Bulan ramadhan bagi ibu rumah tangga adalah sesuatu. Artinya, makin banyak pekerjaan, makin banyak pengeluaran, tetapi semakin sedikit istirahat. Demikianlah. Beda dengan waktu kuliah dahulu. Hmm...penasaran?

Bulan suci Ramadhan telah tiba. Kesibukan sebagai ibu rumah tangga semakin meningkat. Terutama kesibukan mempersiapkan takjil, menu berbuka dan makan sahur. Pekerjaan rumah tangga sambung menyambung tiada putus putusnya. Pagi, siang, sore, malam nggak ada henti hentinya kegiatanku sebagai ibu rumah tangga di bulan puasa ini.

Kalau lagi sibuk mempersiapkan makanan untuk buka dan sahur begini, aku jadi teringat ketika masih menjadi anak kost 30 tahun lalu. Saat itu aku kost di kota Malang dari tahun 1990 sampai 1993. Aku indekost bersama 40an teman temanku. Banyak ya? Sebagaimana anak kost pada umumnya aku harus mandiri sepenuhnya dalam segala hal.

Kalau aku pribadi, untuk urusan kemandirian dalam hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar itu hal biasa karena sudah terbiasa belajar sejak zaman sekolah dulu. Juga masalah mengurus pakaian, urusan cuci setrika, bersih bersih kamar kost, sudah terbiasa dari dulu ketika masih dirumah. Yang rumit dan belum terbiasa adalah urusan perut. 😂



Dulu ketika masih tinggal dirumah, semua urusan terutama urusan makan makanan, ibulah yang siap siaga menjamin tersedianya kebutuhan dasar manusia itu. Aku sih tinggal melahapnya dengan lahap.

Jadi ketika harus hidup terpisah dengan ibu, baru tahu rasa diriku ini. Harus peras otak dan berdaya upaya supaya bisa makan dengan tertib. Bukannya masalah uang pembeli makanan, tapi upaya pengadaanya. Kalau malas, ya bisa tidak makan hari itu. Yang bisa masak ya masak sendiri, yang tidak bisa masak ya harus rajin berpetualang membeli makan, dan yang berkantong tebal ya bisa pesan jasa katering.😋

Apalagi kalau bulan puasa tiba. Ada usaha ekstra untuk mengupayakan agar ada makanan diatas meja. Ya pengadaan takjil, makan utk buka dan yang paling males pengadaan makanan sahur.

Jangankan untuk penyediaan makanannya, untuk makan sahur saja males bangunnya. Enakan dulu ketika dirumah, tinggal nunggu dibangunin ibu terus tinggal buka mulut dan kunyah, beres deh. Nah lho sekarang aku harus berjibaku untuk mendapatkan sebungkus nasi sahur!😑



Akhirnya kuputuskan untuk membeli makan sahur di warung saja.. Ketika awal puasa sih, aku mencoba memasak sendiri makanan untuk buka sekalian untuk sahur. Tapi lama lama bosan juga makan hasil masakan sendiri. Hanya masak menu itu itu saja. Apalagi kalau untuk sahur, makanannya sudah dingin. Dan kalau harus menghangatkan masakan, rasanya malas nian.

Jadi akhirnya aku dan beberapa temanku membeli makan untuk sahur di warung sekitar kost. Tetapi untuk hanya sekedar membeli saja juga diperlukan tekad yang kuat. Bayangkan saja, tengah malam apalagi cewek seperti kami harus kelayapan mencari warung makan yang buka tengah malam.

Kalau untuk berburu makanan buka puasa sih lebih gampang. Rata rata warung yang ada di sekitar kost, hampir semua menyediakan makanan untuk berbuka. Tapi jarang yang masih berjualan sampai tengah malam. Maka kamipun harus gesit mencari warung yang menjual makanan untuk sahur.



Dan ketika sudah menemukan warungnya, maka kami harus antre. Dan antre pada jaman aku kala itu adalah kegiatan yang memerlukan kesabaran ekstra,. Selama antre ya hanya bengong bengong tidak jelas. Beda dengan jaman now, kegiatan mengantri tidak begitu membosankan karena bisa sambil main handphone.😎📱

Setelah beberapa kali kami berombongan kalau mencari makan untuk sahur, maka biar lebih cepat dan efektif, kami memutuskan untuk bergiliran membeli makan sahur. Kami membentuk tim PMS. 🤔

Tentu bukan singkatan dari premenstruasi syndrom ya, tapi Pembeli Makan Sahur.😁Cakep juga namanya ya GanSist.



Ada 7 tim PMS yang bergiliran bertugas sesuai hari dalam seminggu. Aku dan 2 temanku bertugas tiap hari rabu. Tugas tim PMS ini adalah mengumpulkan uang dari anggota lalu bergerilya membeli makanan sahur dan membagikan makanan yang telah mereka beli kepada para anggota.

Dan ternyata lumayan juga sistem bergiliran ini. Lumayan meringankan beban anggotanya. Jadi kami hanya sekali dalam seminggu harus keluar tengah malam. Selain lebih ringan, hubungan pertemanan kami juga semakin akrab.

Dan sistem bergilir itu sukses dijalankan sampai akhir bulan ramadhan. Alhamdulillah.

Demikian GanSist, kenanganku akan puasaku di kost jaman dahulu. Semoga menginspirasi. Met berpuasa selamat berlebaran. Jumpa lagi di thread berikutnya.









Magetan, 17052020






Sumber : pribadi
Sumber gambar : klik
klik2
klik 3
klik4
klik5

SS Cendol Maniak :