Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

anna1812Avatar border
TS
anna1812
Suasana Ramadhan yang Patut Direnungi
Suasana Ramadhan yang Patut Direnungi

Tanpa terasa, kita sudah memasuki Ramadhan ke-22. Bulan mulia ini sebentar lagi akan meninggalkan kita semua. Tentu rasa sedih akan menjalar dalam hati. Apalagi Ramadhan sekarang sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Berpuasa di tengah pandemi Covid-19, terpaksa membatasi ruang gerak kita di bulan suci ini.

Rangkaian kegiatan di bulan Ramadhan tahun ini pun, terpaksa tidak bisa dilakukan. Suasana Ramadhan yang dulu terasa hangat dan meriah, kini tinggalah sebuah angan. Sebab, sejumlah tradisi dan kebiasaan yang biasa dilakukan di bulan puasa, tidak bisa kita lakukan seperti tahun lalu.
Meskipun demikian, kita harus tetap menjaga kesehatan badan dan pikiran agar khusyuk menjalankan ibadah puasa. Sebab pola pikir juga akan mempengaruhi sitem imun dalam tubuh.

Lalu seperti apa perbedaan suasana bulan Ramadhan sebelum ada pandemi Covid-19 dan setelah pandemi itu menyerang, khususnya di kota ane? Yuk, simak ulasannya berikut ini.

1. Tradisi nyadran dan resik kubur

Ini adalah salah satu tradisi yang dilakukan oleh panganut kejawen di kota ane, yaitu berkeliling dari rumah ke rumah di suatu kampung sambil membawa makanan. Lalu setelahnya berdoa dan makan bersama.

Spoiler for nyadran:

sumber gambar

Setelah acara nyadran, mereka akan ke makam leluhur beramai-ramai sambil membawa makanan pula. Setelah membersihkan area pemakaman, acara diakhiri dengan berdoa dan makan bersama di makam.

Spoiler for makan bersama di makam:

sumber gambar

Kedua tradisi penyambutan Ramadhan tersebut, terpaksa ditiadakan demi kebaikan bersama. Rutinitas tahunan kemudian hanya dilakukan oleh tetua adat dan beberapa orang saja.

Bagi umat Islam pada umumnya, ziarah ke makam sanak saudara, di sini masih ada yang melakukan, sebab tidak dilakukan secara beramai-ramai. Namun, suasananya tidak seramai tahun lalu. Sekarang hanya beberapa orang saja yang terlihat di tempat pemakaman umum yang ada di dekat ane tinggal.

Spoiler for suasana makam sebelum covid:

sumber gambar


Spoiler for suasana makam selama covid:

sumber gambar


2. Sholat tarawih

Inilah yang paling membuat suasana Ramadhan tahun ini begitu berbeda dari tahun lalu. Tahun lalu, masjid-masjid dan mushola selalu ramai oleh jamaah.

Spoiler for suasana masjid sebelum covid:

sumber gambar

Namun, sekarang kita harus rela meniadakan rutinitas tersebut demi kebaikan bersama. Sholat tarawih yang biasa dilakukan bersama puluhan jamaah lain, sekarang hanya bisa dilakukan di rumah saja bersama anggota keluarga. Walaupun demikian, hal ini tidak mengurangi kekhusyukan sholat berjamaah.

Spoiler for sholat berjamaah di rumah:

sumber gambar


3. Prepegan

Prepegan adalah istilah berburu bahan makanan sehari sebelum datangnya Ramadhan. Di kota ane, kegiatan rutin ini seolah wajib dilakukan ketika Ramadhan tiba. Ane sendiri pun ikut prepegan ke pasar dekat tempat tinggal. Pengunjung pasar yang kebanyakan adalah emak-emak, rela berdesakan dengan pengunjung lain demi bisa mendapatkan bahan makanan yang diinginkan untuk bekal sahur pertama.

Spoiler for suasana pasar sebelum covid:

sumber gambar

Namun, setelah adanya pandemi, pengunjung pasar saat prepegan tidak seramai tahun lalu. Ane sendiri pun tidak ikut, sebab khawatir jika ada virus di antara para pengunjung pasar.

Spoiler for suasana pasar selama covid:

sumber gambar


4. Ngabuburit

Rutinitas ngabuburit juga menjadi hal yang menarik dilakukan saat Ramadhan. Waktu yang berjalan seolah melambat, menjadi tidak terasa setelah ngabuburit. Ngabuburit yang dilakukan warga di kota ane, kebanyakan adalah 'nongkrong' di alun-alun. Kalau ane sendiri jarang ngabuburit ke luar rumah. Sebab waktu ngabuburit banyak dihabiskan di dapur alias menyiapkan makanan untuk berbuka.

Spoiler for ngabuburit sebelum covid:

sumber gambar

Setelah pandemi menyerang, kebiasaan itu memudar. Alun-alun dan tempat-tempat yang biasanya rame pun menjadi sepi.

Spoiler for tempat ngabuburit sepi:

sumber gambar


5. Buka bersama

Salah satu momen di bulan Ramadhan yang biasa dilakukan kebanyakan orang adalah buka bersama. Kesempatan ini bisa digunakan untuk saling berbagi makanan dan mempererat tali persaudaraan.

Spoiler for buka bersama teman:

sumber gambar

Setelah Covid-19 mewabah, kegiatan buka bersama ditiadakan. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir penyebaran virus. Kegiatan buka bersama yang dulu dilakukan bersama teman, saudara, rekan kerja, kini hanya bisa dilakukan di rumah saja bersama anggota keluarga inti.

Spoiler for buka bersama keluarga di rumah:

sumber gambar


6. Majelis taklim


Menghadiri kajian rutin setiap hari Jumat dan Senin pagi adalah salah satu kegiatan rutin ane di bulan Ramadhan. Jamaah yang jumlahnya puluhan, antusias mengikuti tausiah yang disampaikan oleh Pak Ustadz.

Spoiler for pengajian:

sumber gambar

Kegiatan siraman rohani itu terpaksa ditiadakan mulai 16 Maret lalu. Jujur ada yang hilang, sebab tidak bisa berkumpul dalam majelis yang sarat ilmu pengetahuan agama. Kegiatan diganti dengan mengaji secara online di grup whatsapp.

Spoiler for ngaji secara online lewat grup whatsapp:

dokpri


Di sinilah kesabaran dan keikhlasan kita sebagai umat Islam khususnya, benar-benar diuji. Berbagai rutinitas ibadah berjamaah selama Ramadhan, harus ditiadakan demi kebaikan bersama. Namun, ane yakin bahwa hal itu tidak mengurangi semangat Agan dan Sista menjalani puasa dan ibadah lain di tengah pandemi Covid-19.

Kita semua tentu berharap bahwa ujian ini akan segera berlalu, sehingga rutinitas akan kembali berjalan normal. Untuk sekarang ini, kita hanya mampu berdoa dan ikhtiar dengan mengikuti anjuran pemerintah. Sebab, apabila masyarakat tidak patuh, maka usaha pemerintah dalam memutus penyebaran virus, akan berakhir sia-sia.

Oke, GanSis, meskipun kita menjalani ibadah puasa di bulan ini dalam suasana yang sangat berbeda, tapi rasa syukur janganlah sampai berkurang. Hal ini malah bisa jadi sebagai bahan renungan. Apakah ujian ini menjadikan kita sebagai hamba yang bersyukur atau justru kufur nikmat.

Sekian tulisan ane pada thread kali ini. Semoga bisa menjadi penyemangat Agan dan Sista semuanya. Semoga kita semua akan dipertemukan dengan Ramadhan tahun depan dalam suasana yang lebih indah. Aamiin.

Penulis : @anna1812
Referensi : opini pribadi plus di sini

emoticon-Shakehand2emoticon-Shakehand2emoticon-Shakehand2



nona212
embunsuci
abellacitra
abellacitra dan 19 lainnya memberi reputasi
20
743
14
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Cilacap
CilacapKASKUS Official
468Thread179Anggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.