wakyu06Avatar border
TS
wakyu06
Apa Fakta Sejarah yang Jarang Diketahui Tetapi Penting?


Pembunuhan Julius Caesar adalah peristiwa paling penting dalam sejarah Romawi. Peristiwa ini merupakan salah satu bukti bahwa pengkhianatan telah terjadi sejak ribuan tahun yang lalu. Atas faktor kekhawatiran terhadap kekuasaan tak terbatas Julius Caesar, atau dictator perpetuo, keenam puluh anggota senat yang menyebut diri mereka sebagai The Liberators mengerumuni Julius Caesar sambil menyembunyikan pedang di balik toga mereka, sebelum akhirnya mereka beraksi membunuh pemimpin mereka sendiri. Meskipun terdapat 60 pedang, diketahui terdapat 23 luka tusukan yang melukai Caesar. 

Foto di bawah ini adalah Marcus Junius Brutus.




Mayoritas orang menganggap Brutus dan temannya, Cassius adalah otaknya dan Brutus adalah pengkhianat terbesar dalam pembunuhan itu. Disebut pengkhianat karena Brutus dulu berada di pihak yang menentang Julius Caesar. Ia mendukung Pompey, lawan Julis Caesar, dalam Perang Pharsalus yang mana pada akhirnya Pompey tewas (Bukan Caesar yang membunuh atau mendalangi pembunuhan Pompey). Ketika perang berakhir, Caesar menangkap Brutus, tetapi kemudian memaafkannya. Ia bahkan memberikan posisi kerajaan kepada Brutus.

Dalam buku karya Shakespeare, ia menyebutkan bahwa kalimat terakhir Julius Caesar adalah "Et du, Brute?" atau "Kau juga, Brutus?" atau "Kau juga, nak?" Kalimat tersebut merupakan salah satu kalimat terakhir paling terkenal sepanjang sejarah. Meskipun ada yang berpendapat bahwa Caesar tidak mengatakan apapun.

Namun, pada kenyataannya, ada pengkhianat yang lebih besar selain Brutus di balik pembunuhan itu. Ia adalah Decimus Junius Brutus Albinus, atau Decimus.



Decimus adalah jenderal kepercayaan Caesar. Ia pernah bertugas di pasukan Caesar selama Perang Gallic dan diberi komando armada dalam perang melawan Veneti pada 56 SM. Ketika Perang Republikan pecah, Decimus sekali lagi dipercayai dalam operasi armada. Richard Billows berpendapat bahwa Caesar menyayangi Decimus hampir seperti anaknya[1]. Julius Caesar lebih dekat dengan Decimus daripada dengan Brutus. Jika Brutus pernah menentangnya, Decimus selalu setia, mendukung, dan berada di pihak Caesar[2].

Akan tetapi, ketika Gaius Augustus, cucu jauh Caesar yang bukan merupakan prajurit, memiliki potensi mengambil posisi penting dalam kerajaan, amarah Decimus tersulut. Hal ini diduga menjadi penyebab awal Decimus menaruh dendam dan ingin menghabisi Caesar.

Rumor tentang pembunuhan Caesar sebenarnya sudah terdengar oleh Caesar. Oleh karena itu, pada hari pembunuhannya, Caesar sempat berpikir untuk tidak jadi datang ke kantor senat untuk sebuah rapat. Akan tetapi, Decimus mengubah pikirannya. Istri Caesar bahkan tidak mengizinkannya. Namun, karena bujukan Decimus, orang kepercayaannya, ia luluh. Jika saja Decimus tidak ada di sana, atau tidak mengubah pikirannya, dapat dipastikan Caesar selamat dari maut hari itu. Caesar mengubah pikirannya karena Decimus merupakan orang yang ia percaya. Bisa dibayangkan, ‘kan? Orang yang dianggap bisa melindunginya, justru membunuhnya. Di kantor senat itulah ia akhirnya dibunuh oleh orang-orang yang ia kenal, orang-orang yang mengaku mendukungnya.

Decimus juga menghalangi Mark Antony, jenderal dan administrator sekaligus teman Caesar, yang seharusnya terus mendampingi Julius Caesar ketika itu. Ia tidak diperbolehkan untuk masuk ke kantor senat. Ketika Mark Antony masuk, Caesar sudah tewas. Tidak hanya itu, Decimus juga melindungi para pembunuh. Meskipun pada akhirnya, ia tertangkap dan dihukum mati oleh Mark Antony.



Mark Antony melihat mayat Julius Caesar

Dalam buku Julius Caesar karya Shakesepare, Decimus disalahsebutkan sebagai Decius. Ia tidak banyak disebutkan dalam buku itu sehingga banyak orang yang melupakannya. Dalam novel berjudul Caesar and The October Horse karya Colleen McCullough, Decimus bersama dengan Gaius Trebonius dianggap sebagai pemimpin sebenarnya dalam peristiwa pembunuhan Julius Caesar. Selain itu, menurut buku Dictator karya Robert Harris, kalimat terakhir “Et du, Brute?” sebenarnya ditujukan kepada Decimus Junius Brutus Albinus, bukan Marcus Junius Brutus.[3]Namun, seperti yang sudah disebutkan di atas, kalimat terakhir tersebut masih banyak yang memperdebatkan karena ada pendapat bahwa Julius Caesar bahkan tidak mengatakan apapun.


(Semua foto diambil dari Google).

Catatan: Sulit untuk menemukan foto Decimus karena ia memang tokoh yang dilupakan. Saya tidak tahu apakah foto Decimus di atas adalah benar foto patungnya.

Catatan Kaki


[3] 
Decimus Junius Brutus Albinus: Politician and soldier (n/a-0042) - Biography and Life


Sumber : Quora



Diubah oleh KASKUS.HQ 05-05-2020 00:55
onik
raygunawan54
tukangjokulan
tukangjokulan dan 165 lainnya memberi reputasi
162
11.8K
120
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.