Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

cicimasniAvatar border
TS
cicimasni
Bab 53 : Keinginan Arion
Bab 54 : Keinginan Arion

🌸🌸🌸

Varo dan Lily sedikit terkejut ketika Arion menyatakan keinginannya.

Sena, Alandra dan Andreo yang baru akan masuk kamar mereka juga jadi ikutan tertegun.

Arion loh ini. Kenapa…..mendadak manja begini??

"Cuma malam ini aja kok. Besok-besok mama cuma buat papa aja."

"….."Varo tak mampu berkata apapun, ia hanya merasa tersingkir dan akhirnya menatap Lily sambil memanyunkan bibirnya, berharap istrinya itu tau kode ini. Ia meminta Lily menolak keinginan Arion.

"Boleh kok." Lily tersenyum senang. Sudah lama sejak terakhir kali Arion tidur hanya berdua dengan Lily dan sepertinya si kecil itu punya niat mengungkapkan isi hatinya yang selama ini ia pendam.

Varo tambah manyun.

"Papa nggak usah sedih begitu dong. Kak Rion kan cuma mau bobok sama mama malam ini aja." Andreo berusaha menenangkan Varo.

Kamu nggak ngerti kesedihan papa mu ini nak.

"Papa…papa kan sudah besar, dulu papa sering bobok di kamar kami karena papa takut bobok sendirian kan!. Nah sini, Sena temenin bobok di kamar kak Rion."

"……."

Alandra meraih tangan Varo. "Biar Andra bacain buku, papa suka buku dongeng putri tidur kan!, Papa dulu sering bacain buku itu. Nah, sekarang giliran Andra yang bacain."

Lily menutup mulutnya, menahan tawa. Sementara Varo akhirnya mengangguk setuju.

Begitu Varo dan si kembar masuk kamar, Lily dan Arion juga masuk kamar yang bersebelahan dengan mereka.

Arion melompat ke atas tempat tidur dengan senang. Hal ini mengingatkan Lily dengan kejadian dulu, seingatnya Arion sangat excited sebelum tidur dan akan menunggu dengan senyum mengembang sampai Lily dan Varo berbaring bersamanya di tempat tidur.

Arion berbalik menghadap Lily, meraih jemari mamanya itu dan tersenyum ke arahnya. "Arion boleh curhat??, Tanya anak kecil itu.

Lily mengangguk.

"Rion….boleh telepon atau video call ke luar negeri sering-sering nggak??."

Lily berpikir kalau Arion ingin lebih sering menelpon teman-teman barunya yang dari Korea. "Boleh kok." Jawab wanita itu.

Rian tersenyum senang. "Rion.....udah lama pengen sekolah. Sekarang Rion sudah sembuh, jadi….apa Arion udah boleh sekolah??."

Lily mengangguk lagi. Ia mengelus pipi Arion dengan penuh sayang. "Boleh kok, mama dan papa rencananya emang mau masukin Rion sekolah."

"Rion pengen sekolah di tempat Yong Ji."

"Yong….Ji??. Anaknya om Jung Taek Won yang…orang…

"Korea. Iya. Rion pengen sekolah di sana."Arion memotong perkataan Lily.

Lily tidak mampu menjawab, ia heran kenapa Arion ingin sekolah di sana. Ia akhirnya bertanya. "Tapi……tempatnya kan jauh. Mama….susah buat ke sananya."

Arion mengelus pipi Lily sambil tersenyum. "Tapi seingat Rion papa sering pergi ke sana bahkan juga pernah bolak balik."

"……"

"Terus papa kan juga punya rumah di sana. Rion udah tes ujian masuk kok, buat dapat beasiswa dan udah dapat balasan dinyatakan lulus. Kalau papa dan mama khawatir, Yong Ji bilang, Rion boleh tinggal di rumahnya, di sana banyak bodyguard handal yang bisa jagain Rion."

Lily kembali terdiam. Hal seperti ini lebih baik dibicarakan dengan Varo, karena bukan hal yang mudah untuk mengizinkan Arion tinggal jauh dari rumah.

"Sebenarnya….Rion mau bilang ke papa, tapi pasti langsung nggak diizinin. Makanya Rion mau bilang ke mama lebih dulu, kalau mama oke, papa pasti nurut aja."

"……" Benarkah???

"Iya. Papa kan sayang sama mama dan selalu nurutin perkataan mama."

Aku bahkan nggak yakin hal itu. Lily menarik nafas dalam. "Rion…..kenapa mau sekolah di sana??."

"Rion….." Anak kecil itu menarik nafas dalam. "Mama jangan ngetawain Rion ya!." Pintanya sebelum mulai bercerita.

"Kak Ciel bilang kalau golongan darah dalam satu keluarga itu harusnya sama. Seperti, golongan darah mama A dan papa B, harusnya anak mama dan papa golongan darahnya A atau B atau AB, tapi kenapa golongan darah Rion O."

"……"Darimana kamu tau hal itu??

"Sebelum kita keluar Rumah Sakit, karena Rion masih lemah, Rion dapat tambahan darah dan di sana tertulis O. Lalu ada beberapa suster yang bergosip, mereka pikir Rion tidur. Mereka bilang kalau Rion bukan anak mama dan papa, Arion anak angkat. Rion awalnya nggak ngerti, makanya Rion tanya ke kak Ciel."

"Rion….sedih sih dulu waktu tau kalau Rion bukan anaknya mama sama papa, tapi sekarang Rion nggak apa-apa kok, mama sama papa kan selalu sayang sama Rion." Arion tersenyum dan kembali mengelus pipi Lily.

"Dulu….kita pernah ke rumah papa di Korea kan!, Rion ingat kita pernah masuk ke ruangan yang penuh foto, Rion ingat samar-samar mama pernah bilang kalau yang di foto itu adalah mamanya Rion juga. Rion….pengen lihat foto itu lagi. Makanya Rion…pengen ke Korea."

"……" Lily heran sendiri bagaimana Arion bisa mengingat hal itu padahal dulu ia masih sangat kecil. Tapi Lily memilih untuk tetap diam.

"Rion janji bakal sering telpon dan video call sama mama, papa dan juga Sena, Alandra dan Andreo. Kalau ada libur Rion pasti liburan di sini, terus Rion yakin papa pasti bakal sering ngajakin mama dan adik-adik buat jenguk Rion di sana. Rion janji nggak akan nakal, janji bakal jadi anak baik dan dapat nilai tinggi biar mama dan papa bangga sama Rion. Jadi….boleh ya??."

Lily tak berani menjanjikan jawaban 'iya'. Meski hal itu membuat Arion sedikit kecewa, tapi Lily berjanji padanya bahwa ia akan membujuk Varo setuju dengan keinginan Arion.

🌺🌺

Begitu Arion tertidur, Lily menyelinap keluar kamar dan mengetuk kamar Arion, ia tau Varo belum tidur atau lebih tepatnya tidak bisa tidur.

Varo tentu saja dengan sangat senang menyambut Lily yang tersenyum. Mereka seperti melakukan hal buruk namun lucu di belakang anak-anak mereka.

Sekarang, Varo dan Lily berbaring saling berpelukan di sofa ruang tamu. Lily menyampaikan keinginan Arion dan hal itu juga membuat Varo terkejut.

Sulit bagi mereka berdua mengabulkan keinginan itu, tapi ketika melihat Arion yang jarang meminta sesuatu itu, sangat berharap. Keduanya menjawab bahwa mereka akan memikirkannya terlebih dahulu.

"Rion baru berusia 10 tahun sekarang, jadi tidak mungkin kita mengizinkannya. Aku….tidak yakin kalau dia bisa bertahan, bagaimana kalau terjadi apa-apa?!. Di tambah….dia sepertinya penasaran tentang orang tua kandungnya."

Varo merangkul Lily, ia sangat sadar kalau Lily sangat menghawatirkan Arion, begitu juga dengan dirinya. "Mungkin sudah saatnya kita menjelaskan siapa Arion, aku tidak mau dia salah paham pada kita. Besok, kita bawa Arion ke makam ayah dan ibunya."

Lily mengangguk setuju. Dan mereka akhirnya tidur bersama di sofa ruang tamu.

Arion terbangun jam 2 pagi dan menyadari Lily tak ada di sampingnya. Ia keluar kamar dan melihat mama dan papanya tertidur di ruang tamu. Arion tersenyum, ia ingat dulu ia tidur di tengah-tengah antara Varo dan Lily, namun sekarang ia sudah terlalu besar untuk melakukan hal itu.

Arion berniat mengambil kasur tipis dan berpikir ingin tidur di sana juga. Ia berbalik dan terkejut mendapati si kembar entah sejak kapan berdiri di belakangnya, ikut memperhatikan orang tua mereka.

Alandra dan Andreo dengan cekatan memindahkan meja sementara Sena meminta Arion untuk memindahkan kasur tipis dari kamar ke ruang tamu. Mereka bahu membahu tanpa membuat suara sedikitpun dan akhirnya tidur di bawah sofa tepat di samping Varo dan Lily.

Arion menyelimuti adik-adik nya, lalu berbalik untuk menyelimuti Varo dan Lily. "Selamat tidur ma, selamat tidur pa. Semoga mendapat mimpi indah."

🌸🌸🌸

Bab selanjutnya :

https://www.kaskus.co.id/show_post/5...94d050e94e8e85
Diubah oleh cicimasni 04-05-2020 01:52
abellacitra
tariganna
nona212
nona212 dan 18 lainnya memberi reputasi
19
848
3
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread•42.4KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.