Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

riwidyAvatar border
TS
riwidy
Lebaran Unik di Ginuk, Magetan? Masih Memegang Erat Budaya Silahturahim Asli Loh!




Lebaran Adalah Hari Kemenangan Bagi Umat Islam di Dunia. Tak Terkecuali di Desa Nenekku, di Ginuk, Karas, Magetan. Budaya Berlebaran disana Masih Sangat Kental dengan Nilai-nilai Asli Daerah yang Terus Bertahan Sampai Tahun lalu. Ehm Mungkin Tahun Ini Akan Banyak Perubahan Karena Pandemi Corona. Sedih Ya....



Apa kabar GanSist? Bagaimana ramadhan hari-hari terakhir ini? Semoga makin sehat, makin khusyuk ibadahnya, sholat tarawehnya, makin banyak amalan mengaji dan santunannya. Makin dalam rasa cinta dan syukurnya pada Allah Swt. Apapun keadannya. Aamiin.

Ane ingin flasback tentang budaya lebaran di kampung nenek ane, Ginuk, Karas, Magetan. Mengapa tidak mengangkat di desa kelahiran ane di Magetan? Karena beda GanSist.



Di Ginuk, yang asli deket dengan pesantren yang jadi naik daun gara-gara Corona 😥, yup, Pesantren Temboro, adalah daerah kelahiran ibu ane tercinta.

Ginuk yang dulu masuk Sukomoro tapi sekarang kecamatan Karas ini, menjadi tempat lebaran tak terlupakan bagi ane dan keluarga besar ane selamanya. So memorable GanSist. A very sweet one.

Ada beberapa hal yang ane kenang, simak ya, nggak usah dihapalkan. Cekidot !


1. Sholat Ied Bersama Keluarga lalu Silahturahim Sesama Tetangga



Kebiasaan keluargaku adalah bangun pagi banget lalu masak opor ayam, nasi kuning dan perlengkapannya. Setelah mandi dan dandan dengan baju baru atau minimal baju putih 😉 lalu berangkat bareng ke Masjid dekat rumah. Sekitar 30menit-1 jam selesai, lalu bersalaman dengan kenalan, tetangga yang bertemu di lokasi.


2. Nyekar Ke Kerabat Dekat yang Sudah Meninggal



Setelah ikut selamatan di Masjid sebentar, kami bersama pergi ziarah ke makam keluarga, di belakang Masjid, yaitu makam bapakku dan keponakanku. Kalau ada waktu juga ke beberapa makam kerabat di dekat situ.


3. Lebaran Silahturahmi Bawa Rombongan



Setelah sarapan lontong ketupat opor yummy kami berangkat ke Ginuk dengan membawa beberapa bingkisan lebaran untuk kerabat Ginuk, seperti gula pasir, mie instan, sirup dan sebagainya.


4. Sungkem Dengan Tetua Keluarga



Sesampai di rumah nenek, kami berjajar antri sungkem mulai ke nenek, ibu, paman, mereka duduk berjajar di kursi pojok. Lalu lanjut bersalaman dengan para sepupu sambil cipika cipiki.



Setelahnya kami ngobrol ngalor ngidul sambil nyemil. Sesekali tamu-jauh dan dekat- datang untuk silahturahmi ke nenekku, karena nenekku yang sudah 90an usianya sangat dituakan dan dihormati. Mereka datang biasanya juga rombongan lho. Jadi nenekpun sedia angpao untuk yang masih kecil. Biasanya angpao ini disiapkan lebih dahulu oleh ibuku.


5. Keliling Kampung Walau Cuma Sebentar



Setelah tamu agak reda datangnya, giliran kami sekeluarga dengan naik mobil andong pamanku keliling ke rumah keluarga nenek di desa tetangga seperti ke Ponting, Rubahan dan sebagainya.

Yang terunik adalah kenal atau tidak kenal, masyarakat Ginuk menyambangi semua rumah sambil jalan kaki! Saking sibuknya silahturahim dari rumah ke rumah mereka kadang ga duduk, langsung pamitan lagi. Dari habis sholat ied sampai siang biasanya ramai, nanti malam biasanya rame lagi tapi terbatas keluarga dan tetangga dekat.


5. Budaya Cemilan Lebaran All Out Display





Nah dari keliling keluarga, hal paling fun adalah makanan kecil! Setelah sungkem dan ngobrol, dari rumah ke rumah tak henti kami mencicipi semua hidangan walau satu dua, kalau cocok bisa habis tuh hehe. Hidangan unik dan mahal biasanya yang diserbu. Unik buatan sendiri seperti rengginang. Mahal seperti kacang mete, emping mlinjo, minuman sprite laris deh.


6. Amplopan Receh



Faktor amplopan angpau lebaran ini yang menjadi trending topik para keponakanku yang masih kecil. Yang gede udah ga dapat ya. Apes. Jadi lucu ja, pada berusaha tampil imut kebocahan semua hehehe, ealah demi dapat amplop. 🙄🤣. Biasanya justru sodara sendiri seperti paman, bibi yang memberi angpau besar, sampai 100rb/anak. Jadi anak-anak kecil ini rata-rata bisa deh mengantongi minimal 300rb tiap lebaran. Alhamdulillah bisa untuk beli sepatu tas sekolah.


7. Makan Besar Lontong Opor Ayam dan Pecel



Setelah balik ke rumah nenek, habis sholat dhuhur dan mengaso sebentar, bibi biasanya menghidangkan masakan khas lebaran. Ada ketupat, opor ayam, pecel, rempeyek kacang, kerupuk, sayur lodeh kentang, panggang ayam jawa. Wes dijamin kenyang lah. Enak sekali kumpul keluarga sambil makan besar.



Demikianlah GanSist kenangan tak terlupakan dari lebaran tahun-tahun lalu. Sayang tahun ini kita tidak bisa melakukannya karena pandemi Corona. Moga tahun depan bisa lagi ya. Aamiin.







🕌🕌🕌














Ngawi, 15052020




Sumber narasi : pribadi
Sumber gambar :
Dokpri
Pinterest :
Spoiler for link pinterest:
miftakhana
..K............
phntm.7
phntm.7 dan 58 lainnya memberi reputasi
59
1.3K
79
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Karesidenan Madiun
Karesidenan MadiunKASKUS Official
253Thread•376Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.