Bangkok, Ramadhan 1440 Hijriah. Tahun lalu, merupakan Ramadhan sangat berkesan buat ane. Pertama kali ane menjalani Ramadhan di negara orang tanpa mengenal satupun warga di sekitar lingkungan tempat tinggal.

Awalnya ane merasa bingung ketika bulan suci itu tiba. Menjalankan ibadah puasa di negara minoritas Muslim tentunya akan menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi ane dan keluarga. Dalam bayangan ane, bulan puasa kali itu akan menjadi bulan puasa tersepi bagi ane. Tapi ternyata ane salah besar. Selama bulan Ramadhan, banyak hal yang bisa ane peroleh dan yang paling mengesankan adalah hikmah mengenal warga Kampung Jawa.



Kampung Jawa merupakan sebuah wilayah komunitas muslim yang berasa di daerah Sathorn, Bangkok. Ane tinggal di sana menemani suami yang sedang bertugas di Bangkok. Kesan ane pada warga di sini adalah mereka sangat ramah dan sayang anak kecil. Anak ane sangat makmur tinggal di sana. Warga kampung yang sebagian besar merupakan lansia sering memberikan hadiah kecil, makanan, bahkan uang kepada anak-anak ane.

Saat Ramadhan tiba, ane sering sekali berbuka puasa dan Salat Tarawih di Masjid Jawa yang lokasinya juga berada di Kampung Jawa. Awal ikut buka puasa ane merasa cangguh sekaligus tidak enak hati melihat banyak bapak ibu sepuh justru melayani ane yang hanya duduk manis di meja makan. Namun, hari berikutnya, karena anak ane merupakan murid TPQ di sana yang sudah dikenal baik oleh jamaah sana, ane beranikan diri untuk menawarkan bantuan mempersiapkan panganan berbuka. Rupanya mereka senang sekali menerima bantuan dari ane dan anak-anak.

Rasa terima kasih mereka telah ane bantu diwujudkan dengan memberikan ane makanan yang masih tersisa setelah berbuka puasa yang bisa ane manfaatkan untuk santap sahur. Tapi, jumlah makanan yang mereka berikan rupanya luar biasa banyak hingga ane seringkali berbagi lagi dengan satpam dan cleaning servicedi apartemen tempat ane tinggal.

Ada yang ane benar-benar takjub dari Ramadhan itu, yakni semakin ane sering memberikan makanan dari masjid, semakin ane juga mendapat banyak makanan yang lebih banyak lagi dari pihak Masjid Jawa. Padahal, ane tidak pernah mengumumkan bahwa panganan yang mereka bawakan untuk ane, ane bagikan lagi ke orang lain. Begitu seterusnya. Semakin ane berbagi semakin banyak yang ane terima.

Hingga pernah ane dan keluarga sampai kewalahan bingung mau memberikan kepada siapa lagi karena teman Indonesia satu apartemen sudah diberikan, penjaga, cleaning service, resepsionis, semua sudah diberikan. Lalu ane harus bagikan ke siapa lagi? Pernah ane menolak pemberian karena merasa sudah terlalu banyak, mereka marah bahkan malah memberikan lagi.



Masya Allah, janji Allah itu selalu benar. Barang siapa yang memberikan kepada orang lain maka Allah akan tambahkan lagi dan lagi. Ane benar-benar merasa malu pada Allah dan pada mereka. Pemberian ane tidak seberapa tapi yang ane dapatkan begitu banyak.



Ane jarang memberikan sumbangan berupa makanan, tapi ane dan keluarga termasuk anak-anak, tidak segan untuk membantu memberekan mesjid dan menyediakan panganan berbuka. Tapi pemberian mereka Masya Allah luar biasa banyak. Selama bulan Ramadhan ane tidak pernah masak sedikitpun bahkan tidak hanya itu, ane juga mendapat bekal sembako dari mereka.

Ane sudah bilang bahwa ane bukan bagian dari mustahik, tapi mereka bilang ini untuk anak ane yang sering bantu di dapur.

Berulang kali ane dan keluarga merasa malu karena tenaga yang ane dan keluarga sumbangkan tidak seberapa dibandingkan pemberian yang mereka berikan.



Hidup di negara minoritas muslim justru memberikan arti yang sangat mendalam bagi ane. Nilai Ukhuwah Islamiyah, arti sedekah jor-joran, semua dapat ane rasakan justru ketika ane jauh dari negara mayoritas muslim.



Barangkali tahun ini kami tidak bisa lagi bersama pada Ramadhan tahun ini, namun kami yakin Allah masih memberikan kami kesempatan tapi kami yakin kami pasti akan kembali bersama. Bercengkrama dan memeluk serasa saudara. Kami pasti akan kembali menebar bantuan dan mendapat tebaran bantuan, merasakan indahnya kebersamaan pada Ramadhan berikutnya di Negeri Gajah Putih ini. Insya Allah



Sumber berita:
1. Opini Pribadi
2. Link

Sumber Gambar:
- Dokumentasi Pribadi