Hikmah Selalu Tersimpan di Balik Kebaikan, Akibat Berkah Memberi

Ane pernah melihat kejadian yang membuktikan bahwa sebuah kebaikan berdampak besar bagi orang lain dan bagi si pemberi. Waktu itu, suasana sudah sore dan tampak seorang ibu-ibu berpakaian sederhana sedang berjalan membawa seplastik cabai sambil memegangi perutnya. Ia tampak berjalan lesu ke sana ke mari terlihat seperti ingin menawarkan cabai yang dibawanya. Ada yang menolaknya secara halus, tapi tak jarang pula yang terlihat menolaknya dengan memaki-maki. Ibu itu terus berjalan dengan wajah bersimbah peluh, tapi ia tampak tak mau menyerah dan terus berjuang demi bisa menjual cabai di genggamannya. Sampai suatu ketika, ia bertemu dengan seorang wanita dan ia tampak kembali mencoba menawarkan cabai tersebut.

"Assalamualaikum Bu."

"Waalaikumsalam, ada apa Bu?"

"Maaf Bu, jika saya mengganggu waktunya. Saya ingin menawarkan cabai ini untuk ibu. Harganya murah, Bu. Cuma 10 ribu aja, cukup untuk saya makan. Kasihani saya Bu... Saya udah gak makan dari kemarin. Saya mohon..." ucap ibu berpakaian sederhana dengan penuh iba.

"Ya Allah, Bu... Kasihan sekali Ibuk. Saya gak usah beli, deh. Cabainya buat ibu aja. Ini saya kasih uang buat ibu beli makan," balas ibu penolong tadi seraya menyodorkan beberapa lembar uang.

"Jangan, Bu. Saya mau jual cabai, bukan mau minta-minta. Jadi, ini cabainya tolong diterima ya, Bu," ucapnya sambil memberikan cabai, tapi ditolak halus oleh si penolong.

"Gak apa-apa, Bu. Lagi pula, saya juga ikhlas kok, ngasih uang ini ke Ibu. Gini aja, saya ambil aja sedikit cabainya, ya," balas si ibu penolong seraya mengambil segenggam cabai dari ibu penjual tadi.

"Terima kasih banyak ya, Bu. Semoga Allah membalas kebaikan yang ibu berikan kepada saya. Assalamualaikum," ucapnya sambil berjalan pergi.

"Iya, Bu. Sama-sama. Waalaikumsalam, hati-hati ya, Bu."

Si ibu penolong tampak melanjutkan perjalanannya, tapi sebuah peristiwa tak terduga menimpanya di tengah perjalanan. Seorang laki-laki berbadan besar tampak mencoba mengambil tas tangan berisi uang dari ibu tersebut.

"Tolong, ada jambret.. ada jambret," teriaknya meminta tolong, tapi keadaan sekitar masih sepi. Lalu tiba-tiba ia sepertinya ingat kalau masih menggenggam cabai. Tanpa pikir panjang, ia usapkan cabai itu ke wajah si pencopet. Akibatnya, si pencopet melepaskan tangan dan tas ibu tadi dan sibuk menyentuh matanya yang terasa perih.

"Nah, rasain kamu. Tolong... Tolong...!" teriaknya memanggil warga yang lewat.

Akhirnya, sejumlah warga yang datang pun berhasil menangkap si pencopet dengan mudah tanpa ada yang terluka. Ibu penolong pun berhasil selamat dan mendapatkan uangnya kembali.

Nah, itulah sepenggal cerita yang pernah Ane lihat menurut kisah nyata. Ternyata, jika kita berbuat baik, maka kita pun akan mendapatkan buah yang baik. Begitu juga sebaliknya. Jadi, di balik kita menolong sesama, percayalah Allah akan membalas kebaikan walaupun itu hanya secuil. Entah kapan waktunya, kita benar-benar membutuhkan, insyaAllah jika kita menolong saudara di saat kesusahan, Allah akan menolong kita kembali di saat kita benar-benar membutuhkan. Jadi, berbuatlah baik kepada sesama, agar hidup semakin berkah. Wallahu a'lam bis shawab.