Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

.noiss.Avatar border
TS
.noiss.
Krisis Ekonomi Akibat Corona Lebih Parah dari 1998, Kok Bisa?
Jumat, 08 Mei 2020

Ekonom senior sekaligus mantan Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri menilai krisis ekonomi yang diakibatkan pandemi COVID-19 lebih parah dibandingkan krisis 1998. Padahal yang terjadi puluhan tahun silam itu sudah sangat memporak-porandakan ekonomi Indonesia.
Dia menjelaskan bahwa pandemi virus Corona ini berbeda dengan krisis 1997-1998. Saat itu perusahaan-perusahaan besar memang dibuat babak-belur oleh krisis, tapi Indonesia tertolong oleh sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Begitu pula untuk krisis 2008, yang masih bisa diredam oleh pemerintah dengan mendorong konsumsi dalam negeri. Sebab kejadian saat itu lebih bersifat eksternal.

"Tapi kalau COVID-19, ditambah dengan social distancing, itu semua kena, yang besar, yang kecil, lokal, eksternal, kena, karena aktivitas ekonomi yang nggak boleh berjalan. Itu yang membuat ini menjadi jauh lebih parah dibandingkan dengan situasi sebelumnya," kata dia dalam diskusi virtual yang tayang di YouTube, Jumat (8/5/2020).

Menurutnya pandemi COVID-19 sangat rumit. Sebab merebaknya virus Corona membuat aktivitas produksi terpukul sehingga menyebabkan supply shock. Dampak selanjutnya orang-orang akan kehilangan pendapatan dan pekerjaan sehingga menyebabkan demand shock.

Satu hal lagi yang tidak terjadi pada krisis sebelumnya tapi terjadi saat pandemi COVID-19 adalah social distancing atau pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Chatib melanjutkan, kunci dari sebuah aktivitas ekonomi adalah terjadinya transaksi atau adanya pasar. Pasar itu terdefinisi sebagai tempat bertemunya orang untuk mempertukarkan barang dan jasa. Namun karena adanya pembatasan sosial, orang-orang tidak boleh bertemu.

"Jadi bisa dibayangkan hal yang paling esensial dari aktivitas ekonomi itu dilarang. Nah kalau itu dilakukan dan itu memang sudah dilakukan untuk alasan yang benar, untuk mengatasi supaya pandeminya tidak menular maka yang terjadi adalah aktivitas ekonominya berhenti," ujarnya.

Belum lagi tidak ada jaminan bahwa orang yang sembuh dari virus Corona tidak akan tertular lagi. Artinya masih dimungkinkan terjadi penyebaran Corona gelombang kedua.

Bahkan pasca berakhirnya pandemi virus Corona, yang menurutnya tidak bisa diprediksi, seluruh aktivitas ekonomi belum tentu kembali normal begitu saja.

"Nah kalau misalnya proses traumanya berjalan agak panjang maka proses recoverynya nggak segampang yang dibayangkan orang. Ini sesuatu yang kita bisa bayangkan," jelasnya.

Belum lagi perusahaan yang sudah terlanjur mem-PHK karyawan karena pandemi COVID-19, ketika perekonomian mulai pulih mereka pun harus merekrut lagi tenaga kerja yang mana itu membutuhkan waktu. Kompleksitas tersebut membuat dampak Corona ke perekonomian sulit diprediksi.

"Jadi ini yang saya bilang, makanya prosesnya itu menjadi sangat sulit di dalam membuat prediksi," tambahnya.

https://m.detik.com/finance/berita-e...-1998-kok-bisa

Krisis Pangan Sudah di Depan Mata, Beneran Nih?

Organisasi Pangan Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO) memprediksi virus Corona (COVID-19) bisa berdampak pada krisis pangan dunia, salah satunya Indonesia. Prediksi tersebut sedikit demi sedikit sudah mulai terlihat saat ini.

Pengamat dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Rusli Abdullah mengatakan ancaman krisis pangan terjadi karena kegiatan logistik hingga proses impor yang terganggu akibat pandemi. Kelangkaan barang seperti gula yang terjadi saat ini pun tak bisa dihindari.

"Jadi ada beberapa daerah yang PSBB misalnya, terus logistiknya terganggu atau bahkan ekspor impor. Yang paling nyata ancamannya di kita saat ini masalah gula, itu kita masih impor dari India salah satunya tapi dia lockdown, nggak bisa toh. Ini yang menjadikan akhir-akhir ini gula langka," kata Rusli kepada detikcom, Kamis (7/5/2020).

Soal beras, Rusli bilang, akhir tahun Indonesia diperkirakan surplus 2,8 juta ton yang hanya cukup untuk kebutuhan satu bulan. Sedangkan pasokan beras akhir tahun dikatakan aman jika surplus 8 juta ton untuk kebutuhan selama tiga bulan ke depan sambil menunggu masa panen raya di Maret 2021.

"Kita akan aman kalau surplus berasnya 8 juta ton itu untuk makan kita tiga bulan ke depan sembari menunggu panen raya di bulan Maret tahun berikutnya. Tapi kalau surplusnya cuma 2,8 juta ton kita hanya bisa makan sampai bulan Januari doang karena kebutuhan makan sebulan 2,5 juta ton, sedangkan Januari belum ada panen raya," ucapnya.

Rusli menyebut beberapa negara eksportir beras seperti Vietnam, Taiwan, dan India juga sudah membatasi pengiriman ke Indonesia. Hal itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

"Kalau keadaan normal bulan-bulan ini sudah mulai impor untuk stok di akhir tahun nanti. Masalahnya mereka nggak mau buka ekspornya karena mereka mementingkan kebutuhan domestik mereka dulu,"
ungkapnya.

Pemerintah pun berencana untuk mencetak ratusan ribu hektare (Ha) lahan sawah baru untuk menangkal krisis pangan. Tepat?

Rusli menilai cetak sawah baru harusnya untuk jangka panjang. Bukan untuk menjawab prediksi FAO yang dinilai darurat di masa pandemi COVID-19.

"Yang dikatakan FAO itu untuk jangka pendek krisis pangan gara-gara ada pandemi COVID-19. Dalam jangka panjang memang perubahan iklim jadi ancaman semua negara salah satunya Indonesia. Tapi respons Indonesia yang cetak sawah itu untuk jangka panjang bukan untuk pandemi ini, jadi semacam ada salah respons kebijakan," kata Rusli.

Menurutnya, program cetak sawah ini bukan jawaban atas permasalahan karena hasilnya baru akan terlihat beberapa tahun mendatang. Sedangkan masalah krisis pangan akibat adanya pandemi sudah di depan mata.

"Krisis pangan ini kan sudah di depan mata tapi instruksinya adalah cetak sawah yang notabenenya nggak bisa dinikmati dalam beberapa bulan ke depan. Hasilnya belum bisa dilihat beberapa bulan ke depan," jelasnya.

Rusli tidak menampik jika ada kekhawatiran presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap ramalan FAO dengan merespons cepat lewat cetak sawah baru. Namun respons yang diambil itu dinilai kurang tepat untuk jangka pendek.

"(Jokowi) khawatir saya yakin karena surplus (beras) kita cuma 2,8 juta ton per tahun itu sangat kecil sekali. Kita akan aman kalau surplus berasnya 8 juta ton itu untuk makan kita 3 bulan ke depan sembari menunggu panen raya di bulan Maret tahun berikutnya," ucapnya.

Untuk antisipasi adanya kelangkaan beras, Rusli menilai pemerintah dari sekarang harus melakukan diversifikasi makanan pokok dari beras menjadi seperti kedelai, sagu, dan singkong.

"Nah ketika akhir tahun berasnya langka ya udah masyarakat kalau mau beli sumber karbohidrat dia memiliki sumber alternatif ada singkong, kedelai, dan sagu," kata Rusli.

Selain untuk antisipasi, cara ini dinilai bisa menjadi sumber aktivitas ekonomi baru. Selain itu juga, untuk mengurangi ketergantungan impor beras karena ketiga komoditas tersebut tersedia di Indonesia.

"Dulu singkong hanya panen terus sudah, sekarang bisa diolah jadi nasi oyek misalnya. Di sisi lain akan meningkatkan aktivitas ekonomi baru. Kita dalam jangka panjang harus mengurangi beras," ujarnya.

https://m.detik.com/finance/berita-e...ta-beneran-nih



Mulai siap siap berkebun kita gan kalo ada lahan buat berkebun di rumah..
Tanam apaan kek elaahhhh 😰😰 siap siap gan kalo ntar bakalan makan singkong, sagu, sama kedelai gan... 😂😂

Gw tanam cabe aja di bawah pohon jambu aja gak numbuh numbuh gan udah seminggu lebih ampun deh ah.. Yg cepet itu pohon pepaya bijinya di sebar asal asalan dia malah numbuh subur..

Gak tau gw bingung mau tanam apaan yg kira kira bisa di makan... Kalo bisa gw tanam padi gw tanam padi ini gan di dalam pot..😂😂

Berapa bulan ke depan udah masuk musim kemarau coba elu bayangin gan apa yg akan terjadi kwkwkwk
uzanzd
fatqurr
kaiserwalzer
kaiserwalzer dan 35 lainnya memberi reputasi
32
2.7K
56
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.3KThread41.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.