Berbagai daerah pasti mempunyai keunikan tradisi masing-masing. Apalagi menyambut Ramadhan tahun ini. Sebelum puasa tiba, di tempatku ada tradisi megengandan nyekar ke pemakaman.

Tak ada bedanya dengan kenduri biasanya. Bawa nasi sebaskom, mie goreng campur ayam panggang dan paling utama adalah apem. Sejenis kue serabi tapi dicetak seperti halnya martabak mini. Kenduri membawa buah juga tidak apa-apa sebagai pengganti nasi. Yang penting doanya.





Biasanya, kenduri diadakan sehabis shalat Manghrib. Satu rukun tetangga semua berkumpul ke mushola terdekat. Kenapa tidak ada jarak sama sekali? Sebelum puasa tiba dan sampai sekarang, alhamdulillah di tempatku masih zona hijau.

Bukan berarti ngeyel dengan pemerintah. Ada beberapa kenduri yang di rumah warga sengaja dibagikan saja. Kalo di mushola ini, semua berinisiatif diadakan seperti biasanya.

Nyekar pun, semua laki-laki dan perempuan atau anak kecil, antusias pergi ke makam sanak saudara yang meninggal dunia. Sengaja membawa sapu lidi untuk membersihkan area kuburan dan membawa berbagai macam bunga yang sudah di campur air pada toples bekas.





Ditempatku tidak pernah jauh dengan kenduri. Seperti dua hari yang lalu. Bawa buah atau nasi dengan lauk, dibawa ke mushola atau masjid terdekat. Mengadakan kenduri malem selikor dino, atau disebut juga malam 21 hari.





Kemarin sudah mulai zakat fitrah. Ada yang zakat pada kaum dhuafa atau orang sekitar yang tidak mampu. Kemudian, ada juga zakat ke mushola dan dikumpulkan semua zakat fitrah semua orang, setelah itu seluruhnya dikumpulkan ke masjid untuk dibagikan kepada orang yang berhak.

Beberapa hari lagi, kenduri malem songo dino, atau disebut juga malem 9 hari. Waktunya kita bersiap-siap menuju hati raya idul fitri.

Bukan kenduri saja yang menjadi tradisi. Seperti halnya para kaum hawa mencari busana muslim masa kini. Kayaknya bukan baju saja. Membuat jajanan atau kue kering untuk dijual atau dikonsumsi sendiri. Menyambut Ramadhan begitu membuat semuanya senang.





THR pun tak pernah hilang sampai sekarang. Entah, siapa yang memulainya. Sekarang menjadi tradisi dan terus selamanya.

Gansis, kalo dengar kata THR pasti angkat tangan semua,ya. Bukan pertanda menyerah tapi mau mendapatkan isinya. Semoga berkah ya, Gansis. Selamat menjalankan puasa.




Sumber : blog pribadi