ursokindAvatar border
TS
ursokind
Herd Immunity : Mimpi Buruk amit - amit jangan sampai
Ijin nulis pendapat pribadi.. Semoga gak salah nulis dan mohon jangan dimaki - maki yah...

Kita mulai apa itu Herd Immunity ?

Dikutip dalam Euronews, herd immunity adalah konsep dalam epidemiologi yang menggambarkan bagaimana orang secara kolektif dapat mencegah infeksi jika beberapa persen populasi memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit.

Istilah awamnya, virus kehabisan orang untuk dia infeksi karena orang - orang yang tersisa adalah orang - orang yang sudah pernah kena virus itu jadi sudah ada antibodi alami untuk menolak virus.

Namun ada syarat utama untuk terbentuknya Herd Immunity, yaitu MINIMAL 70% penduduk sebuah kota / negara sudah pernah kena dan sembuh sehingga 70% orang ini punya antibodi. Artinya, untuk Indonesia yang memiliki populasi 270 juta jiwa, 
minimal 190 juta jiwa penduduk harus tertular terlebih dahulu sebelum Herd Immunity mulai terbentuk di Indonesia.

Banyak kita dengar, demi ekonomi, jalan satu - satunya adalah Herd Immunity biar Covid-19 segera hilang dari Indonesia karena mereka sudah tidak percaya dengan kemampuan pemerintah melacak, memeriksa dan mengisolasi para ODP, PDP, OTG, dll.

Hari ini, 18 Mei 2020, penduduk Indonesia yang sudah terkena Covid-19 adalah 18,000 orang. Kita mulai simulasi yah.

Inget kejadian awal di Wuhan, virus menyerang dan manusia benar - benar tidak ada persiapan. Tidak ada yang pakai masker, tidak ada yang pakai sarung tangan, tidak ada yang pakai hand sanitizer, tidak ada yang sering cuci tangan, semua orang masih saling memeluk dan cipika cipiki. Dalam kondisi ini kecepatan virus menyebar adalah sekitar 15% per hari. Artinya kalau tgl 18 Mei 2020, ada 18,000 pasien Covid-19, pada tanggal 11 September 2020, jumlah pasien akan menyentuh angka 190 juta. Kalau secara umum pasien di Indonesia butuh waktu 30 hari untuk sembuh, Herd Immunity akan terbentuk pada tanggal 11 Oktober 2020. Ingat, kita harus hidup biasa aja tanpa masker, sarung tangan, cuci tangan, tidak ada social distancing sama sekali.

Lanjut ke simulasi kedua, PSBB dengan bumbu kenakalan orang Indonesia : kecepatan virus menyebar adalah sekitar 3.1% per hari. Jadi kalau tanggal 18 Mei 2020, ada 18,000 pasien, pada tanggal 18 Mar 2021, jumlah pasien akan menyentuh angka 190 juta. Kalau secara umum pasien di Indonesia butuh waktu 30 hari untuk sembuh, Herd Immunity akan terbentuk pada tanggal 18 Apr 2021. Ingat, kita harus PSBB atau apapun jenisnya selama itu.

Lanjut ke simulasi ketiga, tanpa PSBB tapi semua orang waspada untuk selalu pakai masker, cuci tangan, social distancing, dll. Istilahnya the new normal ditambah bumbu pasti ada yang bandel dan gak peduli, kecepatan virus menyebar adalah sekitar 6% per hari. Jadi kalau tanggal 18 Mei 2020, ada 18,000 pasien, pada tanggal 24 Oktober 2020, jumlah pasien akan menyentuh angka 190 juta. Kalau secara umum pasien di Indonesia butuh waktu 30 hari untuk sembuh, Herd Immunity akan terbentuk pada tanggal 24 November 2020. Ingat, kita harus hidup dalam the New Normal selama itu.


Nah kita udah bahas waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Herd Immunity, sekarang kita bahas Fatality Rate.

Di simulasi pertama, ketika semua gak siap, Fatality Ratenya sekitar 65%, artinya ketika kita bicara virus akan menginfeksi 190 juta jiwa, 125 juta jiwa akan meninggal dan 65 juta jiwa akan sembuh dan memiliki antibodi. Total penduduk Indonesia yang selamat dari Covid-19 : 65 juta dengan antibodi + 80 juta yang belum sempat kena Covid-19 karena virus keburu hilang karena Herd Immunity = 145 juta jiwa berhasil melewati pandemi Covid-19

Di simulasi kedua, ketika kita menerapkan The New Normal tanpa ada PSBB sama sekali, Fatality Rate sekitar 30%, artinya ketika kita bicara virus akan menginfeksi 190 juta jiwa, 60 juta jiwa akan meninggal dan 130 juta jiwa akan sembuh dan memiliki antibodi. Total penduduk Indonesia yang selamat dari Covid-19 : 130 juta dengan antibodi + 80 juta yang belum sempat kena Covid-19 karena virus keburu hilang karena Herd Immunity = 210 juta jiwa berhasil melewati pandemi Covid-19

Di simulasi ketiga, ketika PSBB masih diberlakukan, Fatality Rate sekitar 5%artinya ketika kita bicara virus akan menginfeksi 190 juta jiwa, 10 juta jiwa akan meninggal dan 180 juta jiwa akan sembuh dan memiliki antibodi. Total penduduk Indonesia yang selamat dari Covid-19 : 180 juta dengan antibodi + 80 juta yang belum sempat kena Covid-19 karena virus keburu hilang karena Herd Immunity = 260 juta jiwa berhasil melewati pandemi Covid-19.

Kenapa bisa ekstrim angka kematiannya ?

The Old Normal : (segala sesuatu berlangsung begitu cepat hanya dalam rentang waktu 4 bulan)
190 juta jiwa = 70% terdeteksi setelah "stadium lanjut" + 30% "Stadium awal"
190 juta jiwa = 130 juta terdeteksi setelah "stadium lanjut" harus rawat inap + 60 juta terdeteksi "stadium awal" cukup isolasi rumah
karena tidak cukupnya rumah sakit, 125 juta "stadium lanjut" meninggal, hanya 5 juta "stadium lanjut" yang sembuh + 60 juta "stadium awal" sembuh

The New Normal : (segala sesuatu berlangsung tidak cepat namun tidak lambat juga dalam rentang waktu 5 bulan)
190 juta jiwa = 50% terdeteksi setelah "stadium lanjut" + 50% "Stadium awal"
190 juta jiwa = 95 juta terdeteksi setelah "stadium lanjut" harus rawat inap + 95 juta terdeteksi "stadium awal" cukup isolasi rumah
karena tidak cukupnya rumah sakit (tetap tidak cukup tapi tersebar di waktu yang berbeda tidak berbarengan), 60 juta "stadium lanjut" meninggal, hanya 35 juta "stadium lanjut" yang sembuh + 95 juta "stadium awal" sembuh


PSBB + bandel2 dikit : (segala sesuatu berlangsung dalam rentang waktu 10 bulan)
190 juta jiwa = 30% terdeteksi setelah "stadium lanjut" + 70% "Stadium awal"

190 juta jiwa = 60 juta terdeteksi setelah "stadium lanjut" harus rawat inap + 130 juta terdeteksi "stadium awal" cukup isolasi rumah

karena lumayan cukupnya rumah sakit, 10 juta "stadium lanjut" meninggal, dan 50 juta "stadium lanjut" yang sembuh + 130 juta "stadium awal" sembuh


Setelah melihat ketiga hal tersebut, sepertinya semua gak bagus - bagus amat. Adakah alternatif ke-4 ?


ADA dan gw sangat berharap ini terjadi. Kita semua tau bahwa perusahaan2 yang bisa membuat reagent test kit ada di negara - negara maju. Seiring dengan pulihnya negara - negara tersebut, kebutuhan dalam negeri mereka akan semakin berkurang dan mereka bisa mulai meng-ekspor reagent dalam jumlah besar ke negara - negara lain. Di sinilah kesempatan Indonesia untuk mengimpor reagent baik dalam bentuk bahan jadi maupun bahan baku untuk di"rakit" secara lokal oleh Bio Farma untuk kemudian digunakan secara massal. Tanpa memandang remeh perusahaan dalam negeri tapi kemampuan kita emang lom sampe ke sana. Paling mentok kemampuan kita sampe tahap "merakit" kumpulan bahan baku menjadi barang jadi. Sama kayak industri otomotif, kita belum mampu sampe bikin mesin mobil dari 0 sampe jadi dengan hak paten Indonesia.

Saat ini kemampuan swab test Indonesia : 5.000 per hari
Bandingkan dengan Rusia : 250.000 test per hari, jangan heran Rusia case banyak tapi hampir semua sifatnya "stadium awal" jadi tidak butuh rumah sakit dan bisa sembuh dalam 2 minggu tanpa harus menularkan ke orang lain terlebih dahulu.

Kata kuncinya : SABAR dan BERDOA
Melihat Trend Eropa serta Rusia, di akhir Mei 2020, mereka akan ekspor besar - besaran reagen mereka ke luar negeri (pasti mereka juga pemasukan buat balikin ekonomi mereka, salah satunya jualan reagent). Setelah kita dapat reagent kita ngebut test.

Beberapa negara yang sudah mulai membuka PSBB di negara mereka dengan gaya hidup New Normal itu posisinya ketika sudah memasuki hari ke- 30 atau ke-45 di mana kasus sembuh lebih besar daripada kasus baru. Saat ini, Indonesia kasus sembuh masih lebih kecil dari kasus baru

Iran adalah contoh konkret.

Hari pertama di mana kasus sembuh lebih besar daripada kasus baru di Iran sekitar tanggal 05 April 2020. Idealnya Iran membuka PSBB mereka tanggal 05 Mei 2020 (setelah 30 hari) paling cepat atau setidaknya 20 Mei 2020 (setelah 45 hari) kalau mau aman. Namun, demi menyelamatkan ekonomi, Iran memutuskan membuka PSBB mereka tanggal 20 April 2020 (15 hari saja).

Apa yang terjadi ? 2 minggu setelah PSBB dibuka, grafik Iran berbalik arah di mana kasus baru lebih besar daripada kasus sembuh dan ini terus berlangsung selama 1 minggu berikutnya. Akhirnya dengan sangat terpaksa Iran sekitar tangal kembali menerapkan PSBB karena kalau tidak, gelombang kedua akan lebih dahsyat daripada gelombang pertama mereka. (20 April 2020 buka lockdown, 11 Mei 2020 kembali lockdown).

Ingat, virus itu sifatnya eksponensial...

100 ke 200, 200 ke 400, 400 ke 800, 800 ke 1600 dan seterusnya

Kalau dimulai dari 10,000 akan cepat sekali ke angka 100,000, tapi kalau dimulai dari 10, akan butuh waktu yang lebih lama untuk mencapai angka 100,000

Again, buat manusia semua asumsi di atas terlihat mengerikan dan semua jalan buntu.

Tapi buat Tuhan YME, semua itu tidak mustahil... perbanyak waktu pribadi buat beribadah perbanyak sabar, perkecil nyinyir dan menghina banyak orang.
Diubah oleh ursokind 18-05-2020 19:09
firman0723
aripmaulana
nona212
nona212 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
828
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.8KThread82.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.