Covid-19: Percepat Revolusi Industri 4.0 Menuju Indonesia 5.0
TS
GaLaORG
Covid-19: Percepat Revolusi Industri 4.0 Menuju Indonesia 5.0
Illustrasi: tempo.co
Spoiler for cek repost:
Covid-19: Percepat Revolusi Industri 4.0 Menuju Indonesia 5.0
Percepat Revolusi Industri 4.0 Covid
Wabah Percepat Revolusi Industri
Baru-baru ini, kehadiran virus Covid-19 (virus corona) menjadi pusat perhatian kita. Berbagai bidang kehidupan terkena dampakdari adanya penyebaran Covid-19. Mulai dari #BelajarDiRumah, #WorkFromHome, peningkatan konsultasi dokter online, peningkatan belanja online, dan from home-from home lainnya.
Ane yakin agan-aganwati disini pada ngerasain semua dampak dari adanya penyabaran Covid-19. Ane pun juga ngerasain #BelajarDiRumah, dimana sistem perkuliahan jadi sangat berubah. Tapi, terasa ga sih perubahan-perubahan itu juga ada berdampak baik?
Quote:
"Habis Covid-19 terbitlah Revolusi Industri 4.0"
- Dandy Koswaraputra (aa.com.tr)
Sebenernya mau pake kata itu di judul tapi ternyata di Google udah ada yang nulis. Ya memang itu plesetan dari kalimat legendarisnya R.A. Kartini, ane juga suka bikin plesetannya untuk hal-hal membangun seperti ini.
Singkatnya,
Covid-19ini juga membangun buat Indonesia loh!
Nah, sebelumnya mungkin bisa sedikit review tentang revolusi industri:
Spoiler for Apa sih Revolusi Industri itu?:
Revolusi industri secara simpel artinya adalahperubahan besar dan radikal terhadap cara manusia memproduksi barang. Perubahan besar ini tercatat sudah terjadi tiga kali, dan saat ini kita sedang mengalami revolusi industri yang keempat. Setiap perubahan besar ini selalu diikuti oleh perubahan besar dalam bidang ekonomi, politik, bahkan militer dan budaya. Sudah pasti ada jutaan pekerjaan lama menghilang, dan jutaan pekerjaan baru yang muncul.
Spoiler for Revolusi Industri 1.0:
Industri 1.0 ini di mulai pada abad ke 18 oleh James Watt, dimana pertamakalinya ditemukan mesin uap. Mesin uap tersebut di gunakan untuk meningkatkan produktivitas masyarakat. Dimana mesin uap tersebut di gunakan untuk berbagai macam kebutuhan industri salah satunya di inggris mesin uap digunakan untuk meningkatkan produksi tekstil.
Spoiler for Revolusi Industri 2.0:
Revolusi industri 2.0 terjadi pada akhir abad ke 19, dimana revolusi industri 2.0 di sebut dengan revolusi teknologi. Revolusi ini di tandai dengan ditemukannya energi listrik. Lalu di lanjutkan dengan penemuan pesawat telepon, mobil, dan juga pesawat terbang yang memberikan perubahan yang sangat besar.
Spoiler for Revolusi Industri 3.0:
Industri 3.0, revolusi industri yang satu ini terjadi pada akhir abad ke 20 yang ditandai dengan perkembangan semikonduktor dan proses otomatisasi industri. Dengan kata lain, dunia sedang bergerak memasuki era digitalisasi. Kemunculan teknologi digital dan internet menandai dimulainya Revolusi Indusri 3.0. Dalam tahap inilah berbagai barang elektronik mulai di temukan seperti transistor, IC chips yang memungkinkan untuk mengembangkan mesin yang tidak memerlukan operator manusia.
Spoiler for Revolusi Industri 4.0:
Konsep “Industri 4.0” pertama kali digunakan di publik dalam pameran industri Hannover Messe di kota Hannover, Jerman di tahun 2011. Dari peristiwa ini juga sebetulnya ide “Industri 2.0” dan “Industri 3.0” baru muncul, sebelumnya cuma dikenal dengan nama “Revolusi Teknologi” dan “Revolusi Digital”. Industri ini di mulai pada abad ke 21 dan di tandai dengan pemanfaatan Internet of Thing (IoT) sehingga memungkinannya interkoneksi antar mesin, big data acquisition yang mengarah ke machine learning, smart factory, artificial intelegence, dll.
Spoiler for Revolusi Industri 5.0 atau Society 5.0 (versi Jepang):
Konsep industri yang satu ini di ciptakan oleh jepang yang di ungkapkan oleh perdana menteri jepang pada 21 Januari 2019. Perkembangan teknologi yang begitu pesat, termasuk adanya kehadiran robot dengan kecerdasan yang dianggap dapat menggantikan peran manusia. Hal ini yang melatar belakangi lahirnya Industri 5.0 yang dapat diartikan sebagai suatu konsep masyarakat yang berpusat pada manusia (human-centered) dan berbasis teknologi (technology based). Industri 5.0 ini di buat karena adanya masalah yang di alami oleh jepang.
Nah sekarang kita bisa liat bidang-bidang yang terdampak
Apa ajasih yang kena dampak Covid-19?
Pendidikan
Ilustrasi: kemdikbud.go.id
Spoiler for spoiler:
Bidang pendidikan terjadi revolusi besar-besaran untuk tetap adanya pembelajaran di tengah sosial distancing. Pemberian dan pengumpulan tugas-tugas via online yang beragam mulai dari website milik kampus, penyedia layanan kelas online, atau melalui sosial media. Pengumpulan tugas menjadi tepat waktu karena deadline yang spesifik pada platform terkait. Kegiatan pembelajaran tatap muka yang semula di kampus dengan jam karet (mulai telat, bahkan selesai juga telat), namun menjadi sesuai schedule pada Google Meetings, Zoom, Microsoft Teams, dll. Pemberian materi secara jelas melalui file preseentasi, e-book, video presentasi, dll. yang tentunya dapat diakses berkali-kali untuk memudahkan pemahaman.
Teknologi
Ilustrasi: Dream.co.id
Spoiler for spoiler:
Teknologi dipaksa semakin canggih untuk memenuhi kebutuhan hidup akibat adanya social distancing. Teknologi yang paling terdampak yaitu berkaitan dengan kesehatan. Alat pelindung diri (APD) yang dilakukan riset untuk memperbanyak jumlah namun tetap ekonomis. Image processing yang digunakan untuk mendeteksi tingkat social distancing. Pengolahan data kesehatan yang akurat juga menjadi concern.
Kesehatan
Ilustrasi: mediaindonesia.com
Spoiler for spoiler:
Bidang kesehatan juga mendapatkan paksaan untuk semakin berbenah. Fasilitas kesehatan yang tidak menggunakan daring, tidak akan diketahui performanya oleh orang-orang yang tidak keluar rumah. Manajemen fasilitas kesehatan perlu mengatasi tingkat kebutuhan perawatan yang tinggi sehingga pengolahan data secara daring sangat penting. Alat-alat kesehatan dilakukan produksi skala besar yang dapat mengurangi minimnya alat kesehatan pada fasilitas-fasilitas kesehatan. Tentunya, bidang kesehatan mempunyai misi utama dalam pandemi Covid-19 yaitu antiserum dan vaksin sebagai kunci hidup normal setelah wabah Covid-19.
Sebenarnya masih banyak lagi yang bisa agan-aganwati tambahkan