Manggarai Barat,NTT-

Misteri kematian feliks salut (57) Kepala Sekolah SD Golo Sepang hingga kini belum terungkap. Pria kelahiran Rokap, 31 desember 1959 itu tewas mengenaskan di Kebun Warga Kecamatan Boleng,Kabupaten Manggarai Barat,Nusa Tenggara Timur, (13/01/2017).

Fio katu, anak korban kepada KASKUS Co. Id menerangkan kronologis kematian korban.

"Tanggal 13 Januari 2017 pkl 14.00 WITA Beliau hilang dari rumah. Kami tunggu hingga malam tapi tidak pulang, kami tanya ke keluarga tapi tidak ada yang tahu keberadaan korban, memang kebiasaan beliau kalau pulang sekolah biasanya mencari rumput dan batang pisang untuk beri makan babi.

"Pada Pkl. 21 .00 WITA, beliau belum pulang juga, lalu kami bergegas mencari korban, Semua masyarakat partisipasi untuk mencari, hingga esok harinya pkl.13.00 WITA, mayatnya baru ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa.

Setelah itu polisi datang Ke lokasi, dan polisi itupun menyuruh keluarga untuk membawa korban ke rumahnya.

"Babinkabtibmas waktu itu menyuruh kami membawa korban ke rumah.Ujarnya".

Karena keluarga curiga atas kejadian itu, keluarga dari korban dekati Polsek setempat untuk hadirkan dokter guna lakukan visum.

"kami dekati kapolsek setempat untuk hadirkan dokter untuk melakukan visum, karena kita juga curiga bahwa ini kematian tidak wajar".Jelas Fio

Pihak Kepolisian saat itu menghargai undangan dari keluarga korban untuk hadirkan dokter. Tetapi apa daya dokter itu tak bisa lakukan visum, karena tak ada surat perintah dari pihak kepolisian.

"Kami tanya dokter, bagaimana sudah, jawab dokter waktu itu Saya tidak menerima surat perintah dari kepolisian, karena memang prosedurnya seperti itu".

Lalu Polisi arahkan keluarga untuk lakukan otopsi dan menyuruh untuk menyiapkan uang sebesar Rp.100.000.000 (Seratus Juta Rupiah) hingga Rp.150.000.000 (Seratus Lima Puluh Juta Rupiah).

Karena keluarga tidak mampu untuk membayar, kemudian pihak kepolisian menyuruh keluarga untuk menandatangani surat, dan isi dari surat tersebut keluarga menerima bahwa Kematian itu Wajar.

"bagaimana kami menandatangai surat ini dengan kematian yang wajar sementara ini belum ada keputusan apa apa. Bagaimana kalau di kemudian hari kami mengetahui siapa dibalik kematian si korban dan bahwa kematian tidak ini tidak wajar.Tanya fio kepada polisi Nanang".

Polisi itu pun menjawab " Bisa di laporkan ".

Waktu pun menjelang sore dan Alamarmahum ingin di makamkan, keluarga korban pun menandatangani surat pernyataan tersebut.

Beberapa bulan kemudian keluarga korban mengikuti kegiatan sosialisasi di kecamatan Boleng.

"Pada bulan September Polisi dari KOMNAS HAM manggarai barat, pergi sosisalisasi tentang HAM sama NARKOBA di kecamatan Boleng. mama menanyakan tentang otopsi itu, aturan yang sebenarnya. Jawaban dari si pemateri waktu itu tidak ada biaya, semuanya ditanggung oleh negara.Ujar Fio

Lalu keluarga menunjukkan foto Almarhum kepada polisi yang saat itu menjadi pemateri dalam sosialisasi tersebut.

"Aduh ibu, ini patut dicurigai, ini kematian yg tidak wajar. Kata polisi itu.
Terus bagaimana sudah yg akan kami lakukan. Tanya keluarga kepada polisi itu.
Ibu pergi ke kantor polisi manggarai barat, buat laporan resmi".

Setelah itu Keluarga korban membuat laporan tersebut dan membawa laporan itu ke kantor polisi.

"Dan saat itu puji tuhan mereka menerima laporan dari kami."

Setelah menerima laporan Polisi lakukan otopsi, tetapi sampai sekarang polisi belum menunjukkan hasil otopsi kepada keluarga korban.

Seiring berjalannya waktu keluarga korban menemukan saksi mata atas pembunhan tersebut.

"kami dengar ada saksi mata waktu itu, saat mereka melakukan pembunuhan.Terang Fio

Lalu Pada tanggal (5/6/20) polisi lakukan olah TKP dan sekarang keluarga korban masih menunggu hasil.

Fio pun mengharapkan pihak kepolisian bekerja maksimal untuk mengungkap misteri kematian dari bapak Feliks Salut. Misalnya kalau memang benar ini kematian tidak wajar, Jadi kita serahkan kepada pihak kepolisian agar para pelaku bisa dihukum sesuai undang undang yang berlaku d niegara ini. Agar mereka itu dibina agar tidak terjadi kasus seperti ini lagi. Tandas Fio.

Jurnalis :Ven Ndarung

Team Editor NTT Times :Bambang & Setiawan.