Dalam hitungan hari lagi, tepat setahun aku mengenalmu. Sudah banyak hal kita lalui meskipun pada akhirnya kita tak menjalin kisah romantis bersama. Berakhir dengan hanya menjadi teman biasa dengan perasaanku yang masih tidak biasa padamu hingga saat ini.

Semua ini berawal ketika kamu mendekatiku dan ingin mengenalku lebih jauh. Kamu meminta kontakku dan kamu menghubungiku. Intuisiku berkata kamu bukanlah orang jahat yang ingin menyakitiku. Intuisiku mengarahkanku untuk menerimamu dan berbicara lebih banyak denganmu. Dari sekian orang yang berusaha mendekatiku, cuma kamu yang lolos dari screening intuisiku. Ditambah aku suka attitudemu yang gentle ketika pertama kali mengajakku berbicara kala itu.

Sejak hadirmu, hari-hariku jadi lebih berwarna. Aku jadi lebih banyak tersenyum. Aku jadi punya harapan lagi. Aku menyukaimu. Dan makin hari perasaan itu berubah menjadi sayang. Aku ingin mengenalmu lebih jauh tapi entah kenapa aku belum bisa menembus dinding tak terlihat di antara kita. Aku merasakan itu dan aku lebih memilih untuk tidak peduli karena aku sudah kepalang tanggung denganmu. Perasaan ini sudah terasa di ubun-ubun kepalaku. Seandainya kamu mengajakku untuk pacaran, aku sudah pasti menerimamu. Tapi kenyataan berkata lain.

Di tengah-tengah fantasiku yang sedang terbang ini, tiba-tiba kamu memberitahu bahwa kamu kembali ke pacarmu. Iya, pacarmu yang kamu bilang sudah putus dan renggang itu. Perasaanku hancur seketika. Seakan tidak percaya dengan apa yang aku terima ini. Kepercayaan diriku hancur merasakan sakitnya hatiku. Aku menangis tiap malam merayakan kesedihan dan kehancuran yang kamu berikan untukku.

Kini kita tak lagi sama. Kamu sudah bahagia dengannya. Sedangkan aku di sini masih tertatih berjuang untuk bangkit dari sakit hati yang kamu berikan. Kamu sekarang sudah tidak peduli denganku. Kamu hanya menganggapku teman biasa yang tidak ada bedanya dengan teman-temanmu yang lain. Kenapa kamu lakukan semua ini ke aku? Aku salah apa hingga kamu memperlakukanku seperti ini?

Jujur saja aku sekarang merindukan kamu yang dulu. Aku merindukan setiap waktu yang kita lalui bersama. Aku merindukan kita yang dulu, sebelum kamu memutuskan untuk menghancurkan hatiku. Aku menyukai itu semua. Ijinkan aku menyimpan ini semua sebagai kenangan terindah yang kamu berikan untukku.

Maaf aku tidak bisa menjadi seperti apa yang kamu mau. Maaf aku tidak bisa membuatmu bahagia. Maafkan aku. Hanya dia yang bisa membuatmu bahagia. Hanya dia yang bisa mengerti kamu. Hanya dia yang bisa menerimamu. Bukan aku.

Terimakasih kamu sudah hadir ke hidupku yang berantakan ini. Terimakasih atas kenangannya. Terimakasih atas cerita yang kita bangun bersama. Terimakasih kamu sudah menemukanku kala itu.