Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dispenserrAvatar border
TS
dispenserr
Jokowi Mau Berdamai dengan Corona, Ikuti Sukses Herd Immunity Ala Swedia?
Swedia menjadi salah satu negara yang bersikeras tidak menerapkan kebijakan lockdown atau penutupan wilayah guna memutus mata rantai penyebaran wabah virus corona covid-19.

Sejauh ini, tingkat kematian di negara berpenduduk 10,23 juta jiwa itu tak lebih besar dari negara-negara Eropa lainnya macam Inggris dan Prancis.

Merujuk data Worldometers.info, Rabu (13/5/2020), Swedia telah mencatatkan sekitar 27 ribu kasus infeksi covid-19, di mana 3.313 orang meninggal dunia.

Jumlah itu terhitung sedikit kalau merujuk tingkat kematian negara-negara Eropa lainnya, seperti Spanyol yang telah mencatatkan 26.920 kasus kematian akibat covid-19.

Kebijakan negara berpenduduk 10,23 juta jiwa itu dalam menekan kebijakan social distancing sukarela, dinilai bakal diikuti negara-negara lain.

Pasalnya, sejumlah studi mengungkapkan virus corona akan tetap bertahan di muka bumi setidaknya hingga 2022, apabila vaksin efektif belum ditemukan.

Kebijakan lockdown yang mengorbankan sisi ekonomi, dinilai tak lagi efektif, khususnya dalam menghadapi pandemi dengan jangka waktu lama.

Demi menurunkan kurva infeksi covid-19, pemerintah hanya membatasi beberapa aspek seperti melarang pertemuan lebih dari 50 orang.

Pemerintah Swedia tak mengungkapkan secara gamblang mengenai tujuan untuk menciptakan kekebalan kelompok (herd imunnity) dengan membiarkan sebagian besar warganya terinfeksi covid-19.

Namun, para ilmuan di negara tersebut, meyakini tujuan herd imunnity pada beberapa kota di Swedia akan segera terwujud, sebagaimana dilaporkan Foreign Affairs.

"Sebagian besar ilmuwan menyebut (herd imunnity) tercapai ketika lebih dari 60 persen populasi terinfeksi virus. Kekebalan tidak diragukan lagi adalah bagian dari strategi pemerintah yang lebih luas," tulis laporan Foreign Affairs dikutip Suara.com, Rabu (13/5/2020).

Anders Tegnell, kepala ahli epidemiologi di Badan Kesehatan Masyarakat Swedia, telah memproyeksikan kota Stockholm dapat mencapai kekebalan kelompok terhadap covid-19 pada awal bulan ini.

Sementara berdasarkan asumsi norma-norma sosial yang baru, ahli matematika Universitas Stockholm Tom Britton menghitung 40 persen kekebalan di ibu kota cukup untuk menghentikan penyebaran virus pada pertengahan Juni 2020.

Kekinian, sejumlah negara Eropa terlihat mulai melonggarkan lockdown. Denmark dan Finlandia telah membuka kembali sekolah untuk anak-anak.

Sementara Jerman diketahui mulai mengizinkan toko-toko kecil untuk buka kembali. Sedangkan Italia dan Prancis mulai mengizinkan bisnis kembali berputar.

Presiden AS Donald Trump memberikan update pandemi virus corona, 15 April 2020. [AFP]
Presiden AS Donald Trump memberikan update pandemi virus corona, 15 April 2020. [AFP]
Amerika Serikat yang kekinian menjadi negara dengan korban kematian Covid-19 tertinggi, secara 'malu-malu' juga mulai mengendurkan lockdown di beberapa negara bagian.

Foreign Affairs mengatakan, perubahan kebijakan dari negara-negara Eropa dan Amerika Serikat merupakan konsekuensi dari krisis ekonomi yang timbul akibat lockdown.

"Lockdown sama sekali tak efektif dalam jangka waktu yang lama dalam menunggu pengembangan vaksin. Melonggarkan (lockdown) akan mengurangi tekanan ekonomi, sosial, dan politik)," tulis Foreign Affairs.

Tak hanya negara-negara Eropa dan Amerika yang terlhat mulai meniru strategi Swedia dalam menghadapi virus Corona, negara Asia termasuk Indonesia memiliki gelagat serupa.

Khusus Indonesia, Presiden Joko Widodo pekan lalu, Kamis (7/5/2020), mengisyaratkan kepada masyarakat untuk bisa hidup berdampingan dengan covid-19 selama vaksin belum ditemukan.

Kendati demikian, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masih belum dicabut. Pemerintah dikatakan tengah mempertimbangkan pelonggaran.

"Ada kemungkinan masih bisa naik lagi atau turun lagi, naik sedikit lagi, dan turun lagi dan seterusnya," ujar Jokowi.

"Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan covid-19 untuk beberapa waktu ke depan."

https://www.suara.com/news/2020/05/1...ity-ala-swedia

baru 2 bulan ni sdh terseok seok..18 bulan PSBB = bangkrut..itu jg kalau vaksinnya ditemukan

Diubah oleh dispenserr 14-05-2020 01:05
hariyanto227
darmawati040
betiatina
betiatina dan 28 lainnya memberi reputasi
27
3.6K
98
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.