Almarhum Prof. Dr. Joseph Allen Hynek, ahli astrofisika dari Northwestern University, menjadi penasehat ilmiah utama dari Pusat Intelijen Teknik Udara Angkatan Udara Amerika Serikat dari tahun 1947 hingga 1969. Ia dipandang sebagai ilmuwan yang paling terkemuka pada masanya.
Dalam kunjungannya ke Indonesia pada akhir tahun 1976 atas undangan almarhum Menteri Luar Negeri Adam Malik dimana pada waktu itu Bapak J. Salatun sebagai Ketua LAPAN diminta menjadi tuan rumah sekaligus “Counter-part”, Bapak J. Salatun sempat bertanya bagaimanakah pikirannya pada waktu memulai tugasnya. Jawabannya ialah, ia mengira bahwa tugas untuk menyelidiki Piring Terbang, seperti penelitian ilmiah lainnya yang pernah ia lakukan, akan memakan waktu kurang lebih satu atau dua tahun saja. Perkiraan itu meleset, bahkan ketika proyek penelitiannya itu dihentikan 22 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1969, jawaban atas teka-teki piring terbang belum diketemukan. Bahkan sampai hari ini sekalipun, yaitu lebih dari setengah abad terhitung dari tahun 1947, keadaannya masih status quo.
Di dalam pandangan Dr. Erich von Daniken, peninggalan kebudayaan kuno di Amerika Selatan sarat dengan relief maupun artifak lainnya yang menggambarkan kunjungan makhluk-makhluk dari luar bumi. Jika pandangan itu benar maka fenomena UFO bahkan sudah puluhan abad usianya.
UFO telah disaksikan di atas Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, Asia, Afrika, Australia, Oceania dan juga Arktika dan Antartika. Semula penyaksian UFO tersiar luas di dunia bebas saja, sedang pada masa itu yaitu tahun 1950-an Blok Timur mencemoohkannya sebagai rekayasa negara-negara kapitalis untuk mengalihkan perhatian masyarakatnya dari kesulitan-kesulitan yang sedang dihadapinya. Namun seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan informasi, ternyata bahwa masyarakat disana juga menyaksikan UFO tepat sama dengan yang di dunia bebas (Blok Barat).
Masalah UFO sulit diteliti oleh karena kasus-kasusnya penuh keganjilan sehingga pakar UFO Prancis Dr. Jacques Valle menamakannya “pesta pora kemustahilan-kemustahilan” (Festival of absurdities). UFO misalnya memperlihatkan manuver-manuver seolah-olah ia tidak terpengaruh oleh gravitasi maupun inertia, seperti berhenti mendadak, berbalik haluan 180 derajat seketika, terbang secara zig-zag, dan lain-lain. UFO ada yang disaksikan muncul dari ketiadaan, lenyap lalu muncul ditempat lain, berubah bentuk maupun ukurannya. Di Australia pernah disaksikan bagaimana sebuah UFO memancarkan berkas sinar yang bisa dibengkokkan 90 derajat.
Pada tahun 1973 helikopter yang dikemudikan kapten penerbang Larry Coyne didekat Columbus, Ohio, disorot oleh UFO dengan berkas sinar hijau yang menyedot helinya ke atas padahal ia sedang turun untuk melakukan pendaratan darurat.
Pada tahun 1952 Nash dan Forstenberry sedang menerbangkan DC-4 PANAM pada ketinggian 2400 meter ketika melihat formasi 6 buah UFO berbentuk cakram pada ketinggian 610 meter. Formasi itu kemudian membumbung secepat kilat ke atas dengan kecepatan sekitar 8 km per detik. Kecepatan orbital dalam atmosfer rendah seperti itu akan mengubah manusia bumi menjadi barbecue.
Beberapa tahun yang lalu di Australia terjadi bagaimana sebuah mobil yang sedang melaju di jalan raya yang sepi diangkat dan dipindahkan beberapa ratus meter oleh sebuah UFO yang sempat menimbulkan kerusakan. Gejala tersebut dinamakan pemindahan massa (mass displacement) yang mencapai klimaksnya dalam kasus Dr. Giraldo Vidal dan istrinya dalam bulan Mei 1968. Mereka sedang naik mobil Peugeot 403 dari Casqomas ke Maifu, Argentina, ketika di tengah jalan ada kabut. Begitu memasukinya mereka tiba-tiba hilang ingatannya. Setelah sadar kembali mereka sudah berada di Mexico, 6400 km jauhnya. Lagi-lagi mobilnya mengalami kerusakan yang cukup parah, yaitu cat luarnya mengelupas seperti terkena panas yang hebat.
Di dalam tahun 1970-an ribuan ternak dari Alabama sampai Oregon mati secara misterius pada malam hari. Organ-organ vitalnya lenyap, begitu pula darah dan cairan otaknya. Pembedahannya begitu sempurna sehingga mutilasi ternak (cattle mutilation) yang diselidiki oleh para penegak hukum federal maupun negara bagian didampingi oleh dokter-dokter hewan, pakar-pakar toksikologi, patologi dan lain-lain.
Kejadian tersebut disertai oleh munculnya cahaya-cahaya dan pesawat terbang serta helikopter hitam tanpa tanda pada malam hari. Mereka menyimpulkan bahwa pelakunya adalah suatu organisasi yang terdiri dari makhluk-makhluk terbang dengan peralatan, teknologi dan ketrampilan super serta mempergunakan UFO untuk melakukan kejahatan-kejahatannya.
Penelitian UFO yang dilakukan oleh Pusat Intelijen Teknik Udara Angkatan Udara Amerika Serikat memakai nama sandi Proyek Buku Biru menurut nama buku pintar di Perguruan Tinggi disana yang memuat semua jawaban.
Proyek Buku Biru melaporkan pada tahun 1952 bahwa laporan yang diterima berjumlah 4400 buah, sedang yang tidak dilaporkan diperkirakan mencapai 10 kalinya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa 73% penyaksian UFO disebabkan oleh salah tafsir terhadap benda atau gejala biasa, seperti balon udara, pesawat terbang, benda-benda astronomis, burung, berkas cahaya lampu pencari, refleksi, inversi, senda gurau dan lainnya. Sisa 27% tidak dapat diterangkan sebagai benda atau gejala yang sudah dikenal meskipun sudah diteliti dengan secermat-cermatnya
Situasi tersebut diekspresikan dengan tepat oleh Mayor Jenderal Samford, Kepala Intelijen Udara di Pentagon, ketika mengatakan bahwa orang-orang yang dapat dipercaya telah menyaksikan hal-hal yang tidak dapat dipercaya (“credible persons have seen incredible").
Di bawah pimpinan Dr. Edward U. Condon pada tahun 1969 yang menganggap UFO tidak perlu diteliti meskipun mengakui adanya sejumlah laporan yang tidak dapat diterangkan. Setelah itu para komandan Angkatan Udara Amerika Serikat diwajibkan untuk tidak me-release berita-berita tentang penyaksian UFO kecuali yang diidentifikasikan sebagai gejala atau benda biasa. Jika tidak, maka laporan tersebut harus dirahasiakan dan hanya disalurkan ke bagian Intelijen.
Dari sejumlah kejadian, UFO ternyata imun terhadap pertahanan udara. Semasa konfrontasi terhadap Malaysia pada tahun 1964, Komando Sektor Pertahanan Udara Surabaya dimasuki UFO setiap malam lepas Maghrib sampai menjelang Subuh hingga genap 7 hari. UFO-UFO itu disambut dengan tembakan-tembakan dari meriam-meriam penangkis serangan udara. Dilayar radar tampak bagaimana UFO membumbung tinggi setiap kali tembakannya tepat, tetapi tidak ada yang jatuh. Kecuali di Surabaya, UFO yang ditembaki dengan artileri sasaran udara hanya terjadi di Kepulauan Kurillen yang dikuasai Rusia (Uni Sovyet kala itu) pada tahun 1950-an.
Di dalam tahun 1980-an sebuah pesawat MiG-21 Angkatan Udara Polandia bertabrakan dengan UFO berbentuk cakram yang berwarna merah. MiG-21 itu tepat mengenai tengahnya cakram namun tidak terjadi apa-apa oleh karena ia seperti menembus asap, bukannya benda padat.
Nasib pesawat MiG-21 Angkatan Udara Kuba tidak semujur kawannya dari Polandia tadi, oleh karena waktu akan meluncurkan rudal infra merah K-13 ke arah sebuah UFO, senjata itu meledak di bawah sayapnya sehingga berakibat fatal.
Pembahasan pola dan tahapan-tahapan aktivitas UFO kirannya perlu diawali dengan memberi gambaran tentang wujud wahananya. Wujud UFO yang paling kerap muncul adalah yang berbentuk cakram. Disamping itu ada yang mempunyai bentuk bola, elips dan berbagai variasinya. Bentuk bidang meliputi sayap segitiga atau delta, sayap panah, dan sabit. Bentuk cerutu meliputi silinder terbang, kapal selam dan bentuk-bentuk lain yang memanjang. UFO yang seperti kubus dilaporkan dalam kasus Higdog tahun 1973. Kebanyakan UFO muncul seperti benda padat, tetapi ada pula yang tampak seperti asap. Pada malam hari UFO tampak seperti cahaya-cahaya belaka.
Aktivitas UFO memperlihatkan baik pola maupun pentahapan tertentu. UFO muncul bersamaan secara regional yang disebut gelombang UFO yang menurut Dr. David R. Saunders terjadi setiap 61 bulan atau 1853 hari dan bergerak kearah timur. Gelombang UFO itu dari utara ke selatan bukan dalam garis lurus, tapi agak miring. Menurut Prof. Dr. Joseph Allen Hynek UFO berasal dari suatu titik tertentu dilangit.
Dari reaksi UFO terhadap sergapan pesawat kita disimpulkan bahwa makhluk UFO mempunyai kemampuan berpikir yang melebihi kita. Menurut pakar Prancis, Dr. Airne Michel tempat-tempat yang dilewati atau disinggahi UFO dalam suatu pengintaian rinci, terletak dalam suatu garis lurus yang dinamakan “orthoterry”. Jika melakukan pendaratan, makhluk-makhluk UFO memungut contoh-contoh mineral, flora dan fauna “seperti seseorang yang sedang mempersiapkan tesisnya untuk meraih gelar Ph.D” ujarnya. Di dalam konteks pelaksanaan penginderaan jauh (remote sensing atau teledeteksi) aktivitas tadi adalah dalam rangka pengumpulan data “ground truth” (kenyataan di bumi).
Pola operasi UFO menunjukkan urutan prioritas tertentu yaitu yang paling penting adalah yang berkaitan dengan tenaga nuklir, termasuk gudang-gudang senjata nuklir, pabrik pengolahan dan pembuatannya, laboratorium, tambang-tambang bahan nuklir dan juga kapal-kapal selam nuklir dimana pun berada selalu dibuntuti.
Prioritas kedua dalam pola operasi UFO adalah pusat-pusat perhubungan darat, laut dan udara dan pusat-pusat telekomunikasi.
Prioritas ketiga dari pola operasi UFO yang cukup unik adalah air tawar, seperti danau, waduk, sungai dan sebagainya. Bahkan Prof. Dr. Joseph Allen Hynek ragu-ragu untuk memastikan apakah air tawar itu di bawah atau sama peringkatnya dengan pusat-pusat perhubungan. Minat UFO terhadap air tawar menjadi petunjuk kuat bahwa UFO tidak berasal dari bumi kita oleh karena tidak masuk akal untuk mempertaruhkan alat pengintai secanggih UFO hanya untuk mencari air tawar.
Prioritas keempat pola operasi UFO adalah “sampling” yaitu pengumpulan contoh-contoh mineral, flora dan fauna seperti tersebut di atas.
Di dalam dasawarsa terakhir abad ke-20, tampak pergeseran prioritas, yaitu pengumpulan data biologis dan medis terutama dari manusia bumi yang diculik dengan paksa di luar kemauannya, akhir-akhir ini rupanya menjadi prioritas pertama dalam pola operasi UFO.