Kaskus

Story

azaleasyfAvatar border
TS
azaleasyf
Cerita Baru! “Assalamu'alaikum Imam Gue!” (Part 01)
💎Assalamu'alaikum Imam Gue!💎
Part 01
Karya: Azaleasyf

Happy reading!

Sinar rembulan yang keperakkan nampak indah kali ini, langit pun seakan mendukungnya begitupun banyaknya bintang yang bertaburan.

Di sebuah rumah mewah bergerbang hitam itu nampak mobil hitam yang berhenti, dari dalam keluar sosok gadis berambut panjang dengan tubuh mungil.

“Niq, kapan-kapan lagi ya. Lumayan tuh tadi lo dapet si Ferdi, cogan klub,” celetuk salah gadis yang kini duduk di bangku kemudi.

“Siap. Iyalah, gue gitu loh.” Gadis bertubuh mungil itu tersenyum senang.

“Iya deh iya, yang lagi senang mah gitu. Ya udah, gue pulang dulu ya udah mau jam dua belas nih.”

“Oke, hati-hati, lo.”

Gadis yang mengendarai mobil itu hanya mengacungkan jempolnya dan segera berlalu dari hadapan temannya.

Setelahnya gadis itu berjalan pelan menuju rumah, ia berharap tidak diketahui oleh orang tua dan kakaknya.

Klek.

Pintu berhasil dibuka, suasana rumah sepi tanpa ada suara. Seketika dia menghembuskan nafas lega.

Kembali menutup pintu gadis itu berjalan ke arah tangga yang akan mengantarnya ke kamar. Tapi, baru saja satu anak tangga ia naikki, dari arah belakang ada yang memanggil namanya.

“Aniq Cahya Dewi! Jam segini baru pulang?!” Suara berat itu seketika membuat Aniq terdiam. Dengan perlahan ia membalikkan badannya, seketika sudah terpampang jelas wajah marah sang ayah yang kini sudah memandang Aniq tajam.

“Maaf, Yah. Tadi ketiduran di rumah temen Aniq, dan ini Aniq baru bangun terus langsung diantar pulang,” ucap Aniq dengan menundukkan kepalanya, ia berharap trik ini berhasil.

“Ayah nggak percaya. Kamu tadi bilangnya mau main ke rumah Hesti kan? Tapi, tadi kenapa pas ayah tanya ke Hesti tentang kamu dia malah bilang kalau dia nggak lagi sama kamu?! Kamu ke klub kan bareng teman-temanmu yang nggak bener itu?!”

Seketika Aniq menatap wajah sang ayah yang sudah merah padam.

“Nggak, Yah, A ... Aniq cuma ... cuma–”

Belum selesai Aniq berbicara satu tamparan mendarat di pipi mulusnya yang seketika memerah.

“Masih mau mengelak! Ayah udah tahu semua apa yang kamu lakukan selama ini, termasuk ke klub. Bener-bener ya kamu, ayah nggak nyangka, Niq.” Bentakan kembali terdengar.

Aniq mengepalkan tangannya.

“Asal Ayah tahu ya, Aniq kayak gini juga karena kalian! Kalian itu terlalu sibuk ngurusin bisnis kalian, Aniq ngerasa nggak dipentingin sama kalian. Karena kalian hanya memikirkan bisnis, bisnis dan bisnis tanpa tahu apa yang Aniq rasakan. Harusnya ayah nggak usah kaget sama kelakuan Aniq yang seperti ini, Aniq kayak gini cuman pengen ngerasain dipedulikan. Untuk itu, Ayah jangan pernah menyalahkan Aniq atas apa yang telah terjadi, sejatinya inilah kesalahan kalian sendiri,” ucap Aniq pajang dengan tangis yang menghias wajahnya.

Sementara Dewa–ayah Aniq hanya diam mendengar ucapan putrinya yang kini sudah berlari ke kamarnya.

Seketika hatinya seperti tertusuk belati, semua ucapan Aniq benar. Ia sebagai orang tua sudah menelantarkan anaknya demi sebuah bisnis.

“Mas?” Suara pelan dibelakang Dewa membuatnya membalikkan badan.

Terlihat istrinya yang kini menatap dia dengan airmata yang sudah menetes. Seketika ia merasa sudah gagal menjadi pemimpin di dalam rumah tangganya.

“Apa, kita sudah gagal dalam mendidik Aniq dan Arvin?” ucap Anin dengan pandangan mata kosong.

Dewa segera meraih tubuh sang istri untuk ia peluk. Seketika terdengar tangis Anin.

“Kita sudah gagal, Mas, hiks ... kita sudah gagal....” Anin terus mengatakan kalimat itu.

“Mungkin saja, ini kesalahan kita. Mereka tumbuh menjadi pribadi yang suka memberontak karena kita lalai dalam mendidiknya.” Tanpa terasa Dewa meneteskan airmata.

“Tapi aku yakin kita bisa memperbaikinya, mulai sekarang prioritaskan keluarga daripada bisnis. Kita sama-sama belajar, oke?” ucap Dewa sambil menghapus airmata istrinya.

Anin menganggukkan kepala.

***

“Anjir! Kenapa juga gue harus nikahin tuh anak, nggak banget deh!”

Aniq menatap sang kakak yang kini tengah duduk di sofa dalam kamarnya. Entah ada angin apa Arvin menghampiri adiknya di pagi yang cerah ini.

Sementara Aniq masih terbaring di atas kasur empuknya, matanya nampak sembab.

“Nggak usah ngedumel. Itu salah lo, ngapain ngehamilin anak orang segala, harus tanggung jawab kan lo,” ucap Anin yang malah membuat Arvin memijat pelipisnya.

“Ya habis mau gimana lagi? Dia menggoda gue, ck, sial!” Arvin memukul sofa dengan geram.

“Makanya jaga tuh mata, ada yang bening dikit aja udah ngiler!” celetuk Aniq yang malah membuat Arvin menggeram.

“Arhhggg! Percuma gue cerita sama lo, yang ada gue malah tambah pusing. Bodo amatlah!” ucap Arvin seraya keluar dari kamar Aniq dengan menutup pintunya keras.

“Ck! Kakak gak ada otak.” Aniq menyibakkan selimutnya dan terduduk sejenak untuk membenarkan kunciran rambutnya.

“Pagi Moon,” sapa Aniq pada ikan Mas yang ada di aquarium dekat jendela kamarnya.

Ikan gembul itu berenang kesana kemari dengan gelembung yang muncul dari mulutnya. Aniq tersenyum melihatnya, ia berjalan ke arah aquarium lalu membuka gorden jendela. Selanjutnya ia memberi makan Moon.

“Makan yang banyak ya, Moon. Tenang, kamu nggak akan kuabaikan, karena itu tidak baik untukmu, nanti kalau aku mengabaikanmu aku takut kamu malah berontak kayak aku. Hihihi....” ucap Anin seraya terkekeh karena ucapannya sendiri.

Selesai memberikan makan ikan kesayangannya Aniq berjalan ke arah malas untuk mengambil ponselnya.

[Hai, Sayang, pagi]

[Bagunnnnn]

[Hei kebo cantik, bangun]

[Kalau nggak bangun aku cium nih]

Seketika spam chat masuk saat Aniq menghidupkan data seluler di ponselnya.

Pesan spam itu berasal dari kontak berusername 'Ferdi love'. Teman klubnya semalam.

Seketika Aniq tersenyum senang, ia segera membalas pesan itu.

[Pagi juga, maaf baru buka ponsel lagi, Fer]

Send.

Tak berapa lama ada tanda 'mengetik' di bawah nama kontak tersebut. Aniq menunggu balasan seraya kembali duduk di kasurnya.

[Benarkah? Pasti baru bangun ya? Kamu kan tukang molor]

Aniq sedikit berdecak saat membaca balasan berakhir emot tertawa itu.

Dia merapikan rambutnya lalu selanjutnya mengarahkan kamera depan ke wajahnya. Aniq tersenyum tipis namun tetap terlihat manis, apalagi dengan bibirnya yang merah alami.

Send foto....
[Iya deh ngaku, nih baru bangun]

Aniq mengirim hasil jepretannya tadi kepada Ferdi.

[Wahhh, belum mandi saja kamu cantik Sayang, seksi pula]

Aniq terkekeh sendiri membaca balasan Ferdi yang penuh dengan emoticon bermata love.

[Hari ini free?]

Pesan kembali masuk dari Ferdi.

[Iya, emang kenapa?]

[Jalan yuk? Aku di rumah bosan, keluargaku lagi pada pergi semua]

Seketika kedua sudut bibir Aniq terangkat, inilah momen yang ditunggu Aniq. Saat Ferdi mengajaknya jalan yang Aniq harapkan berakhir jadian.

[Oke, aku siap-siap dulu ya]

[Oke, Sayang. Aku segera ke rumahmu]

Aniq langsung melempar ponselnya ke kasur dengan dia yang segera berjalan ke arah kamar mandi. Ia langsung bersiap-siap, memakai pakaian sebagus mungkin agar dia tetap terlihat cantik walau agak kurang percaya diri dengan mata sembabnya.

“Mau kemana, Niq?” Pertanyaan keluar dari mulut sang bunda.

Terpaksa Aniq menghentikan langkahnya sebelum keluar dari rumah.

“Bunda nggak perlu tahu, Aniq mau kemana pun kan bunda nggak pernah peduli.”

“Aniq jangan gitu, bunda minta maaf.”

“Udah sadar apa yang selama ini kalian lakukan? Baguslah, hanya saja kalian terlambat untuk memperbaikinya. Ck, sudahlah, bye Bunda.”

Tanpa mendengarkan jawaban sang bunda Aniq begitu saja keluar dari rumah. Di depan gerbang sudah terlihat Ferdi yang menaiki motor sportnya.

“Fer, buruan,” ujarnya kala melihat Ferdi nampak bingung karena melihat ibunda Aniq yang terus memanggil putrinya.

“Tapi–”

“Udah, Fer, kita jalan sekarang.” Ucapan Aniq yang tegas membuat Ferdi mengiyakan.

Sementara di depan pintu rumah Anin hanya bisa menatap kepergian anak putrinya dengan seorang laki-laki asing. Airmata kembali menetes di pipi, pagi yang kurang mengenakkan baginya.

*Bersambung*

CuruuuuutAvatar border
abellacitraAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 47 lainnya memberi reputasi
46
1.9K
9
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.