Quote:
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai dibutuhkan strategi agar ekonomi Indonesia tidak berhenti sama sekali akibat COVID-19. Ketua umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani menyampaikan hal ini agar tak ada istilah hungry man berubah menjadi angry man akibat seluruh kegiatan ekonomi terhenti.
"Kita harus memikirkan bagaimana saat nanti COVID-19 sudah melandai dan pengusaha membuka aktivitas dunia usaha secara perlahan namun tetap dengan protokol COVID-19 yang ketat dan evaluasi berkala," kata Rosan dalam diskusi virtual, Sabtu (16/5/2020).
Menurut Rosan saat ini stimulus pemerintah harus dilakukan dengan cepat dan tepat sasaran. Kemudian pengusaha juga mengharapkan stimulus ini bisa ditingkatkan. Stimulus yang diberikan pemerintah Indonesia saat ini masih sekitar 2,7% dari total produk domestik bruto (PDB).
Dia membandingkan Jepang memberikan stimulus ke dunia usaha 19,9%, Malaysia 18,7%, Singapura 115, Amerika Serikat (AS) 15%, Australia 11%, India 10%, Italia 44%, Prancis 26%, Inggris 21% dan Spanyol 12%.
"Oleh sebab itu Indonesia perlu menambah stimulus lagi ke level yang lebih besar," jelas dia.
Menurut Rosan saat ini pemerintah juga telah merespons sejumlah permintaan dan kebutuhan dunia usaha yang saat ini bertahan untuk menjaga likuiditas perusahaan, menjaga cashflow.
"Kalau cashflow tidak ada mau tidak mau perusahaan berhenti. Ini hal yang tidak kita inginkan seperti merupahkan atau PHK karyawan akan terjadi. Makin lama menangani COVID-19 ini maka makin besar tekanan ke ekonominya," ujarnya.
Sumber
https://finance.detik.com/berita-eko...jadi-angry-man
Angry man