Kebaikan itu terkadang bisa kita lakukan tanpa kita sadari. Bagaikan setitik air yang jatuh dari seng dan akhirnya menuju tanah, membasahi benih bunga dan membuatnya tumbuh. Bunga tersebut mekar dan memberi nektarnya pada lebah. Lebah akhirnya membuat madu yang akan dimakan manusia. Madu yang manis itu membuat siapa saja bahagia.

Bayangkan setetes air tersebut mampu membuat banyak orang bahagia. Begitu juga dengan, kadang kita merasa itu kecil namun ternyata manfaatnya besar sekali.

Kebaikan itu akan bergulir dan menjadi kebaikan yang lebih besar tanpa kita sadari. Bahkan hanya setetes air pun bisa menjadi kebaikan yang besar.

Pernah saya mendengar cerita dari guru ngaji saya. Terkisahlah seorang anak yang memberi uang pada pengemis. Pengemis tersebut ternyata menggunakan uang yang dia kumpulkan dari mengemis untuk modal usaha. Uang tersebut dia kumpulkan dan dia belikan motor. Dari motor tersebut dia pun beralih profesi menjadi ojol.

Dengan motornya sudah sering kali dia berbuat kebaikan seperti mengantar ibu hamil yang hendak melahirkan, menarik mobil yang mogok hingga mencari uang untuk bersedekah. Dia menggunakan motornya untuk melakukan hal hal baik dan berpahalalah dia.

Kebaikan itu memang dilakukan oleh si pengemis namun ada campur tangan si pemuda di dalamnya. Bagaimanapun uang yang dia berikan sudah menjadi bagian dari motor tersebut. Uangnya dan juga ratusan orang lain yang memberi uang pada pengemis tersebut.

Kebaikan kita memang kecil namun bila digabungkan dengan kebaikan lain bisa menjadi sesuatu yang memberikan kebaikan yang besar. Layaknya roda yang bergulir, semakin lama semakin besar.

Seperti itu jugalah program kebaikan cendol kaskus. Satu cendol memang tidak terlihat berarti namun bagaimana bila satu juta cendol? Kebaikan yang kita kumpulkan sudah menjadi bantuan apd bagi tenaga medis.

So, apa yang menghalangimu untuk berbuat kebaikan? Jangan pernah berpikir bahwa tindakanmu tidak ada arfinya karna sekecil apapun kebaikan kita dapat berefek besar. Jadi, jangan ragu untuk beramal.