Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Hantu muka rata universitas Brawijaya
Hantu muka rata universitas Brawijaya

Apakah hantu itu ada? Rasanya sangat tidak wajar bagi orang sains sepertiku untuk mengatakan bahwa hantu itu ada sedangkan keberadaan hantu itu sendiri masih belum dapat dibuktikan menggunakan ilmu pengetahuan.

Namun sebagai orang beragama sejak kecil aku sudah diajari mengenai entitas tidak terlihat seperti tuhan, malaikat dan setan. Mereka ada namun keberadaannya melampaui pengetahuan manusia.

Lalu, apakah hantu itu ada?

Malam itu aku tengah sendirian di kampus tercinta universitas Brawijaya. Tepatnya di fakultas kedokteran. Aku menghabiskan waktuku disana untuk menumpang wifi sekaligus juga mencari bahan materi untuk skripsi.

Fakultas kedokteran terkenal karena berbagai hal, seperti UKT nya yang paling mahal dibanding fakultas lain, bangunan nya yang putih sampai rumor tak sedap yang menyebar dari mulut ke mulut. Biasalah, sebagai fakultas yang paling dekat dengan hal hal seperti mayat membuat banyak cerita cerita bermunculan.

Katakanlah bahwa dulunya tanah gedung ini bekas kuburan, dulunya bekas rumah sakit hingga cerita mahasiswa yang bunuh diri di tempat ini karna stress tidak kunjung wisuda. Namun diantara cerita cerita itu ada cerita yang cukup unik.

Katanya dulu ada seorang mahasiswi yang pulang dari kampus larut malam, dia pulang ke rumah dengan naik angkutan umum namun di tengah perjalanan si supir angkot merudapaksanya lalu membunuhnya dan membuang mayatnya entah kemana. Cerita itu cukup terkenal karna ada banyak mahasiswa yang mengaku pernah bertemu hantu dari mahasiswa itu.

Mereka bilang saat malam malam bila kamu pulang sendirian hantu itu biasanya akan memanggilmu untuk meminta tolong. Hantu itu biasanya bersembunyi dan menunggumu mendekat, dan saat kau melihatnya maka kau akan melihat sesosok kuntilanak yang tidak memiliki wajah. Seorang hantu bermuka rata.

Tentu, itu hanya rumor. Setidaknya aku tidak mempercayai cerita tersebut dan karna itulah aku berani untuk terus berada di kampus malam malam sambil menikmati wifi dan ditemani sebungkus kuaci.

Awalnya tidak ada yang aneh. Waktu terus berjalan dan udara semakin dingin saat tiba tiba aku mencium bau pesing yang entah darimana. Aku mengira bahwa itu mungkin karna ada kucing liar yang pipis sembarangan jadi aku mengabaikannya.

Saat waktu sudah menunjukkan angka 11 aku pun bangkit dan berniat untuk pulang. Selagi berjalan bau pesing itu terus tercium seolah olah mengikutiku. Aku mencoba menemukan sumbernya dan menyadari bahwa sepatuku telah basah.

Sial, aku ngijak kencing.

Karna penerangan yang minim saat itupun aku belum sadar namun saat aku sudah berada di dekat gerbang fakultas aku menyadari sepatuku sudah terselimuti oleh noda merah. Darah.

Hendak aku berteriak namun kutahan. Aku memperhatikan lantai dengan seksama dan menyadari lantai sudah penuh dengan campuran darah dan kencing.

“mas... tolong mas...”

Terdengar suara lirih dari balik pohon di samping kiriku. Suara wanita itu pelan namun entah mengapa terdengar jelas. Perlahan lahan aku tolehkan kepalaku ke samping untuk melihat sosok itu. rambut panjangnya hampir menyentuh lantai, gaun putihnya pun berkibar meski tidak ada angin.

Aku sontak mengingat rumor rumor yang sering kudengar dan perlahan rasa takut membuatku tak mampu mengangkat kepalaku untuk melihat wajahnya jadi aku terus menatap lantai yang masih dipenuhi darah dan kencing. Kakiku terasa berat dan tak sanggup untuk melarikan diri sementara sosok itu terus menerus meminta tolong dengan suara lirihnya.

Kutarik nafas dalam dalam, ku suarakan seluruh ayat ayat yang aku tau dan memberanikan diri mengangkat kepalaku. Hendak aku berlari sekencang kencangnya dari tempat itu namun suara makhluk itu terus memanggil sehingga akhirnya aku menatap wajahnya.

Namun dia tidak punya wajah. Di tempat dimana seharusnya ada mata, hidung maupun mulut semuanya rata seperti papan. Tapi bila tak ada mulut bagaimana dia bisa bicara? Bila tak ada mata bagaimana dia tau aku disini? Entahlah, yang aku tahu aku langsung berteriak dan berlari sejauh yang aku bisa.

Teriakanku terdengar oleh satpam di tempat parkir. Dia menenangkanku dan bertanya apa yang terjadi. aku menceritakan semuanya dan menunjukkan darah di sepatuku sebagai buktinya namun tak ada darah disana. Sepatuku kering seperti biasa.

Pak satpam itu pun mengerti. Dia menceritakan bahwa memang banyak mahasiswa yang ering bertemu dengannya. Biasanya dia menunjukkan diri pada mahasiswa yang sendirian saat malam namun dia tak mengganggu mereka. Dia hanya meminta tolong.

Sejak saat itu aku tak lagi berani untuk meninggalkan kampus terlalu malam. Aku terus merasa ketakutan jika mengingat sosok tanpa wajah tersebut. Aku berharap aku tak akan pernah bertemu sosok itu lagi.

END
dwikusumad
morning.boi
999999999
999999999 dan 13 lainnya memberi reputasi
14
1.6K
19
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.