.Boyo.Avatar border
TS
.Boyo.
Kisah Nyata, Napi Asimilasi rudapaksa Dan Membakar Korbannya





Entah apa yang ada dipikiran para petinggi negeri ini terutama Bapak Menteri kita yang terhormat ditengah pandemi malah memberikan program asimilasi untuk mengurangi jumlah napi yang berada di dalam penjara.

Ternyata program ini telah banyak memakan korban, baik dari masyarakat maupun membuat kerja pak polisi semakin padat saja jadwalnya. Tapi pemberi kebijakan ini seakan santai menanggapi hal itu, tak perduli dengan kasus kriminal yang semakin tinggi.



Hingga ada sebuah kasus yang mengerikan terjadi di Deli Serdang, kasus pembunuhan seorang perempuan muda yang dirudapaksa terlebih dahulu oleh napi asimilasi.

Inilah sedikit kronologi kisah nyata yang membuat bulu kuduk berdiri.

Awalnya ketika seseorang bernama J memanggil korban yang merupakan mantan pacarnya untuk kerumahnya, J ini adalah napi yang baru saja lepas dari lapas karena program asimilasi.

Korban diantar oleh M rekan dari J hingga sampailah di rumah J si korban diminta J untuk melakukan hubungan badan di kamar mandi, disinilah korban menolak. Akhirnya J naik pitam dan membenturkan korban ke dinding dan jatuh pingsan.



Dengan cekatan J pun langsung menyetubuhi korban, setelah puas ia langsung menikam korban hingga akhirnya korban pun meninggal di tempat.

Mengetahui korbannya meninggal J menyuruh M membeli bensin, kemudian tubuh korban pun dibakar. Bahkan sempat melakukan mutilasi, namun jasad korban agak keras. Kenapa J tega melakukan hal itu?

Usut punya usut ternyata J dan M adalah narapidana pencabulan terhadap anak dibawah umur, keduanya memdapatkan hukuman 6-7 tahun namun bebas berkat program asimilasi yang di gagas oleh Bapak Menteri yang terhormat.



Tapi yang menarik ibu dari J yaitu TS turut membantu untuk melenyapkan jejak pembunuhan dengan rencana ingin membuang jasad sang korban, namun gagal. Lalu J dan TS memaksa M untuk membuat surat cinta dan mengakui bahwa yang membunuh korban adalah M. Bahkan disini mereka menyuruh M untuk minum racun serangga.

Disini terlihat orang tua tetap membela anaknya walau yang dilakukan oleh anaknya salah sekalipun, bahkan dirinya rela masuk penjara gara-gara tingkah sang anak.

Tapi rekayasa mereka pun ambyar ketika polisi mencurigai sesuatu, pesan moral dari kasus ini. Sosok penjahat di penjara bisa tobat bisa juga menjadi lebih jahat, untuk itu diperlukan hukuman mati agar penjara tidak terlalu penuh.



Untuk masyarakat diharapkan jangan membiarkan anak-anak berada di lingkungan yang keras, karena kejahatan bisa timbul karena pengaruh lingkungan yang tidak baik.

sumber



Diubah oleh .Boyo. 09-05-2020 07:37
infinitesoul
999999999
nona212
nona212 dan 19 lainnya memberi reputasi
20
1.9K
25
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.