Met jumpa lagi agan dan sista.
Di semua media sedang ramai dibicarakan tentang new normal.
Sesuai hukum fisika, jika ada aksi maka akan timbul reaksi.
Ada pro.dan kontra tentang pelaksanaan new normal.
New normal, diharapkan akan memulihkan ekonomi Indonesia, yang pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama hanya 2,97%.
New normal sendiri pada intinya adalah PSBB dilonggarkan, dan masyarakat dapat beraktifitas kembali dengan mengikuti aturan pemerintah tentang new normal.

Beberapa daerah sudah dinyatakan siap untuk melaksanakan new normal.
Mungkin pemerintah pusat, maupun daerah sudah siap.
Pelaku bisnis juga sudah siap.
Tapi apakah rakyat sudah siap?

Sudah adakah sosialisasi yang masif kepada masyarakat?
Sudahkah masyarakat tahu tentang new normal?

Jika memang new normal akan dilaksanakan, menurut pendapat TS, perlu dipersiapkan segala sarpras yang diperlukan untuk itu.
Sementara, sosialisasi kepada masyarakat harus terus dilakukan agar seluruh masyarakat paham tentang adanya new normal dan bagaimana tata cara pelaksanaannya.
Takutnya, mendengar kata PSBB dilonggarkan, masyarakat akan bertindak seperti biasanya sebelum pandemi.
Tidak lagi bermasker, kumpul-kumpul jarak dekat, menyerbu pusat perbelanjaan dll.
Tentunya itu akan menjadikan serangan covid tahap 2.

Tentunya bukan hal mudah untuk memberi pengertian pada masyarakat tentang kehidupan new normal.
Butuh kerja keras dan waktu agar masyarakat benar-benar paham.

Mungkin pemerintah sudah menggaungkan wacana ini melalui berbagai media.
Tapi, berapa banyak yang menyimak dan paham?

Lewat televisi.
Berapa banyak ibu-ibu yang memilih menonton sinetron daripada menyimak berita?

Jangankan new normal, tentang aturan PSBB saja, TS yakin banyak masyarakat yang kurang paham.
Karena memang kurangnya sosialisasi kepada masyarakat.

Jadi, jika menurut agan dan sista semua, apakah kita sudah siap untuk menjalankan bentuk kehidupan normal baru a.k.a. new normal?
Bagaimana pandangan agan sista tentang new normal?

Sumber: https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/2...agi-ekonomi-ri