Kaskus

Entertainment

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Korban PHK, Sopir Bus Ini Nekat Pulang Kampung Jalan Kaki Jakarta-Solo

hvzalfAvatar border
TS
hvzalf 
Korban PHK, Sopir Bus Ini Nekat Pulang Kampung Jalan Kaki Jakarta-Solo
Korban PHK, Sopir Bus Ini Nekat Pulang Kampung Jalan Kaki Jakarta-Solo

Dampak penyebaran virus Corona terhadap dunia bisnis sangatlah signifikan. Beberapa perusahaan terpaksa merumahkan sebagian karyawannya akibat ketidakmampuan membayar jasa atau gaji para buruhnya. Hal ini, mengundang permasalahan baru bagi kesehjateraan masyarakat. Tidak adanya pemasukan keuangan terpaksa membuat orang-orang yang terkena Putus Hubungan Kerja (PHK) harus melakukan berbagai cara agar mampu bertahan hidup selama pandemi ini belum berakhir. Banyak dari mereka memutuskan untuk pulang ke kampung halaman, tentu dengan berbagai macam pertimbangan. Mereka beranggapan lebih baik kembali ke kampung daripada harus hidup di kota tanpa memiliki pesangon yang cukup. Setidaknya ketika berada di tanah kelahiran dekat dengan keluarga.

Begitupula yang dilakukan oleh Maulana Arif Budi Satrio (38) seorang yang sehari-harinya bekerja sebagai sopir bus. Ia lebih memilih untuk pulang kampung setelah terkena PHK dari tempatnya bekerja di Jakarta Timur.

Korban PHK, Sopir Bus Ini Nekat Pulang Kampung Jalan Kaki Jakarta-Solo

Rio begitu ia biasa disapa, warga Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Solo itu nekat pulang kampung dengan cara berjalan kaki dari Cibubur hingga Gringsing, Kabupaten Batang yang jaraknya sejauh 440 kilometer.

Bukan tanpa alasan mengapa Rio harus pulang kampung berjalan kaki, ia menceritakan bahwa selama ini sejak tahun 2017 ia bekerja sebagai supir bus pariwisata. Sebelum pandemi Corona menyerang Indonesia, bisnis bus pariwisata masih sangat normal. Masih banyak penumpang yang menggunakan jasa bus perusahaannya. Namun, semuanya berubah 360 derajat ketika wabah Covid-19 mulai menyebar. Penyewaan bus pariwisata mulai berkurang. Hingga pihak perusahaan mengambil kebijakan yang mau tidak mau mesti dilakukan yakni terpaksa memutuskan kontrak kepada seluruh karyawannya.

Korban PHK, Sopir Bus Ini Nekat Pulang Kampung Jalan Kaki Jakarta-Solo

Pria 38 tahun itu, menerima PHK dari kantornya pada tanggal 8 Mei 2020. Setelah mendapat kabar tak enak tersebut, ia mulai berpikir tentang nasibnya apakah harus menetap di Jakarta atau pulang kampung. Hingga akhirnya Rio memutuskan untuk kembali ke kampung. Dan memberikan sisa sewa kontrakannya kepada tetangganya yang diusir karena tak mampu membayar kontrakan.

Rio awalnya ingin naik angkutan umum, namun harganya terlampau mahal hingga 500 ribu rupiah dan mobil yang akan ditumpanginya pun bukan bus melainkan Elf dengan kapasitas penumpang melebihi batas. Uang yang sudah dibayarkan untuk ongkos ia minta kembali. Keesokan harinya, ia kembali mencoba pulang kampung dengan cara meminjam kendaraan pribadi. Setibanya di Cikarang ia harus berurusan dengan pihak kepolisian yang memintanya untuk putar balik. Walau sudah menjelaskan dengan sepenuhnya, Rio tak juga diizinkan pulang. Dengan terpaksa ia kembali ke Jakarta.

Korban PHK, Sopir Bus Ini Nekat Pulang Kampung Jalan Kaki Jakarta-Solo

Setelah dua kali percobaan pulang kampungnya gagal, ia pun nekat pulang ke Solo dengan berjalan kaki. Pada Senin subuh (11/5/2020) ia memulai perjalanannya dari Cibubur, Jakarta Timur.

Kemudian, Rio berhenti untuk istirahat di Jatisari, Pamanukan, sekitar pukul 10.00 WIB. Dan dirinya mulai melanjutkan perjalanan dan tiba di Cirebon pada Selasa (13/5/2020) sekitar pukul 03.00 WIB. Setelah itu, Rio kembali melanjutkan perjalanannya sampai di Kabupaten Batang pada Rabu (13/5/2020). Rio melanjutkan perjalanan dan sampai Gringsing pada Kamis (14/5/2020) sore. Beruntung di Grinsing ia bertemu dengan komunitas pengemudi pariwisata Indonesia (Peparindo) dan ia diantarkan sampai ke kampung halamannya, Solo.

Korban PHK, Sopir Bus Ini Nekat Pulang Kampung Jalan Kaki Jakarta-Solo

Rio mengungkapkan bahwa selama 1 hari ia mampu berjalan selama 12-14 jam dengan jarak tempuh kira-kira 100 kilometer. Ia kerapkali bermalam di SPBU. Rio juga tetap melaksanakan kewajibannya untuk berpuasa. Tiba di Solo, ia langsung di karatina oleh pemerintah setempat.

Miris memang ketika dihadapkan dengan dua pilihan yang sama sulitnya. Nekat juga merupakan pilihan akhir saat semua jalan serasa sudah tertutup.

Sumber :

1 2
iisirawan
devilkillms
nona212
nona212 dan 15 lainnya memberi reputasi
16
1.8K
28
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
KASKUS Official
925.1KThread90.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.