Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

akunfloAvatar border
TS
akunflo
[Cerpen] Songfiction Lagu Menyesal - Ressa herlambang
[Cerpen] Songfiction Lagu Menyesal - Ressa herlambang
photo/Pinterest/Marina Rozales



MENYESAL
Oleh. Phalosa Nanda

.

Sial!
Melihat gadis itu, justru aku terjebak pada pesonanya. Mengenakan gaun putih tulang dengan rambut pirang bergelombang pada ujungnya itu dibiarkan terurai. Laksana bidadari turun dari kayangan, cantik.

"Bagaimana?" ujarnya seraya memutarkan badan, membuat ujung gaun tampak bergelombang menyapu lantai.

Aku mengangguk, lalu mengacungkan dua jempol. "Lebih baik dari yang kemarin."

Seulas senyum terlukis pada paras cantik gadis itu, membuat siapa pun yang melihatnya serasa tak inginkan waktu segera berlalu. Termasuk aku.

Aku mengambil napas dalam, mengembuskan perlahan. Berharap debar yang terus bergejolak ini reda, seiring embusan napas yang terbuang.

Andai Nathan masih stay di Australia dan tidak pulang saat itu, mungkin saat ini gadis di hadapanku belum terikat hubungan dengan siapa pun. Mungkin kita masih suka menatap rembulan pada landai atap rumahku atau menikmati hangatnya api unggun di taman belakang rumahnya yang cukup luas ditemani dengan secangkir cokelat panas buatannya.

Bahkan masih kuingat cerita dongeng kuno yang pernah dikisahkannya kala itu. Tentang seorang pangeran yang melamar gadis desa. Sempat ia protes karena aku menertawakan ceritanya, yang berharap kelak akan ada seorang pangeran akan mencintai dirinya sepenuh hati.

"Lagian mana ada pangeran yang mau melamar gadis cerewet kek kamu." Aku terkekeh, melihat raut wajahnya yang tampak masam tapi tidak mengurangi kecantikan yang terpancar.

Kinar memicingkan mata, menatapku tajam. "Awas ya, kalo aku beneran dilamar pangeran, akan kubuat kau menjadi dayang-dayangku dalam pernikahan. Seperti prajurit yang setia menjaga istana."

Kini, cerita itu benar-benar terjadi.

Semenjak aku memperkenalkannya dengan Nathan --teman lama yang hampir satu dasawarsa tak jumpa-- yang tanpa sengaja bertemu saat kita usai nonton di bioskop, semua berubah. Awalnya masih seperti biasa, layaknya pertemanan. Namun, hari terus berlalu Kinar sulit dijumpai.

Sampai suatu hari dari landai atap rumah, kulihat gadis itu baru saja pulang bersama pria yang cukup dikenal. Seperti sepasang kekasih yang sedang mabuk asmara, mereka berdua tampak bahagia. Pemandangan yang cukup membuatku sesak.

Di waktu yang berbeda, gadis bermata sipit itu datang menemuiku di rumah saat sedang asik memainkan gitar di teras. Rindu katanya. Mendengar pengakuan itu, hati kembali berbunga-bunga setelah cukup lama tandus. Di saat itu juga, hatiku kembali merasakan kekosongan setelah ia bercerita jika Nathan melamarnya malam itu. Malam di mana kulihat pria bermata elang itu singgah ke rumahnya saat aku hendak mengembalikan syal milik Kinar yang tertinggal di kampus.

Nathan berhasil mendapatkan posisi 'pangeran' dalam hidup Kinar. Gadis sederhana yang berharap bisa dicintai dengan sepenuh hati. Hey ... bukankah sebelum Nathan hadir dalam hidupnya aku juga mencintainya dengan sepenuh hati? Hanya saja aku tak mempunyai kemampuan untuk mengatakan yang sejujurnya terhadap gadis itu, tidak seperti Nathan yang menemui dan meminta secara langsung pada orang tua gadis itu.

Pengecut memang. Namun, dalam hal ini membuatku sadar bahwa seorang 'prajurit' tak sepantasnya bersanding dengan seorang putri cantik seperti Kinar. Mereka berdua bisa menjadi pasangan serasi.

"Kita pulang sekarang," ujar Kinar. Aku mengangguk.

Hari ini cukup lelah, bukan karena keliling butik memilah pakaian, melainkan lelah menahan diri agar perasaan ini tidak terus tumbuh saat di dekat gadis itu.

Ketika sampai depan gedung, sebuah mobil BMW terparkir mulus. Sang pemilik keluar dari mobil itu dengan napas yang tersengal-sengal menghampiri kami yang termangu melihat kedatangannya.

"Thanks, Bro. Udah nemenin Kinar cari gaun pengantin."

"Santai, kek ama siapa aja." Nathan masih mengatur napasnya sambil menatap sang pujaan, terpancar permintaan maaf. Seolah Kinar memahami tatapan itu, gadis bermata sipit itu mengangguk, melukiskan senyuman di wajah Nathan.

"Yaudah, sekarang masuk mobil. Biar diantar sekalian."

"Nggak usah, Nat. Gue bawa motor sendiri, lagipula gue masih ada urusan lain setelah nemenin nih Cewek Cerewet." Satu pukulan menghantam lengan, seolah tidak terima dengan julukan yang baru saja kuucapkan di depan Nathan. Sedangkan Nathan hanya terkekeh melihatnya.

"Yaudah kalo gitu. Thanks, Bro, udah mau direpotin."

"Oh iya, jangan lupa ya, kamu harus datang ke pernikahanku. Titik," ujar Kinar sebelum masuk ke mobil.

Aku tersenyum, berusaha menutupi luka yang tersayat. Memandang mobil itu melaju, bersama separuh hati yang terbawa oleh penumpang mobil itu.

Lima tahun mengenal gadis ceria seperti Kinar, lima tahun pula aku menjaga hati untuknya tanpa mampu mengutarakan perasaan. Cinta yang terjaga, hanya mampu berstatus sahabat.

Aku melangkah menuju tempat di mana motor matic itu terparkir. Sebelum kunyalakan mesin, aku memasang earphone untuk mendengarkan musik. Lagu yang sangat pas untuk situasi hati yang kualami saat ini.

.

Semula kutak yakin kau lakukan ini padaku
Meski di hati merasa kau berubah saat kau mengenal dia

Bila cinta tak lagi untukku
Bila hati tak lagi untukmu
Mengapa harus dia yang merebut dirimu
Ho o ...

Bila aku tak baik untukmu
Dan bila dia bahagia dirimu
Aku 'kan pergi meski hati tak akan rela

Terkadangku menyesal
Mengapa kukenalkan dia padamu.


END





rendyreddo
rendyreddo memberi reputasi
-1
301
5
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to HeartKASKUS Official
21.9KThread28.1KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.