Berceritalah dengan cara apapun untuk membuat input yang hanya berputar dalam masa proses di otak atau pemikiran kita dapat menghasilkan output yang tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain



Quote:



Spoiler for disclaimer:






Danke...


emoticon-2 Jempol
alasankupergi
nona212
nona212 dan alasankupergi memberi reputasi
2
581
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
B-Log Personal
B-Log Personal KASKUS Official
6.1KThread9.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.