• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Test Korona : Reaktif Belum Tentu Positif Ya Gan, Ini Perbedaannya..

powerpunkAvatar border
TS
powerpunk
Test Korona : Reaktif Belum Tentu Positif Ya Gan, Ini Perbedaannya..

Selamat pagi, siang, sore, petang, dan malam kawan - kawan kaskuser semua yang baik hati. Bertemu kembali di thread sederhana ane.
emoticon-Nyepi




Minggu ini kampung tempat ane tinggal digegerkan dengan adanya tes cepat (rapid test)yang dilakukan oleh aparat gabungan disalah satu masjid perumahan. Rapid test ini dilakukan kepada sejumlah jamaah sholat taraweh yang tetap nekat melakukan sholat berjamaah ditengah himbauan untuk beribadah di rumah saja. Apalagi, kota tempat tinggal ane sudah menerapkan PSBB sejak hampir dua minggu terakhir.

Lebih dari 100 orang jamaah yang keluar dari masjid langsung disambut petugas kesehatan yang didampingi petugas keamanan. Mereka diambil sample darahnya. Hasilnya, 6 orang diantara 100 orang tersebut berstatus reaktif. Malam itu juga, berbagai situs media online, maupun media elektronik langsung memberitakannya. Tak ketinggalan, group - group chat juga ramai dengan pemberitaan terkait tes ini. Bahkan di group chat juga disebutkan nama serta detail pasien reaktif beserta alamatnya. Meski, kebenaran identitas tersebut belum bisa dipertanggungjawabkan.

Spoiler for Kompas : reaktif:

Spoiler for IndoZone : positif:

Anehnya, antara satu media online satu dengan lainnya banyak kesimpangsiuran. Ada yang memberi headlinebahwa 6 orang dinyatakan reaktif usai sholat berjamaah, ada pula yang menyebut 6 orang tersebut berstatus positif korona. Padahal, harusnya media mainstream paham perbedaan antara hasil reaktif dan positif. Ane pun yakin sebagian Gansis disini sudah banyak yang memahami perbedaannya. Namun agar lebih banyak lagi yang paham, disini ane akan coba menjelaskan perbedaan hasil tes reaktif dan positif korona dengan bahasa yang semoga lebih mudah dipahami.

Sebelum membicarakan mengenai hasil reaktif dan positif, kita terlebih dahulu harus tau ada 2 metode yang saat ini digunakan oleh pemerintah Indonesia, maupun dunia untuk mendeteksi seseorang terpapar virus korona. Yang pertama yaitu tes cepat atau biasa di sebut rapid test. Tes ini biasanya di gunakan untuk mengetes orang dalam jumlah banyak, seperti yang dilakukan pada jamaah sholat taraweh di atas. Selain biaya yang relatif murah, hasil rapid test juga lebih cepat keluar. Hasil rapid test bisa diketahui kurang dari dua jam sejak sample diambil. Sample yang digunakan disini yaitu darah. Darah akan diambil lalu diteteskan pada alat rapid test, setelah beberapa saat alat akan menunjukkan hasilnya melalui garis, layaknya tes kehamilan.


Rapid test ini bertujuan untuk mengetahui anti body seseorang. Anti body bisa diartikan sebagai sistem pertahanan yang dihasilkan tubuh jika tubuh terinfeksi oleh virus atau bakteri. Hasil dari rapid test inilah yang disebut sebagai reaktif. Reaktif bisa diartikan bahwa dalam tubuh pasien memang terdapat virus atau bakteri, meski belum tentu virus korona. Karena rapid test hanya untuk skrinning awal untuk memastikan bahwa dalam diri seseorang terdapat virus atau tidak.

Tapi, hasil non-reaktif pun juga bukan berarti bahwa dalam diri kira tidak terdapat virus atau bakteri ya Gan. Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya, bahwa rapid test ini cara kerjanya yaitu dengan mendeteksi anti body seseorang. Masalahnya adalah, anti body ini baru akan keluar setelah beberapa hari terinfeksi virus atau bakteri. Sehingga bisa jadi, saat di tes hasilnya non-reaktif padahal didalam tubuh kita terdapat virus atau bakteri. Itu bisa terjadi jika virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh sementara anti body belum terbentuk. Nah, sampai di sini sudah paham dengan cara kerja rapid test dan apa itu reaktif?


Sekarang menuju ke tes kedua yang biasa di sebut swab test atau jika di bahasa Indonesia-kan menjadi tes usap. Kenapa disebut tes usap? Karena sample yang akan diuji yaitu lendir ada di pangkal tenggorokan dan cara pengambilannya dengan cara di usap menggunakan alat tertentu. Dibanding tes cepat, tes usap ini jauh lebih akurat mendeteksi virus korona. Namun, hasilnya tidak bisa secepat tes cepat. Butuh waktu hingga beberapa hari karena harus di analisa di lab. Biaya pun juga jauh lebih mahal. Dengan waktu yang lama dan biaya yang mahal, tes ini tidak cocok untuk mengetes orang dalam jumlah banyak. Nah, hasil dari swab test inilah yang nantinya bisa di sebut positif korona.


Sebagaimana kasus jamaah taraweh yang ane sebutkan diawal, 6 orang yang hasilnya reaktif langsung dibawa petugas untuk kemudian dilakukan swab test. Jika hasilnya positif, maka tentu saja mereka akan diisolasi untuk menghindari kontak dengan orang lain. Petugas pun juga akan melakukan tracing dengan orang - orang yang sebelumnya kontak dengan pasien, agar bisa segera terdeteksi dan memutus penyebaran virus. Nah, sampai disini sudah tau kan perbedaan rapid test yang hasilnya reaktif dan non-reaktif, serta swab test yang hasilnya positif dan negatif? Jika ada yang perlu dikoreksi dari pemaparan ane diatas, ataupun mau menambahkan, monggo dipersilakan meninggalkan jejak di kolom komentar.






Disclaimer : Asli tulisan TS
Referensi : Ini, Ini, Ini
Sumur Gambar : Om Google






Diubah oleh KS06 10-05-2020 12:29
999999999
tafakoer
nona212
nona212 dan 130 lainnya memberi reputasi
131
11.1K
142
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.