- Beranda
- The Lounge
Melepas Kepergian Didi Kempot Lewat Rangkaian Kata Kang Maman
...
TS
Bolabastis
Melepas Kepergian Didi Kempot Lewat Rangkaian Kata Kang Maman
Kabar duka menyapa Indonesia. Pagi hari, Selasa, 5 Mei 2020, penyanyi Dionisius Prasetyo alias Didi Kempot tutup usia. Kota Solo menjadi tempat pelantun lagu Stasiun Balapan ini mengembuskan napasnya yang terakhir.
Lord Didi, begitu ia kadang disebut oleh penggemarnya, diduga terkena serangan jantung. Ada lagi yang menyebut beliau keletihan.
Sontak, jagad maya Indonesia dipenuhi ucapan duka dan bela sungkawa atas kepergian salah satu anak bangsa terbaik Indonesia. Kariernya menghibur kita terhenti di usia 53 tahun, Selasa, 5 Mei 2020, pukul 07.30 WIB. Salah satu yang merangkai kata untuk mengenang Didi Kempot adalah Maman Suherman alias KangMaman, penulis, jurnalis, kriminolog, hingga kreator sejumlah acara TV lewat akun FB pribadinya.
Selamat jalan, Mas Didi Kempot. Kami mengenangmu lewat segala kebaikan dan buah karya indahmu.
Didi Kempot (Medcom.id)
Lord Didi, begitu ia kadang disebut oleh penggemarnya, diduga terkena serangan jantung. Ada lagi yang menyebut beliau keletihan.
Sontak, jagad maya Indonesia dipenuhi ucapan duka dan bela sungkawa atas kepergian salah satu anak bangsa terbaik Indonesia. Kariernya menghibur kita terhenti di usia 53 tahun, Selasa, 5 Mei 2020, pukul 07.30 WIB. Salah satu yang merangkai kata untuk mengenang Didi Kempot adalah Maman Suherman alias KangMaman, penulis, jurnalis, kriminolog, hingga kreator sejumlah acara TV lewat akun FB pribadinya.
Kang Maman (Gramedia.com)
Quote:
Mendengar kabar kematian Mas Didi Kempot, saya langsung menghubungi Rosiana Silalahi yang rupanya semalam -- menurut berita -- masih kontakan dengan Mas Didi. Tak banyak yang diungkapkan Rosi kepada saya, selain menangis tak putus, sesenggukan.
Saya tahu, saat diajak Kompas TV untuk membuat konser amal, Didi tak menanyakan apa-apa termasuk dia akan dapat berapa. Pokoknya, langsung iya, dan semalam, menurut kabar, kepada Rosi yang menghubunginya, ia begitu bahagia mendengar dana Rp 7,6 miliar yang terkumpul telah terdistribusikan.
Ah, indahnya kepergian yang meninggalkan kebaikan. Belum terhitung, karya yang ditinggalkannya yang telah memberi penghiburan pada banyak orang. Insya Allah, pahala itu akan terus mengalir:
“Boleh jadi…
saat engkau (tidur) terlelap,
pintu-pintu langit sedang diketuk
oleh puluhan doa kebaikan untukmu,
dari seorang fakir yang telah engkau tolong,
atau
dari orang kelaparan yang engkau beri makan
dari orang yang sedih yang telah engkau bahagiakan
dari orang yang berpapasan denganmu yang telah
engkau berikan senyuman
dari orang yang dihimpit kesulitan dan telah engkau
lapangkan.
Dan janganlah sekali-kali engkau meremehkan sebuah
kebaikan…”
(Ibnul Qayyim Al-Jauzi)
.
Sungguh tak terbayangkan jika yang terjadi sebaliknya. Kita pergi, bukan seperti Mas Didi, yang konser amalnya menghasilkan Rp 7,6 M. Tapi, sebaliknya. Ada hak orang lain yang belum kita berikan kepadanya, ada milik orang yang telah kita ambil dan rampas dan tak sempat kita kembalikan, sementara kita telah menghembuskan napas terakhir.
Ada ratapan orang-orang yang dilangitkan
Yang membuat pintu-pintu langit tertutup
Ada air mata orang-orang yang didzalimi yang menguap ke langit
Yang membuat pintu ampunan tertutup rapat.
Jauhkan kami ya, Allah dari hal yang demikian.
.
Berbahagialah engkau Mas Didi
Doa kami yang pernah dihibur olehmu
Doa kami yang mendapatkan bantuan dari konser amalmu
Doa orang-orang yang telah mendapatkan kebaikan darimu
Insya Allah, melapangkan kuburmu, meluaskan jalanmu
Membuka pintu-pintu langit
Dan engkau bersua Sang Maha Pengasih Sang Maha Penyayang
Dalam bahagia.
Dalam damai.
Aamiin.
Saya tahu, saat diajak Kompas TV untuk membuat konser amal, Didi tak menanyakan apa-apa termasuk dia akan dapat berapa. Pokoknya, langsung iya, dan semalam, menurut kabar, kepada Rosi yang menghubunginya, ia begitu bahagia mendengar dana Rp 7,6 miliar yang terkumpul telah terdistribusikan.
(sumber: Kompas.com)
Ah, indahnya kepergian yang meninggalkan kebaikan. Belum terhitung, karya yang ditinggalkannya yang telah memberi penghiburan pada banyak orang. Insya Allah, pahala itu akan terus mengalir:
“Boleh jadi…
saat engkau (tidur) terlelap,
pintu-pintu langit sedang diketuk
oleh puluhan doa kebaikan untukmu,
dari seorang fakir yang telah engkau tolong,
atau
dari orang kelaparan yang engkau beri makan
dari orang yang sedih yang telah engkau bahagiakan
dari orang yang berpapasan denganmu yang telah
engkau berikan senyuman
dari orang yang dihimpit kesulitan dan telah engkau
lapangkan.
Dan janganlah sekali-kali engkau meremehkan sebuah
kebaikan…”
(Ibnul Qayyim Al-Jauzi)
.
Sungguh tak terbayangkan jika yang terjadi sebaliknya. Kita pergi, bukan seperti Mas Didi, yang konser amalnya menghasilkan Rp 7,6 M. Tapi, sebaliknya. Ada hak orang lain yang belum kita berikan kepadanya, ada milik orang yang telah kita ambil dan rampas dan tak sempat kita kembalikan, sementara kita telah menghembuskan napas terakhir.
Ada ratapan orang-orang yang dilangitkan
Yang membuat pintu-pintu langit tertutup
Ada air mata orang-orang yang didzalimi yang menguap ke langit
Yang membuat pintu ampunan tertutup rapat.
Jauhkan kami ya, Allah dari hal yang demikian.
.
Berbahagialah engkau Mas Didi
Doa kami yang pernah dihibur olehmu
Doa kami yang mendapatkan bantuan dari konser amalmu
Doa orang-orang yang telah mendapatkan kebaikan darimu
Insya Allah, melapangkan kuburmu, meluaskan jalanmu
Membuka pintu-pintu langit
Dan engkau bersua Sang Maha Pengasih Sang Maha Penyayang
Dalam bahagia.
Dalam damai.
Aamiin.
Selamat jalan, Mas Didi Kempot. Kami mengenangmu lewat segala kebaikan dan buah karya indahmu.
Diubah oleh Bolabastis 05-05-2020 09:04
nona212 dan 186 lainnya memberi reputasi
185
5.5K
114
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
922.7KThread•82.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru