Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Mengenang Marsinah, Aktivis Buruh yang Namanya Akan Selalu Dikenang Sebagai Pahlawan

hvzalfAvatar border
TS
hvzalf 
Mengenang Marsinah, Aktivis Buruh yang Namanya Akan Selalu Dikenang Sebagai Pahlawan
Mengenang Marsinah, Aktivis Buruh yang Namanya Akan Selalu Dikenang Sebagai Pahlawan

Mengenang Marsinah, Aktivis Buruh yang Namanya Akan Selalu Dikenang Sebagai Pahlawan

Buruh saat ini masih menjadi salah satu profesi dalam kasta rendah. Mungkin karena pekerjaan yang dilakukan lebih mengandalkan tenaga. Secara umum pengertian Pekerja/Buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Namun, pada dasarnya ada dua macam sebutan untuk buruh. Pertama buruh kerah putih, ini ditujukan bagi para pekerja yang menggunakan tenaga otak ketika bekerja atau biasa disebut buruh profesional. Kedua buruh kerah biru, istilah digunakan untuk para buruh atau pekerja yang lebih banyak menggunakan otot/tenaga ketika melakukan pekerjaannya.

Persepsi kaum buruh yang secara tingkat sosial dianggap rendah masih tertanam hingga sekarang. Karena itu untuk menaungi para buruh ini, maka aktivis buruh membuat sebuah organisasi atau persyarikatan. Agar buruh mampu mengeluarkan aspirasinya. Di Indonesia sendiri, satu-satunya Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) merupakan persyarikatan yang diakui pemerintah pada 1973.

Mengenang Marsinah, Aktivis Buruh yang Namanya Akan Selalu Dikenang Sebagai Pahlawan

Dalam perjalanannya, kaum buruh ini nyatanya kerap kali mendapatkan diskriminasi, upahnya tak dibayarkan, dan gaji yang tak sesuai. Maka tak heran jika para buruh sering kali mengadakan perlawanan terhadap perusahaan tempat mereka bekerja. Banyak sekali kisah-kisah heroik para buruh demi menuntut kesehjateraan hingga nyawa menjadi taruhan.

Ya seperti kisah Marsinah seorang buruh yang sangat kritis, tak pernah mau mengalah pada nasib, bahkan namanya akan selalu dikenang sebagai pahlawan. Sikapnya memilih jalan untuk melawan ketidakadilan mengantarkannya pada hakikat hidup sebenarnya.

Mengenang Marsinah, Aktivis Buruh yang Namanya Akan Selalu Dikenang Sebagai Pahlawan

Marsinah adalah seorang wanita yang lahir di Nganjuk, 10 April 1969. Sejak usia dua atau tiga tahun, ia sudah ditinggal mati oleh ibundanya. Anak kedua dari tiga bersaudara itu kemudian diasuh oleh neneknya yang juga ikut tinggal bersama sang bibi. Buah hati dari Sumini dan Mastin ini kemudian menempuh pendidikan tingkat dasarnya di SD Karangasem 189, Kecamatan Gondang. Selanjutnya ia bersekolah di SMP N 5 Nganjuk. Pendidikannya terus berlanjut ke tingkat atas di SMA Muhammadiyah.

Kemandirian Marsinah sudah terlihat sejak kecil. Ia sangat memahami sekali kondisi ekonomi nenek dan bibinya, hingga gadis kecil itu memanfaatkan waktu luangnya untuk berjualan makanan ringan. Marsinah memang tumbuh menjadi anak yang berbeda dari yang lain. Ia lebih dewasa dari teman sebayanya yang masih asyik bermain. Namun, tidak bagi Marsinah, ia lebih memilih untuk belajar dan membaca dalam mengisi aktivitas hariannya.

Mengenang Marsinah, Aktivis Buruh yang Namanya Akan Selalu Dikenang Sebagai Pahlawan

Semangat belajarnya membuahkan hasil dengan terus mengukir prestasi ketika sekolah. Kenyataan hidup membuatnya harus memupus cita-citanya bersekolah lebih tinggi. Setelah lulus di SMA Muhammadiyah pada 1989, ia memilih merantau ke kota. Karena di desa buruh tani sudah sulit sekali mendapat bagian pekerjaan sebab kehadiran tekhnologi saat itu.

Nasib membawanya ke Surabaya, setelah surat lamarannya diterima oleh pabrik sepatu BATA di kota Pahlawan tersebut di tahun 1989. Setahun bekerja di BATA kemudian ia pindah ke pabrik arloji Empat Putra Surya di Rungkut Industri. Semangat tinggi belajar Marsinah nampaknya tak pernah padam. Hal itu terbukti ketika ia berinisiatif untuk kursus komputer dan belajar bahasa Inggris. Selain itu, gadis asal Nganjuk tersebut tidak pernah tertinggal informasi karena kegemaran membacanya.

Mengenang Marsinah, Aktivis Buruh yang Namanya Akan Selalu Dikenang Sebagai Pahlawan

Awal perjuangan Marsinah dimulai ketika ia menjadi pelopor perlawanan terhadap perusahaan tempatnya bekerja. Pada pertengahan April 1993, gubernur Jawa Timur saat itu memberikan surat edaran terkait kenaikan upah buruh sebesar 20% yang harus dilaksanakan oleh pengusaha. Tapi, perusahaan tersebut tidak serta merta menanggapi keputusan gubernur tersebut. Hingga membuat Marsinah dan rekan buruh lainnya resah.

Pada 3 Mei 1993, keresahan para buruh menghasilkan perjuangan. Buruh PT. CPS (Catur Putra Surya) melakukan aksi mogok kerja dan menuntut kenaikan upah yang semula Rp1.700 menjadi Rp2.250. Marsinah bergerak, ia mendatangi kantor Depnaker Surabaya untuk meminta data upah pokok miniamal regional. Hal itu dilakukan, agar tuntutan mereka memiliki bukti yang kuat.

Mengenang Marsinah, Aktivis Buruh yang Namanya Akan Selalu Dikenang Sebagai Pahlawan

Perjuangan terus dilakukan oleh Marsinah dan buruh lainnya. Pada 4 Mei 1993 mereka melakukan unjuk rasa dengan membawa 12 tuntutan. Aksi buruh terus dilanjutkan sampai 5 Mei 1993. Marsinah dan 14 temannya diajak berunding oleh pihak perusahaan. Namun, di hari yang sama pula 13 buruh diminta datang ke Komando Distrik Militer (Kodim) Sidoarjo. Di sana mereka dipaksa menandatangani surat pengunduran diri dari PT. CPS. Marsinah tak tinggal diam ia segera mendatangi Kodim Sidoarjo dan menanyakan keadaan teman-temannya.

Mengenang Marsinah, Aktivis Buruh yang Namanya Akan Selalu Dikenang Sebagai Pahlawan

Kemudian, aksi Marsinah belum juga berhenti. Ia berniat menuntut Kodim Sidoarjo karena telah membuat surat palsu. Pasalnya tidak ada PHK yang dilakukan oleh pihak PT. PCS dan tuntutan mereka diterima oleh perusahaan. Namun, niat Marsinah itu tak pernah terlaksanakan karena diketahui gadis energik tersebut hilang diculik. Pada 6 Mei 1993, hari libur Waisak hingga para buruh tidak bekerja. Namun, ketika para buruh kembali bekerja tak ada yang melihat lagi keberadaan sosok Marsinah. Pada 8 Mei 1993, akhirnya Marsinah ditemukan dalam keadaan tak bernyawa dengan kondisi yang sangat memprihatinkan di sebuah gubuk pematang sawah di Desa Jagong, Nganjuk.

Selanjutnya jasad Marsinah dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan visum. Hasilnya terdapat luka robek tak teratur sepanjang 3 cm di tubuhnya. Kemudian luka itu menjalar mulai dari dinding kiri lubang kemaluan hingga ke rongga perut. Di dalam tubuhnya ditemukan serpihan tulang dan tulang panggul bagian depan hancur. Tidak hanya itu, selaput dara Marsinah robek. Kandung kencing dan usus bagian bawahnya memar. Rongga perutnya mengalami pendarahan kurang lebih satu liter.

Mengenang Marsinah, Aktivis Buruh yang Namanya Akan Selalu Dikenang Sebagai Pahlawan

Tapi, otopsi kembali dilakukan setelah ia dimakamkan. Pada visum menghasilkan temuan baru yakni tulang panggul bagian depan hancur. Tulang kemaluan kiri patah berkeping-keping. Tulang kemaluan kanan patah. Tulang usus kanan patah sampai terpisah. Tulang selangkangan kanan patah seluruhnya. Labia minora kiri robek dan ada serpihan tulang. Ada luka di bagian dalam alat kelamin sepanjang 3 sentimeter. Juga pendarahan di dalam rongga perut.

Tanggal 30 September 1993 telah dibentuklah Tim Terpadu Bakorstanasda Jatim untuk mengungkap kematian Marsinah. Hasilnya ditangkaplah 8 petinggi PT. CPS. 18 hari kemudian mereka sudah ditahan polda Jatim. Diketahui para tersangka ini dipaksa mengaku telah melakukan pembunuhan terhadap Marsinah.

Mengenang Marsinah, Aktivis Buruh yang Namanya Akan Selalu Dikenang Sebagai Pahlawan

Namun, nyatanya penyelidikan Marsinah tersebut tak lebih dari rekayasa belaka. Para tersangka tersebut, hanya dihukum ringan bahkan ada yang dibebaskan. Perihal siapa sebenarnya yang membunuh Marsinah sampai saat ini belum terungkap.

Marsinah memang telah tiada, namun semangat perjuangannya menuntut keadilan terus membara di dalam darah para buruh. Demi upah 550 rupiah Marsinah harus merenggang nyawa. Tapi, bukan nilai rupiah yang dilihat. Perjuangan akan sebuah hak manusialah yang membuat Marsinah rela mengorbankan hidupnya.

Mengenang Marsinah, Aktivis Buruh yang Namanya Akan Selalu Dikenang Sebagai Pahlawan

Di luar sana, masih banyak buruh yang hanya terdiam, membeku tak berani melawan oleh sistem ekonomi kapitalis. Belum lagi harus berhadapan dengan tirani kekuasaan yang justru dengan tega merudapaksa hak rakyatnya sendiri demi sebuah kepentingan pribadi. Kisah Marsinah bukan hanya untuk dijadikan sebagai cerita belaka, namun jauh dari itu semua adalah kegigihan perjuangan melawan ketidakadilan. Bangkit melawan atau mati tertindas. Begitulah sejatinya pesan yang ingin disampaikan Marsinah lewat lakon kehidupannya.

Sumber :

1

2

3
Diubah oleh hvzalf 02-05-2020 13:35
Kutuloncat373
rirandara
fachri15
fachri15 dan 62 lainnya memberi reputasi
63
2.8K
68
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread83.9KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.