• Beranda
  • ...
  • Health
  • [DIVE INSIDE] Belajar Dari Corona, Yuk Imunisasi! (Miracle World of Vaccine)

feeldaiyoAvatar border
TS
feeldaiyo
[DIVE INSIDE] Belajar Dari Corona, Yuk Imunisasi! (Miracle World of Vaccine)





Quote:



Assalamualaikum, gan!

Halo semuanya, setelah sekian lama vakum membuat tulisan. Serial DIVEINSIDE akan kembali lagi nih emoticon-Big Grin. Tentunya tetap sama membawakan isu dan pengetahuan menarik dan mendalam untuk menambah wawasan kalian semua. 





Kali ini, ane lagi pengen banget bahas yang namanya Vaksin. Gara gara Corona ini, ane bersyukur banyak orang-orang yang udah jadi lebih paham sama yang namanya penyakit, apalagi penyakit infeksi yang menular (mungkin salah satu hal baik dari sekian hal buruk yang menerpa). Karena corona ini juga, banyak orang lebih melek soal kesehatan. Ditengah kondisi yang apa-apa corona ini sayang banget bagi ane kalau masyarakat tidak diedukasi sekalian tentang pentingnya vaksin.  So, pas banget nih, yuk kita bahas apasih pentingnya Vaksin yang bisa mencegah penyakit penyakit kayak Corona ngga bakal beringas lagi.

Jadi yuk kita bahas lebih lanjut soal apa itu vaksin!






Quote:






Sejarah Penemuan Vaksin

Salah Satu Keajaiban Dunia Medis




Ngga afdol nih kalau kita belum bahas sejarah penemuan vaksin emoticon-Big Grin.

Sebelum, jauh sebelum vaksin pertama kali ditemukan di dunia medis, pola pikir atau mindset yang mendasari cara kerja vaksin ini udah ditemukan lebih dari 2000 tahun yang lalu, gan! Dari masa Yunani kuno sudah diketahui bahwa orang yang sudah terkenan cacar tidak akan terkena cacar kembali.Selain itu, sekitar abad ke-10 masehi di China sudah dipraktekan menginokulasi (memasukkan) virus smallpox ke tubuh mereka sendiri untuk mendapatkan kekebalan. Walaupun memang hal tersebut bukanlah vaksin seutuhnya karena itu berarti bangsa China membuat diri mereka sakit sukarela agar mereka tidak sakit lagi setelahnya. Praktek ini mulai berhenti sekitar abad ke-17.




Barulah pada tahun 1796, Edward Jennerberhasil membuat vaksin pertama dengan menggunakan sapi sebagai perantara imun. Saat itu smallpox merupakan penyakit yang sangat mematikan. Ia menyadari bahwa orang yang telah terinfeksi cacar sapi (cowpox) sebelumnya, tidak akan terkena smallpox. Dari situlah ia menciptakan vaksin pertama di dunia dengan menginokulasi cowpox dari sapi yang terinfeksi pada seorang anak yang sehat dan mendapatkan anak tersebut tidak terkena penyakit smallpox. Inokulasi cowpox menyebabkan morbiditas (tingkat sakit) yang lebih rendah dibandingkan smallpox. Sejak saat itulah mulai ditemukan vaksin untuk beragam patogen lain, seperti misalkan Louis Pasteur yang menemukan vaksin rabies dan penemuan lainnya.


Jadi, intisarinya adalah vaksin bukan produk kemarin sore gan. Sejarahnya membentang sampai ribuan tahun lhoo.Hal ini membuktikan vaksin merupakan agen yang terpercaya sebagai salah satu senjata ampuh untuk melawan patogen penyebab penyakit.




Efektivitas Vaksin?

Senjata Paling Ampuh Kendalikan Infeksi



Salah satu studi dari Amerika mencatat pelaksanaan vaksinasi secara menyeluruh kepada anak di US mencatat tingkat penurunan insidensi penyakit tersebut menurun sekitar 96 - 100%.Kalau ane sih menyebutnya "senjata paling ampuh kendalikan penyakit infeksius". Selama ada vaksinnya, penyakit yang dikenal dengan istilah vaccine-preventable disease (penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin) benar-benar dapat dikendalikan atau bahkan mengeradikasi penyakit tersebut selama-lamanya dari dunia gan (contohnya smallpox itu udah musnah dari dunia gan)! Gokil kan sob!!! 


Lalu bagaimana dengan Indonesia?



Angka cakupan imunisasi di Indonesia masih jauh dari kata sempurna gan.PR kita masih banyak. Ane kutip dari data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2018, angka imunisasi dasar lengkap masih berada di angka 57,9%. Sedangkan angka imunisasi dasar tidak lengkap berada di angka 32,9%, bahkan angka tidak imunisasi berada di angka 9,2%. Padahal target herd immunity dari WHO mengharuskan 95% populasi imun terhadap penyakit tersebut. Hal inilah yang mendasari salah satu alasan TS membring up masalah ini dalam Dive Inside kali ini. Ha ini tentu memengaruhi efektivitas imunisasi di Indonesia. Semoga setidaknya 1 atau 2 pembaca menjadi sadar akan pentingnya imunisasi, bukan hanya bagi anak sendiri namun juga bagi kondisi penyebaran vaccine-preventable disease di Indonesia.


Dalam dunia medis kita mengenal sebuah kalimat dalam janji Hippocrates(ini janji sakral yang kemudian disadur ke dalam bahasa indonesia sebagai sumpah dokter indonesia gan). Kalimat tersebut sangat terkenal, bunyinya



Quote:



Intinya sebisa mungkin kita harus mencegah penyakit itu jangan sampai terjadi gan.Karena mencegah itu lebih baik daripada mengobati gan. Kita saat ini pakai masker kemana-mana, cuci tangan, dan tetap di rumah semuanya dilakukan untuk menghindari corona bukan? Sama persis dengan fungsi vaksin gan! Sebelum tubuh kita jatuh sakit, vaksin adalah hal utama untuk mencegah hal tersebut. Jadi makin jelas yaa di sini fungsi vaksin ngga main-main.

Jadi soal efektivitas? ngga usah diragukan lagi ya!




Vaksin Ribet dan Mahal?

Tenang Gan, Udah Ada Jadwalnya.


Teruntuk para orang tua yang masih mikir bahwa vaksin itu ribet dan mahal, di sini kita perjelas dulu ya gan gimana sih jadwal dan cara memberikan vaksin anak-anak kita ini. 


Pertama, kita harus tahu dulu jadwal kunjungan untuk vaksinasi. Menurut Permenkes no. 12 Tahun 2017, imunisasi itu ada 3 jenis gan yaitu, imunisasi rutin, imunisasi tambahan, dan imunisasi khusus. Nah, untuk bunda dan agan sekalian yang wajib diketahui adalah imunisasi rutin dulu nihh. Imunisasi rutin dibagi kembali menjadi dua bagian, yaitu imunisasi dasar(imunisasi ini menjadi imunisasi yang diberikan sebelum bayi 1 tahun) dan imunisasi lanjutan (sebagai booster untuk meningkatkan kekebalan). Nah pemerintah kita dengan kementrian kesehatan udah membuat jadwal imunisasi rutin yang wajib diikuti oleh seluruh WNI nih. Silahkan lihat jadwalnya di bawah yaa!





B. Imunisasi Lanjutan








Buat yang mau baca lebih jauh bisa ke sini


Jadi bunda sekalian, diharapkan membawa bayinya ke posyandu atau puskesmas pada bulan ke-1, 2, 3, 4, 9, dan 18 bulan yaa ke puskesmas atau dokter keluarga agan sekalian yaa.Untuk imunisasi lanjutan usia sekolah kita punya kok program yang namanya BIAS atau Bulan Imunisasi Anak Sekolah. Masalah harga? Eitsss jangan khawatir dulu. Untuk imunisasi yang diwajibkan oleh negara (HB, HiB, DPT, Polio, dan MR) agan bisa dapatkan secara gratis dengan menggunakan BPJS di puskesmas lhoo hehe. Kalaupun bayar, harganya cuma Rp 2.000 kokk. Harga itu tidaklah apa apa dibandingkan manfaat vaksin buat si kecil. Jadi jangan ragu untuk imunisasi ya!


Informasi ini berbeda untuk setiap jenis vaksin dan tahap imunisasi yaa. Jadi jika agan masih bingung dan untuk informasi lebih lengkap saya sangat menyarankan agan untuk konsultasi dengan dokter keluarga, puskesmas, atau dokter anak yaa! Nah kalau mau lengkap agan bisa nih mengikuti anjuran imunisasi yang disarankan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Tapi untuk ini tidak ditanggung negara ya gan (belum masuk programnya). Untuk yang lengkap ini silahkan tanya dan konsultasikan dengan dokter yaa!







Vaksin Haram?

Eitss, Mohon Baca Dulu Fatwa MUI Berikut Ini



Sampai saat ini hal ini mungkin menjadi masalah yang menjadi perdebatan antara kaum anti vaksin dan pro vaksin. Menurut ane, terutama bagi yang beragama muslim, kita juga harus pintar memilah informasi tentang apapun termasuk yang mengatasnamakan dalil atau hadits gan (alhamdulillah ane juga muslim gan jadi tahulah sedikit-sedikit minimal soal syariat agama). Termasuk salah satunya adalah tentang vaksin. Buat yang masih ragu soal hukum vaksinasi boleh banget disimak Fatwa Majelus Ulama Indonesia (MUI) No.4 Tahun 2016 ini gan.



Buat yang mau lihat langsung bisa banget buat cek langsung di sini


Bisa dilihat bahwa Vaksin ini pada dasarnya mubahkok gan (hukum dasar yang artinya boleh). Bahkan pada keadaan yang dapat membuat sakit apabila tidak digunakan maka hukumnya menjadi wajib untuk dilakukan. Ini bukan ane atau tenaga kesehatan lagi yang bicara ya gan, ulama pun mengatakan hal demikian. Jadi vaksin bukanlah benda benda menakutkan yang banyak disebutkan dalam beberapa berita hoax tentang vaksin ini. Banyak lagi yang mengatakan bahwa vaksin menciptakan autisme. Itu semua tidak benar. Seperti studi di bawah yang menyatakan tidak ada korelasi antara peningkatan cakupan vaksin MR (measles dan Rubella) dengan peningkatan insidensi autisme. Hal ini berarti vaksin MR tidak menyebabkan autisme (bukan etiologi atau faktor resiko).







Jadi itu yang mau ane share dengan agan-agan sekalian. Sekali lagi, di sini ane tidak berniat untuk menyerang siapapun gan. Di tengah pandemi covid yang mengubah tatanan hidup semua orang ini, ane melihat secercah kesempatan untuk dapat mengedukasi masyarakat untuk lebih peduli lagi terhadap kesehatan diri dan keluarga salah satunya melalui imunisasi. Dengan imunisasi, infeksi dapat kita kendalikan dan musnahkan dari dunia. Jadi ayoo tunggu apalagi, yuk mari sukseskan imunisasi agar generasi muda kita sehat dan cerdas. emoticon-Big Grin

"Health is not valued till sickness comes." - Thomas Fuller 

Spoiler for Sumur:




.FeelDaiyo.Copyrighted.2020.

All Rights Reserved

Kutuloncat373
kotacare
nona212
nona212 dan 180 lainnya memberi reputasi
181
9.9K
146
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Health
HealthKASKUS Official
24.6KThread10KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.