saya.kiraAvatar border
TS
saya.kira
Bosnya Bos Lab Wuhan yang Kontroversial Akhirnya Bicara

Lab Wuhan yang kontroversial, identik dengan Profesor Shi 'Batwoman' Zhengli. Namun ada yang lebih bos dari dia, dan akhirnya buka suara soal virus Corona.

Orang ini adalah Direktur Wuhan Institute of Virology, Wang Yanyi. Dia lebih tinggi lagi jabatannya dari Shi Zhengli yang merupakan direktur departemen, bukan direktur institutnya secara keseluruhan.

Selama ini Shi Zhengli yang bicara dimana-mana. Shi Zhengli juga yang diincar oleh Pemerintah Amerika. Ini lantaran penelitian virus kelelawar memang menjadi tanggung jawab Zhengli.

Zhengli dianggap tahu soal virus Corona. Namun dia sudah beberapa kali membantah virusnya bocor dari laboratorium. Kini giliran Wang Yanyi yang sama-sama perempuan, buka suara kepada media di China.

"Cerita virus Corona berasal dari Wuhan Institute of Virology adalah rekayasa. Lembaga kami tidak tahu, meneliti atau menyimpan virus ini sebelumnya," kata Yanyi dilansir News.com Australia yang dilihat Kamis (28/5/2020).

Yanyi mengatakan pihaknya baru diberi sampel 30 Desember 2019. Setelah diteliti barulah mereka mengatakan ini adalah virus Corona baru.

"Faktanya, seperti orang lain, kami tidak tahu keberadaan virus ini. Bagaimana bisa dibilang ini bocor dari lab kalau kita tidak pernah punya?" kata dia.

Pemerintah AS sebelumnya selalu menuduh Lab Wuhan sebagai sumber kebocoran virus Corona. Sementara Zhengli mengatakan COVID-19 beda sekuens genetik dengan sampel yang ada di lab.

"Riset mereka (tim Shi Zhengli) adalah melacak sumber SARS. Genome SARS-CoV-2 cuma 80 persen sama dengan SARS. Jadi jelas berbeda," kata Yanyi.

Yanyi menegaskan pihaknya yakin virus Corona berasal dari hewan liar. Tapi mereka belum tahu virus apa saja yang bisa dibawa hewan liar di seluruh dunia dan dimana saja yang mirip dengan virus SARS-CoV-2.

"Masalah melacak asal virus adalah pertanyaan ilmiah yang butuh ilmuwan untuk menilainya berdasarkan fakta dan data ilmiah," pungkasnya.

Kebanyakan ilmuwan mengatakan COVID-19 yang sudah menulari 5,3 juta orang dan membunuh sekitar 342 ribu orang ini ditularkan dari kelelawar kepada manusia dengan perantara hewan yang dijual di pasar Wuhan.
detik.com

Akhirnya ngemeng juga


Peringatan Bos Lab Wuhan: COVID-19 Hanya Puncak Gunung Es



Direktur Center for Emerging Infectious Diseases di Wuhan Institute of Virology (WIV), Shi Zhengli, tampil dalam siaran televisi China setelah tidak muncul beberapa lama. Ia membahas soal COVID-19 sekaligus memberi peringatan.

COVID-19 yang ia sebut menular dari hewan hanyalah puncak dari gunung es. Artinya, ada kemungkinan wabah serupa bakal terjadi di masa depan jika kita tidak waspada. Maka, virus di alam liar harus terus dipelajari.

"Jika kita ingin melindungi manusia dari virus-virus atau mencegah wabah kedua dari penyakit menular baru, kita harus mempelajari virus tak dikenal yang dibawa hewan liar di alam dan memberikan peringatan dini," tegasnya.

"Virus tersebut eksis di alam apakah Anda mengakuinya tau tidak. Jika kita tidak mempelajarinya, ada kemungkinan munculnya wabah lain dan kita tidak akan tahu," imbuh Shi.

Shi dan laboratorium Wuhan jadi sasaran teori konspirasi bahwa COVID-19 dibuat atau bocor dari sana. Memang, laboratorium tersebut sering meneliti virus Corona dan Shi sendiri dijuluki sebagai bat woman lantaran sering meneliti virus pada kelelawar.

Soal itu, Shi membela diri bahwa pekerjaan mereka di lab berkontribusi besar dalam mengidentifikasi virus baru sekaligus mengantisipasi wabah masa depan. Contohnya setelah kasus pertama COVID-19 muncul di Wuhan, mereka langsung dapat memahami penyebabnya.

Setelah sampel didapat pada 30 Desember, tim Zhengli meyakini biangnya adalah jenis baru virus Corona. Pengalaman mereka selama 15 tahun berguna untuk kejadian semacam itu.

"Contohnya, metode deteksi antibodi dan nucleic acid kami, dan teknologi isolasi virus, membutuhkan waktu eksplorasi lama tapi membuat kami mampu mengidentifikasi patogen saat kami sudah punya sampelnya," papar dia.

Shi sudah menghabiskan waktu bertahun-tahun di laboratorium itu meneliti virus corona dari kelelawar. Setelah meneliti gua kelelawar untuk mencari sampel, Shi dan timnya berhasil mengidentifikasi asal muasal virus SARS yang mewabah di China dari tahun 2002 sampai 2003.

Mengenai tudingan COVID-19 ada sangkut pautnya dengan laboratoriumnya, Shi sudah beberapa kali melontarkan bantahan. Kini pun, dia menyesalkan munculnya teori tersebut dan menilainya sebagai politisasi.

Dia berharap dunia internasional bersatu untuk menghadapi virus semacam ini dan memperoleh manfaat bersama. "Pekerjaan di lab, mengumpulkan sampel dan membuat model peringatan dini membutuhkan ilmuwan dari bidang berbeda dan pengalaman berbeda," cetusnya.

"Satu tim kecil tidak bisa melakukan hal ini sendirian," tambahnya, seperti dikutip detikINET dari South China Morning Post.

detik.com

emoticon-Takutemoticon-Takutemoticon-Takut
Diubah oleh saya.kira 28-05-2020 07:21
aditmaukemana
phebong
nona212
nona212 dan 41 lainnya memberi reputasi
40
14.5K
209
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar Negeri
icon
78.8KThread10.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.